Promise - 18

2.8K 40 16
                                    

⚠WARNING!!!

.
.
.
⚠BERISI KONTEN DEWASA
.
.
FULL❗
.
.
⚠18+
.
.
.

Tempted

Chapter 18

Janji

-o0o-

"Bos pergi duluan lagi?" Tanya Tiyo pada Bagas yang sedang membawa piring kotor menuju wastafel di dapur. Sedangkan Tiyo sedang mencuci piring-piring kotor itu.

"Hah? Fabian pulang duluan?" Selena yang sedang memanggang sate lilit di atas kompor lalu membalikkan badannya saat mendengar kata-kata Tiyo. Seketika ia melongo.

Bagas mengangguk. "Mungkin ada urusan. Biarkan saja lah."

Selena menghela napasnya. "Ya sudahlah. Sebenarnya aku sendirian di dapur pun tidak apa-apa."

"Kan ada aku." Ujar Bagas bersikap imut.

Selena menahan tawanya saat melihat ekspresi Bagas. "Memangnya kamu bisa memasak?"

"Bisa kok. Bisa membuatnya hangus."

Tiyo yang mendengarnya terkekeh. "Hal begitu saja dibanggakan."

Bagas berdehem lalu memukul bahu pemuda itu. Tiyo meringis kesakitan ketika tangan kekar Bagas memukulnya.

"Astaghfirullah. Ampuni dosa orang yang memukul hamba ini Ya Allah. Aamiin." Ujarnya dengan keras di depan Bagas.

Akhirnya tawa Selena pecah. Ditambah saat melihat perkelahian tidak bermutu antara Bagas dan Tiyo.
"Haha. Hentikan. Kasian Tiyo." Katanya.

Bagas kembali memukul bahu Tiyo. "Tuhan pasti mengampuni." Ujarnya dengan pelan lalu melirik Selena yang sedang tertawa.

Matanya berbinar. Wanita itu terlihat begitu cantik di matanya. Ia bahagia karena berhasil membuat Selena tertawa meskipun dengan hal yang tidak bermutu.

"Ya sudah, ya sudah. Aku mau lanjut melakukan tugasku dulu." Selena kembali melihat sate lilit yang ia panggang di atas kompor.

"Sepertinya Manajer akan berhenti bekerja di sini deh." Kata Tiyo pada Bagas yang masih berdiri di sampingnya.

"Lho, kenapa berhenti?" Bagas mengernyitkan alisnya.

"Tadi katanya dia mendapat pekerjaan baru. Entah apa itu."

"Oh, begitu." Bagas mengangguk. "Lagipula dia juga bukan manajer tetap di sini. Fabianlah yang mengangkatnya langsung."

Tiyo mengerutkan dahinya. Apa telinga salah dengar? Mengapa Bagas memanggil bos mereka dengan namanya saja?

"Kalau begitu, saya mau melihat keadaan di luar dulu." Pamit Bagas pada Tiyo.

Pemuda itu mengangguk dengan segudang pertanyaan di kepalanya. Ada yang aneh, menurutnya. Tapi, ia tidak tahu hal aneh itu apa.
"Ya sudahlah." Katanya tidak peduli.

*
*
Mobil Honda HR-V milik Fabian baru saja tiba di area parkiran apartemen Kalibata City Green Palace. Pria itu keluar mobil lalu menutup pintunya dengan perlahan. Kakinya melangkah menuju pintu kursi penumpang di sebelah kirinya untuk menjemput Kayla. Ia membuka pintu mobil itu lalu menyuruh Kayla untuk keluar.

"Ayo."

Kayla menganggukkan kepalanya lalu keluar dari mobil HR-V milik Fabian. Pria itu menutup pintu mobil setelah Kayla sudah menginjakkan kakinya di tanah. Ia menarik tangan kiri Kayla lalu menggenggam jemarinya.

TemptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang