Solicitudes - 16

2.2K 37 0
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Handphone Selena yang berada di saku celananya bergetar. Saat ini ia sedang berada di gazebo Bikayla Resto sambil memakan kebab yang ia pesan melalui lets-jek. Selain memesan kebab, ia juga memesan beberapa tusuk sosis kentang atau yang sering kita kenal dengan sotang untuk mengenyangkan perutnya sebelum melanjutkan pekerjaannya. Karena hari sudah dekat dengan maghrib, tidak ada pembeli yang datang untuk memesan makanan, jadi ia memutuskan untuk mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum maghrib selesai, hingga membuat banyak pengunjung lain berdatangan.

Tangannya meraih smartphonenya yang berada di saku celananya. Ketika berhasil menggenggam smartphonenya, matanya bergerak melihat siapa yang menghubunginya hari ini.

"Oh, Papa." Gumamnya. Ia menyentuh tombol hijau di layar smartphonenya lalu panggilan video bersama dengan Papanya pun terhubung.

"Hai, Papa." Selena melambaikan tangannya ke kamera di depannya.

"Hi, my dear. How are you?" Tanya seorang wanita cantik di seberang sana yang duduk di samping Papanya.

"Hi, Mom. I'm fine. What happen?"

"Nothing. We just wanna to call you. We missed you." Ujar Mamanya.

"Papa, christmast nanti Papa sama Mama jadi ke Jakarta 'kan?"

"Ya, sepertinya, baby. Bagaimana dengan pekerjaanmu di tempat barumu itu?" Tanya Bramantyo di seberang sana, yang sudah lama tak menelpon putrinya, karena perjalanan panjangnya mengelilingi spanyol bersama istrinya. Namun saat ini ia sudah berada di Jerman berkumpul bersama keluarga Jermannya.

"Ya, begitulah, Papa." Ujarnya pada Papanya.

Mamanya menatapnya dengan wajah cemas, di layar handphonenya lalu berkata, "I'm sorry darling. We left you alone there."

"I'm really fine here alone, Mom. Don't worry. Remember, you and Papa promise me to come here, Jakarta. Maybe this christmast I can't go to Germany. But... Maybe if you take me there on new year, I can take my leave. Or just come here, if you really miss your daughter." Bibir wanita itu tersenyum tipis.

"Kalau begitu, nanti Papa dan Mommy akan datang ke sana sebelum hari natal ya. Tapi sepertinya, dua hari lagi Papa dan Mommy akan melakukan perjalanan lagi ke Austria karena ini masih awal Nopember."

"Ya, tidak apa. Yang penting Papa dan Mommy nanti ke sini. Okay?" Selena menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk bulatan di depan layar smartphone.
"Take care of yourself, Mom."

"You too darling." Ujar Helga, Mamanya

"How about Rolanda?" Ia menggigit sosis kentang yang ia ambil di plastik satunya di atas meja.

"Roland is fine too. She always go to school with your grandma."

"Ya, dia baik-baik saja, nak. Kata nenekmu di sini, dia rajin sekolah meskipun kami berdua tidak mengantarnya." Ujar Bramantyo.
"Lucu sekali, waktu kami di spanyol dia minta kirimkan Boneka Spanyol dan juga churros lewat paket."

Selena terkekeh dengan mulut yang dipenuhi sosis kentang.
"Jadi, dimana Roland sekarang?"

"Saat ini Rolanda sedang les piano di kamarnya."

"Oh, ya. Di sana masih siang, rupanya."

"Iya." Balas Bramantyo.

"Papa, Mommy, sudah dulu, ya. Selena lanjut bekerja dulu." Selena melambaikan tangannya ke smartphonenya.

Selena menghela napasnya lalu membuangnya dengan kasar. Ia sengaja tak memberi tahu tempat kerja barunya agar kedua orang tuanya terkejut.

"Selalu bepergian dan melupakanku. Ya, tapi tidak papa. Aku lebih nyaman hidup sendirian." Celetuknya lalu menghabiskan sosis kentangnya.

*

*

*

To Be Continued
.
.

TemptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang