Sebuah undangan masuk ke istana miliknya pagi ini. Itu adalah undangan perjamuan makan siang bersama Xe Rum Na dan Xu Fei, sebelum laki-laki itu akan mulai semakin sibuk untuk persiapan perang.
Tampilan Kill saat ini sangat mengaggumkan. Terlihat seperti seorang Putri Bangsawan manja yang hanya bisa mengandalkan kecantikannya saja.
Dua orang dayang barunya serta dua pengawal sejatinya mengikuti langkah Kill dari belakang. Untuk sampai ke istana Rum Na, mereka akan melewati Istana pusat terlebih dahulu. Ketika mereka sampai di gerbang perbatasan kedua wilayah istana itu, Kill menghentikan langkah kakinya. Kepala gadis itu mendongak, melihat ketinggian dari tembok tinggi pembatas itu.
Menurut cerita novel yang ia baca, ini adalah tembok yang tadinya akan menggantung kepala milik keluarga Putri Killa, ketika gadis itu menolak lamaran sang kaisar dan tak lama kemudian setelah pernikahan, kepala Putri Killa yang di gantung di atas sana atas tuduhan meracuni Selir Rum Na.
Gadis itu bergidik ngeri memikirkan kerasnya perebutan kekuasaan di tempat ini. Hal itu mengingatkan kenangannya disaat ia kecil dulu. Kill adalah anak yatim pada saat itu. Umurnya hanya enam tahun dan Kill masih tidak mengerti mengenai kerasnya dunia. Ia hanya tinggal bersama mamanya, yang selalu mengusahakan sesuatu agar mereka setidaknya bisa makan sekali sehari.
Krisis moneter yang di alami negaranya pada saat itu, mengakibatkan banyaknya penduduk yang jatuh miskin dalam waktu singkat, termasuk keluarga Kill. Krisis itu mengakibatkan mereka menjadi tidak memiliki tempat tinggal. Kill bersama ibunya hanya bisa luntang lantung di setiap jalanan untuk tinggal dan makan. Lalu, wabah itu menyerang daerah mereka tinggal. Ibunya adalah salah satu orang yang terinfeksi wabah pada saat itu. Kill mengingat, dirinya dulu tidak mengerti apa itu kematian, sehingga setiap kali ia berpindah tempat, ia menarik tulang-tulang mamanya, karna tidak mengetahui bahwa mamanya telah lama mati. Penampakan itu menjadi hal biasa disana pada saat itu dan dalam waktu singkat, banyak anak-anak menjadi yatim piatu.
Setelah kejadian itu, akhirnya ada seseorang yang datang padanya. Seseorang yang mengaku sebagai pemilik panti berkedok asuransi ilegal.
Kill dan anak-anak lainnya di bawa ke tempat itu. Mereka di beri makanan dan tempat tinggal dan di daftarkan sebuah asuransi, namun seminggu kemudian, mereka di bagi menjadi beberapa tim. Pada saat itu, pemilik panti meminta mereka membunuh teman tim mereka sendiri, jika mereka ingin makan. Prinsip hidup yang di ajarkan pihak panti adalah, yang terkuatlah yang bisa hidup, dan yang lemah akan tersingkirkan. Jika mereka tidak ingin membunuh teman mereka, maka merekalah yang akan terbunuh.
Ketika teman-teman mereka meninggal, maka pihak panti akan mengklaim asuransi yang sudah mereka daftarkan terlebih dahulu untuk sebagai bayaran atas makanan dan fasilitas yang mereka nikmati.
Kill mengingat dirinya adalah angkatan 213 panti. Semua anak panti angkatan 213 meningggal semua dan hanya menyisahkan Kill seorang saja. Bisa dikatakan bahwa, Kill lah yang terkuat dari semua angkatan 213. Sejak kecil, ia sudah di didik untuk membunuh seseorang. Ketika umurnya sudah mencapai 16 tahun, pihak panti akan memasukkannya ke sebuah tempat prajurit bayaran, yang biasa di sewa oleh seseorang maupun instansi untuk berperang atau membunuh seseorang. Jadi bisa di katakan, sejak umur enam belas tahun hingga berumur dua puluh empat tahun, gadis itu selalu berpergian berperang.
Di misi terakhirnya, seseorang menyewanya untuk membunuh seorang ketua mafia. Kill menyelesaikan misinya dengan cepat dan tenang, tanpa meninggalkan jejak. Setelah itu, orang yang menyewanya memintanya ikut bergabung dan menjadi pemimpin dari mafia yang baru saja ia runtuhkan. Selama menjadi wakil pemimpin, Kill mengikuti beberapa misi tingkat tinggi. Seseorang yang mengetahui jalan kehidupannya langsung menamainya sebagai mesin pembunuh. Karna sudah tidak terhitung, berapa banyak orang yang sudah di bunuh oleh gadis itu hanya untuk bertahan hidup. Jelas saja, novel yang ia sukai dengan karakter favoritnya yang mati secara mengenaskan seperti itu, tidak masuk di akal Kill. Kill tidak terima dengan ending yang di bawakan oleh si penulis. Itulah mengapa saat ini ia bertekad untuk menyelematkan si pemilik tubuh dan menggantikan kepala orang-orang yang menyakitinya di gantung di atas dinding itu. Kill bersumpah akan mewujudkan itu.
Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan menuju istana Rum Na. Terkadang Kill sering kebingungan, sebenarnya status siapa yang lebih tinggi di bandingkan mereka berdua? Rum Na adalah anak dari perdana mentri dan Putri Kill adalah anak seorang bangsawan netral yang tidak berpihak ke kaisaran maupun kepada bangsawan. Namun wilayah kekuasaan milik keluarganya adalah wilayah kekuasaan yang terluas di bandingkan penguasa lainnya. Lalu, wilayah mereka adalah pusatnya ekonomi kekaisaran karna kesuburan dan kesejatraan masyarakatnya sangat tinggi. Tidak ada yang bisa menyentil wilayah mereka, lantaran mereka adalah wilayah netral.
Ketika ia sampai di pondopo yang menjadi tempat mereka makan siang bersama, Xu Fei dan Rum Na ternyata sedang minum teh bersama. Sebelum mendudukkan tubuhnya, Kill memberikan sapaan hormat sesuai etika kekiasaran pada Xu Fei terlebih dahulu.
Sejak kedatangannya, Kill tahu bahwa Xu Fei tidak mengalihkan tatapannya darinya sedari tadi. Entah apa yang sedang di pikirkan oleh laki-laki itu sehingga menatap ke arahnya.
"Hallo, selamat datang Putri Killa. Maaf saya baru bisa memperkenalkan diri sekarang. Ini adalah pertemuan kita yang pertama. Perkenalkan saya, Xe Rum Na. Semoga kita bisa saling mengakrabkan diri karna sebentar lagi kita akan menjadi keluarga" Rum Na memperkenalkan diri dengan anggun. Suaranya yang lemah lembut sudah cukup untuk menghipnotis orang-orang yang mendengarnya.
Keluarga, huh? Kill mencibir dalam hati. Walau begitu, Kill tetap memperkenalkan dirinya kembali, tak kalah sopan juga. Sedangkan Xu Fei hanya menjadi pengamat di tengah-tengah mereka.
Setelah perkenalan singkat itu, akhirnya makanan mereka di hidangkan. Selama makan siang berlangsung, Xu Fei dan Rum Na membicarakan perihal kaum bar-bar yang kembali melakukan sesuatu. Xu Fei menjelaskan beberpaa masalah yang di lakukan oleh kaum itu dan Rum Na mengomentari perilaku kaum bar-bar yang merupakan benih-benih dari pemberontak nantinya. Kill sama sekali tidak di masukkan dalam percakapan kedua orang itu.
Setelah membahas kaum itu, pembicaraan beralih ke perisiapan perang. Xu Fei tidak mengatakan apa-apa perihal surat anonim yang ia dapatkan di obrolan mereka. Kill hanya mendengar dan tidak memberikan respon apapun, termasuk ke pembahasan Rum Na yang akan mengambil alih kekaisaran selama Xu Fei berperang. Rum Na memamerkan bahwa dirinya sudah beberapa kali mengambil alih pemerintahan selama Xu Fei berpergian, termasuk saat Xu Fei sedang menjemputnya pada saat itu.
Pemerintahan kekaisaran ini sungguh kacau. Entah Xu Fei yang terlalu bodoh atau karna laki-laki itu memang lebih mempercayai perempuan itu, yang bahkan belum sah menjadi selirnya. Di istana ini, masih ada pemimpin lebih tinggi jabatannya setelah Xu Fei, yaitu ibu suri yang merupakan satu klan dengan keluarganya. Entah masalah apa yang terjadi pada dua orang itu, sehingga Xu Fei sama sekali tidak membiarkan Ibu Suri untuk mengambil alih pemerintahan dulu saat laki-laki itu pergi. Kill juga bukanlah gadis bodoh yang tidak mengerti arah pembicaran Rum Na. Gadis itu dengan sengaja membicarakan perihal pengambilalihan, untuk menekankan pada Kill, bahwa Rum Na adalah satu-satunya yang mendapatkan kepercayaan laki-laki itu seluruhnya. Kill tidak butuh kekuasaan. Ia hanya ingin bertahan hidup saja dengan keluarga putri Killa yang mendapat jaminan tetap terlindungi.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Kill.a
ActionKill adalah seorang gadis yang di besarkan untuk menjadi mesin pembunuh oleh sebuah kartel bawah tanah, yang terkenal akan kebejatannya. Seperti namanya, Kill tidak pernah berpikir dua kali untuk melakukan tugasnya, dia terkenal sebagai gadis dingin...