ENAM

3.4K 491 5
                                    

Sinar matahari menyelinap dari sela-sela tenda berhasil membangunkan Kill dari tidurnya. Setelah seminggu tidak pernah menggerakkan tubuh, membuatnya jadi tidak terbiasa dengan kelelahan panjang yang menimpanya atas peristiwa tadi malam.

Mengingat itu, Kill sontak langsung bangkit berdiri, lalu terburu-buru keluar untuk melihat keadaan kedua prajuritnya. Ia sama sekali tidak menyadari keanehan di sekelilingnya, seperti ia telah menghabiskan waktu untuk tidur di tenda yang seharusnya tidak mereka miliki sebelumnya.

Tanpa melihat ke sekelilingnya, Kill berjalan menuju Ra Moy yang masih terbaring, namun kali ini laki-laki itu sudah sadarkan diri.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya kawatir.

Prajurit pribadinya itu mengangguk hormat dalam keadaan berbaring. Jika Kaisar Wang Xu Fei tidak ada disini, ia mungkin akan menjawab pertanyaan tuan putrinya itu dengan kekehan. Mengingat latihan yang mereka lakukan, Putri Killa mengharapkan mereka untuk menganggap sang putri seperti teman sendiri dan bukannya majikan.

Namun anggukan Ra Moy masih belum memuaskan Kill. Ia menatap keseluruhan luka yang di perban, untuk memastikan apakah masih ada luka yang mengeluarkan darah.

Akhirnya ia menghela nafas legah setelah puas memastikan. Ia mendudukkan tubuhnya ke tanah, lalu menatap ke arah sungai. Keningnya berkerut saat ia melihat Aoron masuk ke dalam sungai untuk menangkap ikan.

"Kau membuat lukamu basah" kesal Kill. Namun kerutannya bertambah saat melihat seseorang di samping prajurit pribadinya. Pada akhirnya, Kill menatap sekeliling, lalu terpaku saat melihat banyak prajurit Kaisar di dekatnya. Termasuk sang Kaisar yang sedari tadi melihat ke arahnya.

"Kau sudah bangun?" Suara dingin Wang Xu Fei terdengar tidak bersahabat di telinganya.

Kill hanya mengangguk. Ia tidak mengubah posisi duduknya, yang masih berada di samping Ra Moy.

"Kemarilah, dan makan ini untuk sarapanmu!" Perintah Wang Xu Fei masih dengan nada dinginnya.

Dengan patuh, Kill bangkit berdiri. Ia berjalan dengan pelan menuju samping Wang Xu Fei, dan menerima makanan yang diberikan padanya. Kill juga dengan patuh duduk di samping Kaisar, lalu memandang ke dua prajuritnya secara bergantian.

"Mereka berdua sudah sarapan" ucapan Wang Xu Fei menjawab pertanyaannya.

Kill hanya mengangguk pelan, lalu mulai memakan manananya dalam diam. Seketika ia bingung harus bersikap seperti apa di depan Kaisar.

"Yang Mulia?" A Reum mendekat, lalu berucap pelan kepadanya, agar tidak di dengar oleh orang lain. Tapi tampaknya, orang kepercayaan Kaisar itu tidak mengingat dirinya bahwa Kill berada tepat di samping Kaisar mereka.

"Salah satu pemberontak yang masih sadar mengatakan bahwa mereka di perintahkan seseorang" bisik A Reum pelan.

Mendengar hal itu, Kill dengan refleks mengangguk, seakan sudah menebak dari awal. Memberi obat bius, menunggu saat kereta kuda milik Kaisar menjauh, jelas adalah perencanaan untuk membunuhnya. Tapi Kill memilih diam alias berpura-pura tidak tahu. Biar orang lain meremehkannya dan ia akan bergerak dalam diam nanti untuk mengubah takdir dari Putri Killa sesuai keinginannya.

Beda hal dengan Wang Xu Fei yang langsung bangkit berdiri saat mendengar informasi itu. Ia meminta A Reum mengantarkannya menuju orang itu.

Mengetahui ada hal yang tidak beres, salah satu pengawalnya, Aoron melirik ke arahnya. Kill hanya mengangguk singkat, berharap pengawalnya memilih bungkam tentang kejadian yang harus melibatkannya dalam perkelahian.

Dalam diam, Kill juga berusaha mengingat jalan cerita dan menebak siapa orang yang berada di balik pemberontakan ini. Pasalnya, cerita saat ini sudah berbeda dengan yang ia baca.

^^^

Kill memperbaiki tatanan pakaiannya. Wang Xu Fei memberikan hanfu bagian luar laki-laki itu untuk ia kenakan. Walau ukuran hanfunya yang besar menenggelamkan tubuhnya, Kill tetap memakainya.

Ia keluar dari tenda, setelah selesai bersiap-siap. Ia membiarkan prajurit Xu Fei membuka tenda sebelum di simpan kembali. Mereka akan memulai perjalanan menuju tempat peristirahatan. Satu-satunya kereta kuda yang mereka miliki berada disana, dan Xu Fei memintanya untuk menggunakan kereta kuda untuk jaminan keselamatan.

Baru saja Kill melangkah ke arah Ra Moy, Wang Xu Fei mendekat kepadanya dengan menggunakan kuda milik laki-laki itu. Kill hanya menatap, bertanya lewat matanya apa yang diinginkan Wang Xu Fei darinya.

"Naiklah! Aku mendapatkan informasi bahwa kau tidak bisa menunggangi kuda" ucapnya dingin sambil menepuk-nepuk tubuh kuda di depannya.

Putri Killa memang tidak handal dalam menunggang kuda, tapi Kill bisa. Mengingat ia sedang menyamar, akhirnya Kill menurut.

Ia menatap pelana tempat pijakan kaki serta tubuh kuda itu berkali-kali, berusaha menilai langkah dan pijakannya agar berhasil naik ke atas kuda tanpa menyentuh Wang Xu Fei.

Namun tampaknya Xu Fei menyimpulkan hal lain, sehingga memutuskan untuk turun dari atas kudanya, lalu menggendong tubuh Kill langsung dengan mudah ke atas kudanya. Setelah memastikan posisi Kill benar, ia kembali naik ke atas kuda miliknya.

Kill menoleh ke belakang untuk memastikan keamanan kedua prajurit pribadinya. Ra Moy bersama salah satu prajurit Xu Fei, begitu juga dengan Aeron. Mereka tidak di biarkan untuk menunggang kuda sendiri.

"Mereka akan baik-baik saja!" Desis Xu Fei pelan menundukkan wajahnya untuk melihat Kill yang masih menatap ke belakang.

Kill bergerak sedikit, lalu mendongakkan kepalanya. Ia terkesiap pelan saat hidungnya dan hidung Xu Fei hampir bersentuhan.

Mengerjab pelan, gadis itu tampak gugup sesaat, sebelum kembali melihat ke depan. Sialan!!!

"Pegangang!!" Perintah Xu Fei saat mereka akan berangkat.

Kill memegang kail yang tersambung dengan pelana. Ia merasakan tangan besar yang hangat memeluknya dari belakang, lalu perlahan menarik tubuhnya agar menempel ke tubuh si pemilik tangan. Posisi mereka yang terlalu dekat kembali membuat Kill gugup.

Kemana perginya Kaisar kejam itu? Kaisar yang bahkan tidak segan-segan membunuh putri Killa dalam novel?

Mengapa perlakukan Kaisar terasa lembut padanya? Apakah ini hanya semacam permainan untuk memperdayanya?

Kill harus bertekad untuk tidak terpedaya. Ini semua hanyalah fiksi belaka, yang mungkin suatu waktu, ia bisa kembali ke kehidupan nyatanya, tempatnya berada, tempat yang tidak mengizinkannya untuk gugup dan lemah, karna prinsip pekerjaanya, Kill yang mati terbunuh, atau Kill lah yang membunuh untuk menghancurkan takdir.

Jadi jelas, memperlihatkan kelemahan kepada musuh adalah hal yang salah dan cerita kembali berakhir sad ending.

Kill boleh bersikap layaknya Putri Killa yang ceria dan lemah lembut, tapi hatinya harus seperti dirinya sendiri, keras dan tidak mudah terpedaya.

Tbc

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang