SATU

7.2K 595 13
                                    

Xu Kil La menatap bosan ke arah pertunjukan di depannya. Sungguh, setelah melewati hari yang sibuk, jelas perkelahian bukanlah yang ingin Killa lihat.

Ia hanya membutuhkan waktu sebentar untuk menikmati makan malamnya. Makanan pertama yang ia konsumsi setelah melewati hari yang melelahkan ini.

Noda darah pada pakaiannya serta darah dari tangannya yang tidak bisa hilang jika hanya tersiram air saja tidak mampu membuat nafsu makannya hilang. Namun pemandangan perkelahian dari depan sangat berhasil menghancurkan nafsu makannya.

Menghela nafas lelah, akhirnya Killa memutuskan untuk bangkit berdiri. Ia berjalan dengan santai menuju lingkaran perkelahian itu. Dan tanpa berpikir, menendang salah satu orang yang berkelahi. Lalu memberikan pukulan kuat kepada satu orangnya lainnya.

Sambil merilekskan tangannya, Killa menatap tajam dua orang itu. Gemuruh dukungan perkelahian itu seketika berhenti saat Killa berhasil menendang hingga orang itu tersungkur jauh. Jelas aura yang dikeluarkan Killa saat ini membuat mereka kicep seketika.

"Aku hanya butuh waktu sepuluh menit untuk makan. Setelah itu, lanjutkan pertandingan kalian" katanya dengan dingin lalu berbalik dan berjalan menuju ke arah mejanya, yang kini sudah terdapat berbagai jenis makanan.

Sebuah tato pedang yang membentuk gambar kupu-kupu di kening gadis itu jelas membuat mereka tidak bisa berkutik. Tato itu adalah ciri khas dari tangan kanan pemimpin Yakuza, yang terkenal sebagai pembunuh berdarah dingin. Apalagi profesi itu sesuai dengan gadis itu yang bernama Killa, alias Kill yang artinya bunuh.

Dan bukan rahasia umum juga bahwa kemampuan gadis itu sebenarnya melebihi pemimpin klan-nya. Hanya saja, karna malas berurusan dengan dokumen kerja sama, Killa merasa puas dengan profesinya.

Jika tidak ingin nyawanya hilang, sebaliknya mereka tidak boleh berurusan dengan gadis itu. Jelas mereka lebih menginginkan mati secara terhormat dari pada mengenaskan, yang bahkan anggota tubuhnya bisa saling terpisah karna dimutilasi oleh gadis itu dengan pedangnya.

"Nona Xu? Ini pesanan anda" seseorang mengiterupsi gadis itu saat sedang menikmati makan malamnya.

Namun bukannya marah, Killa tampak tersenyum puas saat mengenali packingan dari pesanannya. "Trimakasih Koro" katanya sambil mengedipkan salah satu matanya.

Jika dalam keadaan normal, Killa tampak seperti gadis seumurannya. Yang menyukai hal-hal romantis dan bersahabat. Sayangnya, profesinya malah menjauhkan dirinya dari laki-laki, dan satu-satunya cara agar bisa menikmati hal romantis, ia biasanya membaca sebuah novel. Itu sudah cukup untuk mengisi kehaluannya.

Dan pesanan yang baru diberikan oleh Koro adalah novel kesukaanya season kedua yang sudah dua bulan ia tunggu-tunggu. Jika pada saat itu Killa tidak mengancam penulisnya untuk membuat series kedua, mungkin novel itu tidak akan berlanjut. Killa paling benci jika harus disuruh menahan rasa penasarannya. Dan inilah hasil ancamannya, ia kini punya series novelnya.

Setelah melewati harinya yang lelah, Killa akhirnya menunjukkan semangatnya hari ini. Ia sudah tidak sabar ingin membaca novelnya.

"Aku akan cuti sampai dua hari ke depan. Tolong katakan itu pada boss" katanya lalu bangkit berdiri. Ia sudah tidak sabar ingin melanjutkan novelnya.

Cerita novel ini sama seperti novel romantis pada umumnya. Hanya saja, yang membuat cerita ini sedikit berbeda karna menceritakan kisah kerajaan seorang putri bangsawan yang menunggu giliran untuk di nikahkan kepada bangsawan lain. Belum lagi nama tokoh utama sama dengan nama dirinya, Kil La Lim.

Dalam novel pertama, sang putri sudah bertemu dengan calon tunangannya yang merupakan anak bangsawan dari kerajaan lain. Kedua keluarga berharap bersatunya hubungan mereka bisa mengangkat derajat mereka lebih tinggi lagi, yaitu sebagai bangsawan suci. Dan sialnya, novel itu tamat sampai disitu saja, dan tidak menceritakan apakah sang putri sudah menikah dengan laki-laki itu.

Killa hanya berharap, novel kedua ini bisa membayar lunas ekspetasinya mengenai keluarga yang sempurna.

^^^

Tiga hari kemudian, dengan wajah memerah marah, Killa berjalan menyusuri lobi sebuah apartemnt bersama Koro. Kali ini, dia akan benar-benar menebas penulis novel itu.

Berani sekali penulis novel itu membuat cerita seperti itu dan semua isinya sangat jauh dari ekspetasinya.

Tidak ada pernikahan bersama bangsawan. Bahkan keluarga gadis itu di esekusi mati oleh kaisar mereka sendiri hanya karna melakukan sebuah kesalahan kecil, yaitu menolak lamaran dari kerajaan. Dan karna itu, semua keturunan dari keluarga itu akan selalu di kucilkan.

Satu-satunya cara mengangkat derajat keluarganya kembali adalah, sang Putri harus menikahi kaisar dan menjadi Permaisuri di kerajaan itu. Kaisar dingin dan tidak berperasaan sepertinya sungguh sangat tidak cocok dengan Putri ceria seperti tokoh utama.

Permasalahannya adalah, selir-selir sang Kaisar tidak menyukai keberadaan Putri. Mereka melakukan segala cara untuk menyingkirkan Putri, termasuk membunuh.

Dan ending yang di tulis adalah bahwa sang putri akhirnya mati terbunuh karna terperangkap fitnahan yang di lontarkan salah satu selir.  Sungguh kisah tragis dan bukannya romantis seperti yang ia inginkan.

"Berani sekali kau membuat novel sad ending seperti itu!" Murka Killa marah. Gadis itu sama sekali tidak merasa teritimidasi dengan figura-figura patung sakral di sekelilingnya. Karna kedatangannya hanya untuk mendengar pernyataan sang penulis bahwa tulisan yang di berikan padanya adalah sebuah kesalahan dan bukan kisah yang sebenarnya.

"Sejak awal, memang seperti itulah novelnya nona. Saya tidak pernah mengklaim bahwa itu adalah novel romantis" ucap penulis itu dengan tenang dalam posisi menunduk di kaki Killa.

Killa tidak perlu mendengar ucapan penulis itu selanjutnya. Karna sejak awal, dia memang tidak akan mengakui kesalahannya.

Setelah mendapat perintah, Koro mendekat lalu menebas penulis itu dengan tidak manusiawi. Killa hanya menatap dengan amarah yang masih terkobar di dalam tubuhnya.

Sungguh, berani sekali orang itu mempermainkan dirinya.

Tidak ada yang boleh mempermainkannya. Merendahkan Kill sama saja mencari kematian. Tidak peduli siapapun itu. Killa akan singkirkan orang itu. Karna Killa memang dilahrikan sebagai mesin pembunuh.

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang