18

10.8K 1.3K 31
                                    

Keesokan pagi nya, mansion terasa ramai sekali. Tentu saja karena aku sibuk menyiapkan segala hal untuk oleh oleh orang tua ku. Meski kebanyakan adalah kue kering dan manisan buatan Bibi Lily.

Arthur pun sedang sibuk menyiapkan mobil. Dia bilang, perjalanan ini hanya untuk kami berdua. Tak ada supir, tak ada pelayan yang ikut. Mengingat hal itu, aku seperti nya akan sedikit rindu dengan Matheo, haha.

"Matheo-! Nanti ku bawa oleh oleh dari sana, jangan kangen ya."

Pelayan setia ku itu hanya berdehem dan celingak celinguk melihat kearah Arthur. Kemudian dia mendekat dan merogoh sesuatu dari balik jas nya.

"Tuan, simpan ini baik-baik."

"Pisau? Haha jangan bercanda, dapur Ibuku masih penuh dengan pisau tajam..kurasa."

Hendak ku tolak pemberian aneh itu, tapi tangan Matheo begitu keras dan dengan beberapa gerakan pisau itu sudah ada di tanganku.

"Pelipis, mata, dagu, hidung, leher.. itu titik lemah manusia. Lalu sebelah sini--"

Matheo menarik tanganku dan meletakannya di sekitar perutnya sendiri.

"Ulu hati, jika di pukul cukup keras bisa membuat siapa saja tumbang."

"Oh.. oke terima kasih atas informasinya? Haha." Aku merasa bingung dengan sikap nya itu, diberi beberapa petuah semacam ini membuatku merinding saja, pelayan Arthur sungguh mengerikan.

Aku berterima kasih dan berjalan kearah Bibi Lily, beliau baru saja menyimpan sekotak kue terakhir yang akan kami bawa. Aku tersenyum dan memeluknya, bagiku semua pelayan disini bukan hanya pekerja saja, melainkan teman ku. Jadi tentu saja cara ku berpamitan cukup dramatis seperti ini.

"Rasanya berat sekali."

"Ahaha Bibi, paling aku menetap hanya satu minggu saja."

Rasa nya juga berat, setiap pagi sudah terbiasa makan sarapan buatan Bibi Lily, menikmati senyum hangat nya yang semakin mirip dengan Ibu. Membuatku sedih saja. Ah pastinya aku akan rindu sekali dengan mereka.

"Sudah siap?"

Arthur menyela dan menyampirkan syal untukku. Kami pun berpamitan dan aku mulai membawa tas ku lalu berjalan menuju mobil.

"Loh? Mobil yang biasa di gunakan kenapa?"

Ku tanya Arthur, namun meski begitu aku tetap masuk kedalam mobil. Tepatnya mobil yang biasa pelayan pakai. Lebih sering Matheo pakai dengan Bibi Lily untuk pergi berbelanja.

"Sedang di perbaiki."

"Dibandingkan dengan Hybrid Toyota yang biasa kau pakai, seperti nya lebih cocok dengan mobil ini. Kau seperti orang biasa saja, hahah."

Arthur hanya tertawa kecil ketika mendengar candaan ku itu. Sesekali tubuhnya akan lebih condong kearah ku dengan mulut terbuka, kode meminta coklat yang sedang ku makan.

Perjalan yang cukup panjang membuatku merasa kantuk, hingga tak sadar sudah terlelap beberapa kali. Sedangkan Arthur masih saja fokus menyetir, kadang aku selalu bertanya tanya.. kenapa ada banyak sekali orang yang bisa membunuh rasa kantuk ketika di dalam mobil. Berbeda sekali dengan ku.

"Tidur saja, setelah sampai nanti ku bangunkan."

Aku mengangguk dan membenarkan posisi duduk hingga nyaman untuk tidur. Rasanya begitu aman sekali ketika mendengar seruan Arthur, sampai sampai tak butuh waktu 10 menit saja aku sudah ketiduran.













***




"Leo, sudah sampai."

"Hah?!"

INSANE [Man×Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang