DUAPULUHEMPAT

332 44 23
                                    

Jay Choi tahu, bahwa sudah tidak ada masa depan di organisasi mereka lagi, jika ia tidak bergerak sekarang. Karena itulah, ketika para juri membunyikan lonceng untuk memberikan jeda pada peserta, Jay Choi dengan buru-buru meminta bawahannya untuk menemukan orang itu.

Jay tahu, nasib organisasinya sudah berada di ujung tanduk. Jika ia tidak segera menemui orang itu, maka habislah semua perjuangannya selama ini untuk organisasi yang telah ia bangun sejak awal.

Wokang, asisten dan satu-satunya orang kepercayaanya terlihat khawatir melihat pemimpinnya yang tampak resah.

Sejak kepulangan masternya dari misi terakhirnya yang gagal, Wokang selalu melihat masternya tampak tidak bernapsu untuk hidup, seakan motivasi yang ia pegang selama ini, menghilang entah kemana dan sekarang, ia bisa mengetahui bahwa saat ini adalah puncak dari keresahan masternya.

"Tuan, apa ada yang salah? Mengapa anda tampak khawatir?" Pada akhirnya, Wokang memberanikan diri.

Mendengar sebuah suara dari arah belakangnya, Jay baru menyadari bahwa ia sedang tidak sendirian.

Berbalik, ia bisa melihat wajah khawatir asisstennya.

"Wokang, kau tadi melihat orang yang membantai di belakang kan? Peserta yang mungil itu?" Tanya Jay penuh harap.

Wokang mengangguk.

"Dia! Kau bawa dia kesini sekarang juga! Bawa dia dengan penuh kehormatan, jadi jangan memperlakukannya dengan buruk. Lakukan apapun untuk membujuknya!" Perintah Jay, dan Wokang mengangguk.

Ketika kedua orang itu sedang membicarakan hal itu, seseorang dari balik pintu tampak terdiam dan bibirnya menyeringai ketika kepalanya mennyelesaikan potongan puzle-puzzle itu.

Organisasi mereka sejujurnya sedang dalam tahap perkembangan, dimana kali ini mereka berencana melangkah lebih jauh dengan menerima banyak misi yang biasanya selalu mereka tolak, karena tidak sesuai dengan prinsip organisasi.

Permasalahannya, rencana perkembangan itu tidak bisa terealisasikan, lantaran salah satu pemimpin mereka, yaitu Jay Choi yang merupakan salah satu pendiri, menolak rencana itu. Karena itulah, mereka berniat untuk mencari tahu kelemahan orang itu.

Dalam organisasi mereka, ada empat pemimpin dan salah satunya adalah Jay Choi. Tiga pemimpin sangat menyetujui rencana perkembangan itu, namun tidak dengan Jay. Dan tidak ada yang bisa mereka lakukan, karena Jay adalah pendiri organisasi ini.

Jay Choi yang mengambil kepemimpinan bidang pembunuh bayaran, sangat pemilih dalam memilih misi yang mereka dapatkan. Dirinya yang berada bidang prajurit bayangan, yang selalu mengetahui semua rahasia orang, karena itulah tugas mereka, menemukan rahasia semua orang, hingga rahasia terkecil mereka. Namun satu-satunya orang yang mereka tidak ketahui rahasia dan kelemahannya hanyalah Jay Choi. Dan saat ini, ketika ia melihat orang itu tampak resah dan khawatir, jelas dia tidak bisa melewatkannya begitu saja.

Ia mengetahui siapa yang dimaksud Jay dan karena itulah, dia bergerak duluan untuk menemukan target. Ia akan mencari tahu dari target itu, mengapa Jay Choi tampak takut dan resah. Dan jika memang target itu adalah kelemahan Jay, maka rencana pengembangan organisasi mereka, bisa teraslisasikan.

Namun, apa-apaan ini....

Mengapa posisinya seperti ini dan bukannya sebaliknya?

Ia, yang merupakan tangan kanan dari pemimpin kedua, Heonwon, yang sudah tidak perlu diragukan lagi kehebatan dan keahliannya selama ini, bisa menjadi tidak berdaya seperti ini?

Ia yakin tadi dirinya sedang mengintai orang itu sambil mencoba menemukan waktu yang pas untuk melaksanakan misinya. Namun tampaknya, targetnya ini orang yang sangat hebat, sehingga menyadari keberadaanya.

Haruskah ia menyerah? Namun, bagaimana nasib harga diri pemimpinnya nanti?

....

Kill sangat menyadari bahwa ketika ia mengungkapkan keahliannya, ia akan menjadi sasaran seseorang. Dan benar saja, ketika ia sedang beristirahat di sudut ruangan, ia bisa menyadari tatapan seseorang tak jauh darinya.

Pakaian hitam serta penutup wajah berwarna hitam? Kill jelas bisa menebak, siapa orang itu.

"Siapa kau? Pembunuh bayaran? Siapa yang mengirimmu?" Kill menatap tajam ke arah orang itu. Dan sesuai tebakannya, orang itu tidak membuka mulutnya.

Dengan penampilan seperti itu, Kill sebenarnya langsung menyadari bahwa orang itu adalah pembunuh bayaran. Hanya saja, ia tidak bisa menemukan alasan mengapa ia menjadi target orang itu, padahal ia tidak banyak berinteraksi dengan orang luar.

Ada belati kecil yang disembunyikan di balik pinggang orang itu. Ketika Kill memeriksanya, Kill menyadari bahwa di atas belati itu, sudah ada racun mematikan yang teroleskan. Racun yang dapat membunuh beruang setinggi 3 meter dengan mudah. Ia yakin, belati itu pasti sudah memakan banyak korban.

"Kau masih tidak mau menjawab?" Tanya Kill sambil mendekatkan belati orang itu ke wajahnya.

"Kalau kau ingin membunuhku, bunuh saja! Karena aku tidak akan mengatakan apapun" jawab orang itu dengan keras kepala.

Huh?

Kill hampir saja tertawa mendengar perkataan orang itu.

"Kalau kau memang ingin mati sejak awal, kau pasti sudah menggigit lidahmu sedari tadi. Karena aku juga tidak berniat memberikan kematian itu padamu dengan mudah, mengapa kau tidak menggigit lidahmu mulai dari sekarang?" Tantang Kill. Namun sayangnya, orang itu tidak berkutik sama sekali.

"Kau... kau pikir karena pekerjaanmu membunuh orang, kau tahu apa itu mati yang sebenarnya? Semua orang hanya mati sekali, yakin kau tahu apa itu mati?" Tanya Kill dengan bibir yang membentuk seringaian.

Terdengar tawa canggung dari orang itu. Dengan wajah yang penuh keringat dingin, orang itu akhirnya kembali merespon ucapannya, walau tampak sedang menutupi ketakutannya.

"Percuma kau mengancamku, karena kau tetap tidak akan mendapatkan informasi apapun dariku" ucap orang itu masih menantang Kill.

"Aku juga tidak mengharapkan jawabanmu. Karena sepertinya aku tidak mau tahu apa yang hendak dikatakan orang yang sudah mau mati" jawab Kill tenang. "Tapi, biarkan aku menebak, karena aku suka sekali mencoba mencari tahu isi kepala korban-korbanku. Pasti kau berkaitan dengan organisasi penyelenggara pertandingan ini, kan?" Dan sesuai dengan tebakannya, orang itu merespon perkataanya. Kill sangat menyukai ekspresi yang ditampilkan oleh orang itu. Rasanya, seperti ia kembali menjadi dirinya sendiri seperti di masa lalu. Menebak dan menikmati ekspresi para korban-korbannya.

Kill memang membantai para peserta dengan tidak terlalu berisik. Tapi tetap saja, pasti akan ada beberapa orang yang memperhatikannya dan mungkin orang itu salah satu dari anggota organisasi itu. Karena itulah, ia bisa menebak jalan pikiran orang yang ada di depannya. Entah mungkin tujuan awal orang itu adalah membunuhnya atau mungkin mengajaknya bekerja sama.

Sayangnya, Kill sudah punya rencana sendiri. Ia tetap akan melenyapkan organisasi ini, karena organisasi ini lah yang memegang paling banyak kunci kehancuran untuk karya yang ia ciptakan. Dunia romansa seorang putri bangsawan. Dan karena itulah, ia tanpa perasaan, menggorok leher orang itu dan membuat lantai ruangan tempat mereka berada, di banjiri oleh darah merah dari orang itu.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang