Sucks - 29

1.1K 24 1
                                    

Revan terlihat sibuk di ruangannya dengan beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani. Banyak proposal masuk ke R'Big Management untuk kerjasama modelnya bersama dengan beberapa perusahaan produk.

Tiba-tiba Lila memasuki ruangannya dengan Ipad di tangannya. Wanita itu memberi kabar bahwa pemotretan Kayla dan Callista telah selesai.

Pria itu terlihat menghela napas lega. "Bagaimana? Apa tidak ada masalah?"

"Ya, Pak! Mereka cepat sekali akrabnya. Ditambah, Callista dan Reino ternyata berteman dengan saudaranya Kayla."

"Begitu. Lalu Kayla pulang dengan siapa?"

"Sepertinya Callista berniat ingin mengantarnya."

Revan melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya lalu mengetuknya beberapa kali. "Apa setelah ini saya ada pertemuan?"

Lila yang memegang Ipad kantor berisi jadwal Revan pun segera memeriksa jadwal selanjutnya pria itu. "Tidak ada, Pak."

"Baiklah. Saya akan memeriksa mereka terlebih dahulu."

"Siap, Pak!"

Revan segera keluar dari ruangannya lalu menyusul Kayla serta Callista yang mungkin saja masih berada di kawasan R'Big Management. Pria itu tersenyum tipis ketika menemukan dua wanita bercanda gurau sedang menunggu antrian lift, serta Reino yang merupakan manajer sekaligus saudara Callista berdiri di belakangnya.

"Hei. Cepat sekali akrabnya!" Revan berseru sambil melangkah mendekati mereka.

"Wah! Siapa ini? Tumben nggak sibuk." Callista terlihat antusias saat melihat Revan menghampiri mereka.

"Bagaimana? Sudah mendingan 'kan?" Pria itu berdiri di samping Callista sambil bertanya kabarnya, karena beberapa waktu lalu, model utamanya itu sakit.

Ting! Lift terbuka. Kayla, Revan, Callista dan Reino yang berdiri di depannya itu pun langsung memasuki lift.

"Tentu! Berkat obat yang kamu belikan." Sahut Callista dengan nada gembira.

"Ya mendinganlah! Siapa dulu manajernya." Reino terlihat marah karena usahanya menyembuhkan saudara perempuannya itu tak dihargai.

Revan terkekeh. "Ya, tentunya semua ini juga adalah usahanya Reino untuk menyembuhkan kamu."

"Ble!" Reino memeletkan lidahnya karena Revan hari ini telah membelanya.

Callista mencibir, "Usaha apanya coba! Reino nggak akan mau ngelakuin hal itu kalau nggak karena digaji sama Pak Revan." Mood wanita itu seketika turun, mengingat Reino akan baik padanya kalau sedang ada maunya.

"Ya iya dong! Lagipula gue digaji sama kantor, bukan sama lu kan."

"Ih!" Wanita itu seketika kesal lalu memukul Reino.

"Ampun! Ampun, Cal!" Reino terlihat kesakitan karena dipukuli oleh saudaranya sendiri.

"Hhhh!" Wanita itu membalikkan badannya tak mau menatap Reino.

"Astagfirullah. Sudah, sudah! Nggak malu apa dilihat sama Kayla?" Revan yang melihat perdebatan kakak beradik itu terkekeh. Ia melirik Kayla yang hanya diam saja, seperti berada di dunia lain.

"Hei." Revan melambaikan tangannya di depan wajah Kayla yang masih melamun.

"Eh? Iya, Pak?" Kayla yang sedari tadi diam saja sambil menatap dinding lift pun tersadar.

Ting! Lift pun tiba di lobby R'Big Management. Mereka segera keluar dari lift bersama, dengan Callista yang masih berwajah masam serta Reino yang acuh tak acuh walau habis kesakitan karena dipukuli oleh Callista.

TemptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang