DUAPULUHTIGA

142 20 7
                                    

Keesokan harinya, tepatnya hari pertarungan dimulai, Desa itu terlihat berisik dengan orang barbarian yang mencoba peruntungan di pertandingan kali ini.

Untuk pertama kalinya, Ra Moy serta Auron melihat pemandangan seperti ini. Dimana semua pemimpin para klan beserta anggota-anggotanya berkumpul di satu tempat. Bagaimana tidak takjub, jika mereka bisa melihat semua orang yang diincar kekaisaran sedang berkumpul di satu tempat seperti ini? Entah bagaimana bisa, Putri yang mereka layani bisa mengetahui informasi seperti ini.

Mereka yang berpartisipasi serta yang datang hanya untuk menonton, diarahkan menuju sebuah lapangan seperti stadion olahraga. Ada sangat banyak orang disana, namun Kill bisa melihat beberapa pengunjung tampak gugup dan waspada. Apa lagi sesekali mereka melihat ke arah atas podium yang berisi para petinggi-petinggi organisasi.

Sebelum memasuki aula khusus para peserta, mereka diminta untuk mendaftar ulang diri mereka lagi. Ketika gilirannya tiba, Kill menyebutkan nama samarannya, Jin.

Ketika nama itu disebutkan, dua orang yang mengawas meja pendaftaran saling memandang dan Kill bisa menyadari bahwa mereka saling memberikan kode. Untuk urusan seperti ini, Kill bisa sangat sensitif dan instingnya dengan yakin menyatakan bahwa ada yang tidak beres dengan arena dan pertandingan ini. Lalu setelah para panitia mendapatkan jawaban hasil rundingan mereka, nama samaran Kill di tulis di sebuah kertas lain. Entah itu mereka sedang menandainya atau mereka telah mengeliminasi Kill.

Kill memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Ia bahkan tidak melewatkan pergerakan tangan para panitia yang menyembunyikan sesuatu di bawah meja. Kill tidak tahu itu apa, karena ia tidak bisa melihatnya secara jelas.

Namun ketika ia memasuki aula tempat para peserta, saat itulah ia menyadari apa yang sebenarnya yang sedang terjadi saat ini. Semua orang-orang ini, tepatnya para peserta yang mengikuti pertandingan itu, adalah kelompok orang-orang yang menjadi incaran para militer kekaisaran. Kepala mereka sangat bernilai karena sudah lama menjadi buronan para militer. Lalu kini pandangannya mengarah ke atas podium untuk memperhatikan para petinggi-petinggi dan saat itu ia menyadari apa yang sedang terjadi saat ini.

Pemburuan!

Pertandingan ini dilakukan untuk melakukan pemburuan. Dan tampaknya, alasan para bar-barian melakukan hal ini karena mereka ingin mendapatkan uang tambahan dalam jumlah besar dengan cepat. Apakah ini salah satu penentu perang yang akan terjadi di masa depan?

Perang membutuhkan banyak uang, dan pihak bar-barian tidak mungkin memiliki uang sebanyak itu untuk kebutuhan perang, walau ada banyak sponsor yang akan mensponsori mereka kedepannya. Dan lalu, mengapa penjelasan ini tidak pernah diceritakan dalam novel? Apa sebenarnya yang sudah ia lewat kan?

Pertandingan tetap di mulai. Kill juga tidak berniat untuk tidak menjalankan rencana awalnya, karena ia perlu memastikan apakah kesimpulannya benar atau tidak. Namun dewa berkata lain, pertarungan dilakukan secara serentak. Bisa dikatakan ini seperti pengeroyokan, karena semua peserta diminta untuk turun langsung ke lapangan dan mereka bebas membunuh siapapun. Satu orang yang tersisa akan menjadi pemenangnya.

Ketika banyak peserta yang menggunakan senjata seperti pedang dan kapak dalam pertandingan ini, Kill memilih tetap menggunakan belati terkutuknya. Karena ia harus bertanding sekarang, mau tidak mau dia harus melakukannya. Karena lalai sedikit, mungkin seseorang sudah menargetkan nyawanya.

Kondisi lapangan saat itu sangat panas. Panas akibat teriknya matahari serta panas karena suara riuh yang terdengar diantara bangku penonton yang menyoraki idola mereka. Kill yang memang sedikit terbelakang lantaran ukuran tubuhnya yang sangat berbeda jauh dengan para peserta lainnya, tidak membuat Kill kewalahan. Sebaliknya, dia membunuh lawannya dalam diam, yang membuat orang-orang tidak menyadari bahwa sedang ada pembantain di sekitar Kill.

Gerakanya luwes dan teratur. Bahkan Kill tidak perlu memberikan banyak tusukan pada lawannya, untuk menyingkirkan mereka. Hanya perlu satu sayatan pendek namun sangat dalam, sudah berhasil membuat lawannya terjatuh dan kehilangan nyawa dalam seketika.

Seseorang yang menjadi penonton VVIP yang sedari tadi menatap ke arah Kill tampak sangat terpukau dan terpaku. Gerakan Kill yang lihai saat menggunakan belati sudah cukup membuktikan bahwa peserta itu adalah orang yang terlatih dan profesional.

Hanya butuh waktu sedikit untuk Kill membereskan area belakang kerumunan. Kematian para peserta area belakang, memiliki motif yang sama, yaitu sayatan kecil di area atas tulang selangka dan darah merembes kemana-mana.

Karena pekerjaanya selama ini dan dengan banyaknya pengalaman yang telah ia lewati, membunuh banyak orang dengan waktu singkat, menjadi hal yang mudah untuknya. Karna itulah ia disebut sebagai mesin pembunuh.

Karena terlalu senyapnya cara Kill melenyapkan orang-orang itu, para peserta yang lain sampai tidak menyadari bahwa sudah ada setengah peserta yang telah gugur. Lebih dari setenganya, Kill lah yang menyelesaikannya.

Para pengawalnya yang melihat semua itu dari tengah tribun, tampak tidak bisa berkata-kata. Mereka terlalu takjub dengan pemandangan itu.

Mereka sudah mengetahui bahwa Nona yang mereka layani itu adalah orang yang keren. Namun sekarang, kata keren, sangat tidak cocok untuk Nonanya. Nonanya jauh berada di atas keren, yang selalu berhasil membuat mereka takjub.

Tidak hanya para pengawal gadis itu saja, Jay Choi, si wakil organisasi kaum bar-barian itu juga tampak terpaku di tempatnya, karena sedari tadi hanya memperhatikan satu objek saja, yaitu seorang dengan tubuh kecil yang saat ini sedang melakukan pembataian dalam diam di belakang para peserta.

Tubuh itu, gestur dan caranya bertarung, Jay Choi tidak akan pernah bisa melupakannya. Karena hanya orang itu satu-satunya yang mampu mengalahkannya. Bahkan hanya memperhatikan dari jauh seperti ini saja, tubuhnya dengan refleks ketakutan dan merinding, seakan masih ada trauma yang membekas.

Jay Choi berusaha menenangkan dirinya dan menekan kan pada dirinya, bahwa orang itu tidak menyadari keberadaanya dan ia akan baik-baik saja.

Tetapi sayangnya, penghiburan yang ia lakukan itu berakhir sia-sia, karena kini tatapan mereka berdua bertemu. Tatapan mata orang itu seakan memperingatkan, bahwa dia akan menjadi orang terakhir yang akan di bunuh olehnya.

Mereka hanya bertatapan mata sekilas, namun efek yang di berikannya membuat tubuh Jay Choi terduduk lemas. Ia salah mencari musuh, karena sekarang, ia yakin, dirinya dan seluruh organisasinya akan lenyap di tangan orang itu. Orang yang masih melakukan pembataian di bawah sana, tanpa meninggalkan jejak darah setetespun di pakaiannya. Sialan!!!!

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang