Grace - 31

687 19 7
                                    

Pagi menjelang. Matahari telah keluar dari persembunyiaan. Kayla yang beberapa hari ini memutuskan untuk tidur sendirian di kamarnya, terbangun karena suara alarm berbunyi hingga ke telinganya. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya lalu merapikan kasurnya. Sebelum bergegas untuk mandi, matanya tiba-tiba menangkap sesosok boneka panda yang sedang duduk manis di atas nakas.

Bibirnya tersenyum tipis lalu mengelus lembut kepala Lili, boneka pandanya. Akhir-akhir ini karena selalu tidur bersama dengan Fabian, membuatnya melupakan Lili yang sepuluh tahun terakhir ini telah merenggut mimpi buruknya.

Ya! Boneka pemberian Fabian yang ia beri nama Lili ini sangat bermanfaat bagi kehidupannya. Suatu ketika saat ia berusia sembilan tahun, ia bermimpi ayah dan ibunya meninggalkannya karena kesalahan yang ia perbuat. Kayla sendiri pun tak tahu apa kesalahannya sehingga Ragum dan Maria tiba-tiba meninggalkannya seorang diri. Fabian pun saat itu telah pergi jauh dari kehidupannya. Kayla sangat sedih. Namun saat itu, Lili hadir.

Lili memang telah hadir ketika usianya delapan tahun. Tapi tak pernah disadarinya saat itu, bahwa Lili merenggut mimpi buruknya. Tanpa disadari Kayla juga, seseorang saat itu berada di kamarnya untuk melihat keadaannya yang saat itu terlihat resah saat tidur siang. Seseorang menaruh Lili di pelukan Kayla dengan lembut. Bibir gadis itu tiba-tiba tersenyum.

Ya! Ia ingat bahwa mimpi buruknya telah musnah ketika Lili berada di pelukannya. Entah siapa yang menaruh boneka itu, ia sangat bahagia! Dengan sekejap kedua orang tuanya beserta Fabian kembali di kehidupannya saat ia memeluk Lili dengan erat.

Meski semua itu hanyalah mimpi, Kayla sangat bersyukur memiliki Lili di sisinya.

Gadis itu tersenyum tipis sambil menatap boneka pandanya. "Lili. Terimakasih karena sudah menemaniku. Maafkan aku akhir-akhir ini meninggalkan kamu! Aku tahu, selama ini kamu telah mengambil semua mimpi burukku. Maka dari itu aku sangat berterimakasih. Tolong rampas mimpi burukku lagi. Akhir-akhir ini aku merasa akan terjadi hal tidak mengenakkan."

"Apakah akan terjadi sesuatu dengan kehidupanku?" gumamnya.

"Ah, ya." Kedua bola matanya tiba-tiba menangkap bayangan tas selempang yang tergantung di balik pintu kamarnya. Ia berjalan mendekati tas selempangnya lalu merogoh test pack yang sebelumnya ia simpan di dalam tas selempangnya.

"Lili." Ia menatap Lili dari kejauhan, "tolong bantu aku menjalani kehidupan yang baik-baik saja. Seperti kamu memperbaiki mimpiku." Gumamnya pada Lili yang tak bergeming.

Ya, ia tahu Lili hanya sebuah benda yang tak bernyawa. Sebuah benda ciptaan manusia yang hanya bisa ia lihat dan ia permainkan. Bukan seseorang maupun yang Maha Kuasa atas takdirnya. Tapi ia ingin percaya, bahwa kehidupannya akan baik-baik saja seperti yang telah lalu.

Gadis itu menatap test pack yang berada di genggamannya. "Aku akan menerima segala hal yang terjadi padaku hari ini, Yesus. Kuatkan aku untuk menjalani takdirku di kehidupan ini. Semoga kau selalu bersamaku." Ia menggenggam kedua tangannya, berdoa pada Salib yang ia gantung di dinding.

Sebelum memutuskan untuk pergi ke kamar mandi, ia mengambil smartphonenya yang mungkin saja akan berguna saat ia berada di dalam sana.

"God bless me."

Gadis itu memutuskan untuk menuju kamar mandi agar ia bisa mengetahui hasil kehamilannya. Ketika berada di depan pintu kamarnya, matanya menyapu seluruh ruangan untuk mengetahui keberadaan Fabian. Namun ia tak menemukan bayangan Fabian dimana-mana.

Syukurlah. Ia menghela napas lega lalu melanjutkan langkahnya.

Tiba di kamar mandi, Kayla melakukan tes kehamilan menggunakan test pack yang ia bawa.

TemptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang