Marah ? 🌟

23.8K 1.5K 0
                                    

"Alhamdulillah baby nya sehat ya pak bu, berat badan bayinya juga tidak kurang tidak lebih, detak jantungnya juga bagus dan sehat" Ucap sang dokter menjelaskan mengenai perkembangan bayinya sembari memperhatikan monitor yang menampilkan sang baby

Cilla dan Rega pun tersenyum memperhatikan monitor yang memperlihatkan buah hatinya disana, Yang sudah terbentuk dari mulai tangan, kaki, mata, telinga, dan anggota tubuh lainnya.

"Oiya Dok kira-kira apaya jenis kelamin dedeknya?" tanya Cilla penasaran

Dokter pun tersenyum sembari menggerak-gerakkan alat di atas perut Cilla dan kembali memperhatikan monitor

"Kayaknya boy nih pak, bu dedekknya" ucap sang Dokter

Rega pun tersenyum cerah, akhirnya keinginannya terkabul kembali. Karena Rega memang sangat mengiginkan buah hati pertamanya laki-laki dengan harapan agar kelak ia bisa menjaga dan melindungi adik-adiknya nanti. Tapi jika pun anaknya perempuan Rega akan tetap menyayangi dan menyambutnya penuh cinta.
.
.
.
.
Setelah selesai periksa kandungan Rega pun mengendarai mobilnya menuju kantornya karena memang ada pekerjaan yang harus ia selesaikan

"Sayang mas anterin pulang aja ya? nanti kamu capek loh nungguin mas kerja" bujuk Rega, pasalnya Cilla ingin ikut dengannya ke kantor

"Engga mau, mau ikut mas aja" ucap Cilla cemberut

"Yauda iya, ikut mas" karena Rega tak mau membuat istrinya  itu marah atau sedih.
.
.
.
.
Setelah sampai di kantor, Cilla pun setia menunggu sang suami selesai bekerja dengan ia yang merebahkan tubuhnya di sofa yang tersedia di ruangan Rega.

"Eh mas, boleh ga aku ke mall sekarang? ini aku di ajakin jalan sama Anisa, Dinda, Karin" tanya Cilla

Rega pun yang kini tengah fokus dengan dokumennya, mendongak melihat sang istri

"Tapi nanti kamu kecapekan loh sayang" ucap Rega

"Janji cuman sebentar, nanti juga mereka jemput aku kesini kok mas"

dengan terpaksa Rega pun menyetujuinya, karena mungkin sang istri jenuh dan ingin jalan-jalan.  meskipun dilubuk hatinya ia begitu khawatir dengan keadaan Cilla yang tengah mengandung dan akan berjalan-jalan mengelilingi mall yang pasti akan membuat Cilla kelelahan.
.
.
.
.
Waktu telah menunjukan pukul sembilan malam namun sang istri belum juga menampakan dirinya, apalagi kini hp Cilla tidak aktif.

Ceklek

pintu rumah terbuka, dan menampilkan wajah istrinya yang dari tadi ia khawatirkan. Rega pun memperhatikan istrinya dengan raut dingin melihat istrinya dengan barang bawaan yang banyak, wajah yang terlihat kelelahan, dan pulang malam yang sukses membuat Rega kesal dan juga khawatir secara bersamaan

"Udah jalan-jalannya hm?" tanya Rega dingin

Cilla pun menatap sang suami dengan takut-takut, ini memang salahnya yang tidak tahu waktu padahal ia sudah merasa pegal diseluruh tubuhnya

"Lain kali kalau kamu ga mikirin perasaan aku yang khawatir dirumah nungguin kamu pulang jalan-jalan, setidaknya pikirin dan khawatirin anak yang di kandungan kamu" ucap Rega dan pergi meninggalkan Cilla begitu saja

Tes

Air mata yang sedari Cilla tahan pun turun begitu saja, karena ia sangat takut dengan Rega sekarang. karena baru kali ini Rega marah akibat kesalahannya yang memang bisa dibilang besar, main tidak tahu waktu sampe pulang malam padahal ia sudah memiliki suami



--Bersambung--

Lamaran Dadakan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang