LIMA

3.5K 517 17
                                    

Kill berjalan menyusuri hutan setelah selesai membunuh tiga belas pemberontak. Suara dentingan pedang yang beradu tak jauh dari posisinya membuat Kill semakin waspada. Ia hanya berharap, tidak ada yang melihat aksinya sekarang, agar penyamarannya tidak terbongkar.

Namun saat melihat Aoron yang sudah terluka parah di tambah Ra Moi yang sudah tidak sadarkan diri di tanah membuat Kill berdecak. Ternyata anak buahnya masih belum memiliki kemajuan apa-apa.

Ia dengan segera mengambil pisau kecil yang tersembunyi di pinggiran pinggangnya, lalu melempar pisau itu ke arah musuh yang sedang berkelahi dengan Aoron.

Suara jeritan rintihan langsung menjadi suara backgroud hutan, karna Kill berhasil menarget pundak orang itu. Dan tanpa berpikir lagi, Kill langsung bergerak cepat, lalu menebas leher orang itu tanpa ampun. Yah, inilah bidang pekerjaanya yang sesungguhnya, yang tampaknya sudah mendarah daging di jiwanya, sehingga ia bisa melakukannya tanpa berpikir dua kali.

Aoron yang melihat itu jelas terpana. Ia begitu terpaku di tempatnya, karna melihat cara bertarung Putri Killa yang cepat dan tegas. Latihan yang mereka lakukan dalam beberapa hari ini jelas tidak ada apa-apanya dengan pemandangan langsung cara bertarungnya sang Putri. Tidak akan ada yang menyangka bahwa si Putri yang terkenal lemah lembut, ceria dan ramah ini mampu melakukan hal seperti ini. Aoron bahkan sempat melirik sekilas tatapan mata dari sang Putri, yang berhasil membuatnya merinding.

"Kau bisa berjalan?" Tanya Kill kawatir melihat keadaan kritis kedua prajuritnya.

Aoron mengangguk pelan, lalu meringis saat merasakan luka sayatan pada lehernya.

"Kita tidak bisa kembali ke tempat semula. Semuanya hangus terbakar. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup sekarang hanyalah mengungsi. Jadi kita harus lakukan pemberhentian mendadak" jelas Kill menilai keadaan kedua prajuritnya.

"Aku akan membawa Ra Moy bersamaku. Berusahalah sekuat tenaga untuk berjalan sendiri agar kalian bisa mendapat pertolongan pertama. Aku mendengar suara aliran sungat tidak jauh dari sini. Kita berkemah disana malam ini" perintahnya yang langsung di angguki oleh Aoron.

Kill memerintahkan Aoron untuk berangkat terlebih dahulu, agar tidak tertinggal di belakangnya nanti. Lalu ia berusaha mengangkat tubuh Ra Moy, agar lebih mudah menyeret laki-laki itu menuju tempat tujuan mereka.

Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk sampai ke tempat tujuan mereka. Kill dengan hati-hati meletakkan tubuh Ra Moy ke atas tanah yang datar, lalu membantu Aoron untuk duduk di samping Ra Moy sambil bersandar ke batang pohon.

Kill dengan sigap langsung mengambil air bersih menggunakan batok kelapa, lalu mulai membersihkan luka-luka kedua prajuritnya. Ia juga berjalan sedikit memasuki hutan untuk mencari sebuah tanaman.

Tak lama kemudian, Kill kembali sambil memegang tanama Yarrow, yang lebih di kenal sebagai gulma kayu di jaman tempatnya berada saat ini.

Tanaman daun seribu ini sangat efektif untuk luka, apalagi tanaman ini memiliki efek untuk meredahkan nyeri.

Kill berjalan ke sungai, lalu mulai mencuci daun dari tanaman Yarrow. Setelah merasa bersih, ia mulai menumbuk daun serta batangnya. Dengan telaten, Kill membaluti semua luka-luka dari kedua prajuritnya dengan hasil yang sudah ia haluskan.

Beberapa luka yang perlu di tutup agar tidak terkontaminasi oleh udara yang kotor, Kill dengan terpaksa mengoyak pakaian luarnya, sehingga ia hanya menggunakan satu lapis di luar pakaian dalamnya.

Setelah merasa sudah menyelesaikan hal darurat dan melihat Aoron akhirnya tertidur, barulah Kill menghela nafas legah. Ia harus melakukan segalanya agar Aoron dan Ra Moy tetap hidup hingga di akhir cerita ini.

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang