Sidang di temenin 🕊️

30K 1.9K 13
                                    

Akhirnya setelah menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk mengerjakan skripsiannya setengah mati, Cilla pun dijadwal kan bisa sidang di minggu depan yang sukses membuat ia senang karena akhirnya ia bisa sampai ke tahap ini.

Tentunya berkat suport sang suami juga yang ikut andil menemani nya bergadang atau membantunya mengerjakan skripsiannya jika memang ada yang salah atau dirasa kurang tepat maka Rega akan membantu merevisinya.

"Sayang kenapa kok pucet gitu?" tanya Rega khawatir

"Gapapa mas, kayanya aku kurang tidur jadi ngerasa lemes banget" ucap Cilla pelan

"Yaudah jangan ke Kampus dulu ya, aku khawatir kamu kenapa-napa"

"Gabisa mas, aku harus ngurusin buat sidang minggu depan ke prodi" ucap Cilla sembari memijat pelipisnya pelan, karena jujur kepalanya sangat pusing dan badannya sangatlah lemas.

"Yaudah mas antar dan mas tungguin sampe kamu selesai kalau gitu"

"Gausah mas, kan mas harus ke kantor"

"Iya atau engga usah pergi ke kampus sama sekali" ucap Rega tegas

akhirnya Cilla pun mengangguk pasrah dan bersiap pergi ke kampus bersama sang suami

"Nanti mas tunggu di mobil ya sayang" ucap Rega dengan mata fokus menyetir

"Iya mas, tapi gimana kalau lama?"

"Gapapa sayang, lagian mas juga ga ada hal yang penting hari ini" ujar Rega tenang

Mobil yang dikendarai Rega pun sampai di pelataran kampus, dan Rega memarkiran mobilnya seperti biasa di parkiran fakultas agar Cilla tidak jalan terlalu jauh

"Aku turun dulu ya mas, Assalamualaikum" kemudian mencium punggung tangan sang suami yang dibalas Rega dengan mencium kening sang istri. Lalu Cilla pun turun dari mobil dan memasuki prodi di fakultasnya
.
.
.
Setelah mengurus semua hal mengenai sidang, Cilla pun berjalan menuju parkiran bersama Anisa, Dinda dan Karin.

"Cilla, gue kira loe ga jadi ke kampus" ucap Anisa

"Iya tadinya gue gaboleh ke kampus sama mas Rega, karena gue lagi ga fit" ucap Cilla

"Iya ihh muka Cilla pucet gitu" timpal Karin

Cilla pun hanya mengangguk membenarkan ucapan Karin, karena jujur pusing yang ia rasakan malah bertambah berkali-kali lipat dan pandangannya pun mulai mengabur

BRUKKKKKK

"CILLLAAAA" teriak mereka berbarengan karena kaget melihat Cilla yang tak sadarkan diri

Rega pun yang sedang dalam mobil terlonjak kaget, setelah mendengar orang-orang yang meneriaki nama istrinya.

Karena memang tempat Cilla pingsan sudah berada tepat di depan parkiran fakultas

Rega pun keluar dari mobil dengan tergesa-gesa untuk memastikan keadaan sang istri, ia berharap istri nya tidak kenapa-napa. Namun kenyataan tidak sesuai harapannya ia melihat sang istri yang tergeletak tak sadarkan diri dengan beberapa orang yang berusaha membantu Cilla untuk dibawa ke unit kesehatan

Rega pun buru-buru mengambil alih menggendong Cilla dan membawa nya ke mobil untuk di bawa ke rumah sakit

"Kak kita ikut" ucap Anisa, Karin dan Dinda serempak

Rega pun hanya mengangguk dan mulai bersiap menjalankan mobilnya untuk menuju rumah sakit.
.
.
.
.
Setelah Cilla di tangani dokter, Rega, Anisa, Dinda, dan Karin pun menunggu di kursi panjang dengan harap-harap cemas

Ceklek
suara pintu terbuka, lalu keluarlah beberapa perawat dan juga disusul seorang Dokter perempuan.

Kemudian Rega pun berdiri dari duduknya dan menghampiri sang Dokter.

"Bagaimana keadaan istri saya Dok?" tanya Rega dengan nada khawatirnya

"Tidak apa-apa Pak, untung saja Bapak langsung membawa nya kemari mungkin istri anda terlalu kelelahan. Tolong ya Pak diingatkan agar istrinya tidak terlalu mengerjakan hal-hal berat karena akan berbahaya untuk kandungannya yang masih muda" ucap sang Dokter panjang lebar

Rega pun mengangguk namun tak lama ia terkejut dengan ucapan terakhir sang Dokter.

"A-apa Dok kandungan?" tanya Rega memastikan

"Iya istri anda mengandung usianya baru 5 minggu Pak" jawab sang Dokter

"Baik terimakasih Dokter" ucap Rega penuh haru
.
.
.
Anisa, Dinda, dan Killa sudah pulang setelah mendengar bahwa Cilla baik-baik saja. dan kini Rega sudah berada duduk di samping brangkar sang istri yang belum sadarkan diri.

Karena dokter menganjurkan untuk Cilla di rawat sehari di rumah sakit, agar Cilla dapat beristirahat total.

"Nghh haus" Ucap Cilla serak

Rega pun buru-buru mengambilkan minum dan memberikkannya pada Cilla.

"Udah?" tanya Rega

Cilla pun hanya mengangguk

"Nanti sidang nya ada yang nemenin loh sayang" ucap Rega tiba-tiba dengan nada bahagia

"Hah emang boleh sidang ditemenin?" tanya Cilla heran tetap dengan suara lemasnya

"Ya boleh lah, orang gakeliatan yang nemeninnya" ucap Rega ambigu

"Hah apaansi mas, emang siapa sih yang nemenin?" tanya Cilla kembali

"Ini dedek di perut kamu" ucap Rega sembari mengelus perut sang istri dengan sayang

"Maksud kamu?" tanya Cilla masih tak mengerti dengan ucapan Rega barusan

"Kamu hamil sayang, jadi nanti sidang nya di temenin dedek ya, biar mama nya ga tegang ya dek" ucap Rega lembut dengan tangan yang tak berhenti mengelus perut sang istri

"Aku hamil mas?" ucap Cilla penuh haru

Rega pun mengangguk dan memeluk sang istri, dan tanpa diduga air mata turun membasahi pipi Rega. Karena jujur ia sangat mengharapkan kehadiran anak di keluarga kecilnya. dan ternyata Tuhan secepat ini mengabulkan permintaannya dan memberikan kepercayaan dengan menitipkan sang buah hati di rahim istrinya

"Makasih sayang" ucap Rega dengan nada serak

Cilla pun mengangguk di pelukan sang suami dan keduanya pun menangis haru.

--Bersambung--

Lamaran Dadakan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang