DUABELAS

3.2K 422 30
                                    

Ini adalah kali pertama Kill bisa keluar dari istana sejak menginjakkan kaki pertama kali di kekaisaran ini. Kecilnya ruang geraknya membuat Kill mulai bosan dengan lingkungannya. Sehingga kebebasan hari ini akan ia manfaatkan semaksimal mungkin.

Sesuai dengan rencana mereka, setelah selesai membeli persenjataan yang di butuhkan, mereka kembali berjalan menuju hutan perbatasan, yang memang selalu di jadikan tempat berburu. Hutan ini adalah wilayah netral. Seperti yang di ceritakan dalam novel, dunia disini hanya memiliki tiga benua. Kerajaan tempatnya tinggal saat ini menguasai satu benua penuh sedangkan ada satu lagi kekaisaran yang menguasai benua lainnya. Benua tersisa masih tidak jelas di ceritakan siapa penguasanya, namun kaum bar-bar tersebar luas di seluruh benua. Kaum yang selalu menjadi momok kegagalan kekaisaran nantinya. Itulah salah satu tujuan Kill. Ia perlu menguasai kelompok kaum bar-bar, sehingga kekuasaan yang ia miliki sama kuatnya dengan kekuasaan Xu Fei, yang merupakan seorang Kaisar.

"Anda yakin ingin berburu sekarang Putri? Setau saya, saat ini Yang Mulia Kaisar Xu Fei saat ini sedang melakukan pertemuan dengan para pemimpin pengikutnya dengan dalih berburu bersama" jelas Ra Moy mengingatkan majikannya itu.

"Tidak masalah! Dia tidak akan mengenali kita. Aku cuma mau berburu hewan dan bukannya manusia" jawab Kill santai. Belati barunya sudah terpasang aman di pinggangnya.

Alat yang ia gunakan untuk berburu kali ini adalah panah. Kill ingin menguji kemamampuan berpanahnya kali ini. Gadis itu mungkin ahli menggunakan berbagai senjata, namun benda yang paling ahli ia gunakan adalah belati dan senjata api. Bersetifikasi sebagai penembak jitu, Kill berharap kemampuan memanahnya juga bisa tepat sasaran saat ia menggunakan senjata api.

"Jika target buruanku hari ini adalah beruang, dimana titik fokus untuk melumpuhkan mereka?" Tanya Kill polos. Pasalnya, tubuh beruang itu besar dan ukuran mereka bahkan bisa mencapai tiga kali lipat ukuran tubuh manusia dewasa. Jika Kill memakai senapan api atau angin, ia bisa dengan mudah melumpuhkan buruannya. Namun jika ia hanya memakai panah atau belati, Kill tidak yakin senjatanya dapat menembus organ pusat dari buruannya.

Namun ternyata pertanyaan Kill membuat kedua pengawalnya tampak ngeri. Pasalnya, Kill yang mengajukan pertanyaan seperti itu jelas membuat mereka meragukan keselamatan mereka. Sekali lagi, tolong di ingat saat ini mereka ada dimana. Ini adalah hutan netral, tempat dimana banyak hewan buas yang bisa kapan saja menyerang mereka.

"Kenapa?" Tanya Kill polos, saat tidak mendengar jawaban dari kedua pengawalnya.

Namun sebelum salah satu pengawalnya menjawab pertanyannya, mereka di kejutkan dengan suara gerakan yang terdengar buru-buru. Kedua pengawalnya langsung bergerak cepat membuat posisi melindungi Kill. Mereka bertiga menatap awas ke sekeliling mereka.

Gerakan terburu-buru itu terdengar semakin menjauh dari mereka dan Kill bisa menyimpulkan bahwa target yang melakukan gerakan itu bukanlah mereka. Hutan ini memang terlihat menyeramkan, lantaran tingginya pohon-pohon yang ada di sekeliling mereka serta ilalang yang tumbuh lebih tinggi dari pada tubuh manusia dewasa.

Kill yang penasaran akhirnya memilih naik ke atas pohon yang di dekatnya. Setidaknya, ia bisa melihat dari atas, apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Ketika sampai di atas, tubuh Kill membeku di tempat. Xu Fei serta beberapa orang sedang terkepung oleh beberapa hewan buas. Tampaknya gerakan terburu-buru yang ia dengar tadi adalah gerakan hewan-hewan buas yang terpikat bau darah. Salah satu rombongan dari Xu Fei tampak berdarah dan Kill yakin, orang itulah yang membangkitkan insting memburu dari hewan-hewan buas itu.

Hanya saja, ada satu pertanyaan Kill saat ini. Dimana para pengawal yang bertugas melindungi Kaisar itu? Mengapa Kill hanya melihat orang-orang tua, yang bahkan mengangkat pedang saja tidak sanggup.

Xu Fei mungkin mampu melakukan perlawanan untuk melindungi dirinya sendiri, namun bagaimana dengan para orangtua itu? Tidak ada yang tau bahwa masih ada hewan buas lainnya yang menungu dalam diam di dalam ilalang tinggi itu.

Tidak ingin melewatkan kesempatan berburu, Kill bertekad untuk memanah para hewan buas itu dari atas pohon. Toh jaraknya dengan Xu Fei hanya dua puluh meter.

Kill menghitung hewan-hewan itu dalam diam, lalu mulai mengambil panahnya. Gadis itu mengumpat kesal, saat menyadari bahwa panahnya kurang dua.

'Dia pasti bisa mengalahkan dua sisahnya' gumam Kill pelan dan mulai bersiap-siap untuk memanah.

Syunggg

Syunggg

Syunggg

'Satu'

'Dua'

'Tiga'

Kill dengan cepat melancarkan panah-panahnya, agar hewan buas itu tidak punya kesempatan untuk menyerang terlebih dahulu. Xu Fei serta kelompoknya bahkan tidak di beri kesempatan oleh Kill untuk memastikan bahwa seseorang menolong mereka.

'Tujuh'

Kill masih memanah dengan cepat. Tampaknya, kemampuan menjadi penembak jitunya cukup berguna dalam keadaan seperti ini karna Kill berhasil menargetkan kepala para hewan buas itu. Jika Kill memanah dalam jarak dekat, mungkin tekanan pada panah itu tidak akan membuat targetnya langsung lumpuh. Namun ketika dengan jarak jauh seperti ini, tekanan berat dari angin yang ia butuhkan mampu menembus tulang tengkorak hewan buas itu.

Xu Fei yang tersadar juga langsung menghunuskan pedangnya pada hewan buas yang berada di dekatnya, sehingga di saat Kill selesai memanah dengan panah terakhirnya, hewan buas yang mengelilingi kelompok itu berhasil di lumpuhkan semua.

Kill murni hanya ingin berburu dan bukan bermaksud membantu laki-laki yang akan menjadi suaminya nanti.

Setelah selesai dengan misinya, Kill turun dari atas pohon. Kedua pengawalnya masih dengan setia menunggu di bawah.

"Putri, ada yang mendekat!" Ucap Auron ketika kaki Kill sudah berhasil menapaki tanah kembali.

"Aku tau! Sekarang, kita yang menjadi target mereka. Ada dua belas orang, kalian bisa menyelesaikannya sendiri kan?" Tanya Kill santai. Pasalnya, Kill menyadari sesuatu saat berada di atas pohon tadi. Selain hewan buas, ada beberapa orang yang menunggu di balik pohon-pohon tinggi yang juga sedang menargetkan Xu Fei dan kelompoknya. Hanya saja, kini target orang itu malah beralih kepada mereka. Itulah mengapa Kill memilih turun dari atas pohon. Sejujurnya, ia percaya bahwa kedua pengawalnya mampu melumpuhkan orang-orang itu, selagi Kill duduk santai untuk beristirahat di depan pohon yang ia gunakan tadi.

Mendapatkan kepercayaan seperti itu, kedua pengawalnya langsung bergerak berusaha menghabiskan kedua belas orang itu dan Kill masih berada di tempatnya, menatap perkelahian itu dengan tenang. Kill bahkan masih tidak terganggu saat ternyata Xu Fei dan kelompoknya serta beberapa ksatria kini sudah berdiri tidak jauh dari tempat mereka.

Pandangan Xu Fei hanya mengarah kepadanya. Tampaknya laki-laki itu tahu bahwa dialah yang menyelamatkan mereka dari hewan buas itu. Untung saja saat ini mereka bertiga memakai masker, sehingga orang lain tidak bisa mengenali mereka.

Kill bersyukur, pengalamannya selama ini sangat bermanfaat saat ini. Terbukti dengan dirinya yang masih mempertahankan ketenangannya di depan orang yang berusaha ia hindari. Kill seakan tidak mempan dengan pengaruh itimidasi laki-laki itu. Namun berbeda dengan Putri Killa, yang akan memperlihatkan ketakutannya secara langsung. Hanya saja, sekarang ia sedang menjadi seorang Kill si pembunuh bayaran dan bukannya Putri Killa si anak bangsawan.

Tbc

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang