17

10.7K 1.3K 12
                                    


#Leo pov




"Tenanglah.. ini hanya tersayat sedikit."

"Sedikit?! Kau berdarah Leo. Ini bukan hal yang perlu ku abaikan."

Sejak pagi Arthur terus saja marah marah, bahkan ia tak segan untuk membanting barang barang yang ada didepannya hanya untuk menyalurkan kekesalan. Pelayan yang lain terus menunduk takut disela sela mereka membantuku memakaikan perban, sedangkan Matheo kini tengah diurus oleh bibi Lily, pipi nya lebam akibat menerima bogem mentah dari Arthur.. pasti sakit sekali..

Aku ingat kejadian semalam, semuanya tak luput dari pikiran ku. Aku yang nekat mencari siapa pelaku yang selalu mengganggu ku malah mengalami kejadian mengerikan. Terjebak bersama seseorang yang mengacungkan senjata kepadamu, ku tahu ini telat tapi sungguh itu sangat menyeramkan. Untunglah Arthur datang tepat waktu, meski yah... perut samping sebelah kanan ku terkena sayat.. meski tak dalam dan bayi ku baik baik saja.. hanya saja Clark (dokter pribadi) bilang aku harus berhati hati karena akan mudah terkejut pasca kejadian itu.

Yang ku tahu dari para pelayan, Arthur nampak seperti serigala mengamuk. Dia menggendongku menuju kamar dengan tenang namun raut muka nya sangat dingin dan menakutkan. Padahal baju nya sudah terkena lumuran darah, yah.. meski tak banyak tapi tetap saja itu menambah kesan horror pada nya. Arthur kalap dan melampiaskan semuanya kepada Matheo. Para pelayan bilang, Matheo dipukuli habis habisan karena tak becus menjagaku setelah dirinya menceritakan semuanya. Membuatku semakin merasa bersalah..

Ku lirik Arthur yang sedang menelepon seseorang. Makian dan juga suara bantingan benda benda yang pecah sungguh riuh. Aku ingin menenangkan Arthur, tapi bibi Lily menahan lenganku dan membiarkan ku berbaring seperti orang sakit.

Arthur kembali mendekat dan menghela nafas lelah. Ku tahu dia pasti marah, maka lebih baik jika aku tak mengajaknya berbicara terlebih dahulu. Dia duduk dan mengelus perutku pelan. Tatapannya menyendu, membuatku penasaran... apa yang ia pikul sampai orang lain berbuat seperti ini padanya.. jika dalam tayangan televisi, masalah yang muncul seperti ini adalah karena kekuasaan dari pihak lain.. atau karena iri dengki.

Aku yakin pasti ada pihak lain yang sengaja menekan Arthur melalui ku sampai membuatnya begini. Aku usap pipi nya, sejak kapan ya terakhir kali ku lihat Arthur tersenyum bebas? Dia seperti menahan sesuatu..

"Arthur.. kau perlu tahu, aku tak bodoh.. aku tak lemah, aku tak akan mati dan meninggalkan mu sendirian."

"Kau lemah Leo... kau terluka."

"Aku baik baik saja."

Ku rasa Arthur paham seberapa besar bebal nya diriku. Dia diam dan memilih berbaring seraya memeluk tubuhku. Dilihat dari sisi manapun, saat ini Arthur terlihat begitu menyedihkan. Membuatku bertanya tanya, kemana pergi nya sosok Arthur yang angkuh juga sombong seperti pertama kali aku bertemu dengannya...

"Haruskah kita pindah saja ke antah berantah Leo? Dimana tak akan ada seorang pun yang bisa mengganggumu." Aku terperangah mendengar perkataan Arthur.. dipikir dari sisi manapun hal itu terlalu berlebihan jika sampai terjadi.

Maksudku, dengan kejadian semalam saja mampu membuatku menyadari suatu hal.. aku harus sedikit lebih waspada dan menjadi kuat, supaya Arthur tak melihatku dengan sendu seperti itu.






















-

-

-

.

Bugh!

Suara pukulan yang terdengar sungguh menakutkan. Menjelang malam, disaat Arthur kira bahwa aku sudah terlelap, Pria itu ternyata kembali melampiaskan kekesalannya dengan memukuli gadis yang aku saja tak tahu bagaimana kondisinya.

INSANE [Man×Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang