.
.
..
.
.Seiring berjalannya waktu, pengawasan yang Arthur berikan kepada Leo semakin ketat. Bagaimana tidak, Arthur hanya tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali. Juga karena kini Leo semakin ceroboh dan tempramental.
Hari minggu yang cerah ini ia gunakan untuk istirahat total, ternyata bekerja dari rumah justru dua kali lipat lebih melelahkan. Tapi syukurlah semuanya berjalan dengan baik.
"Arthur."
"Hm?"
Leo datang dengan segelas susu ditangan kirinya, dan beberapa keping biskuit ditangan kanannya.
Arthur hanya berdehem dan menepuk bagian sebelah sofa disampingnya. Tanda jika itu akan menjadi tempat Leo untuk duduk.
Leo hanya duduk lalu mulai memakan biskuitnya dengan hidmat.
Sama sekali tak memperdulikan sosok Arthur yang sedang menatapnya lekat."Jangan lupa vitaminmu."
"Hm."
Leo hanya mengangguk, ia sama sekali tak pernah melupakan vitamin dan juga susunya. Leo sepertinya trauma dengan rasa sakit yang ia rasakan minggu lalu.
Biskuit terakhir sudah ia makan, Leo lalu mulai membersihkan remahan-remahan biskuit yang jatuh keatas bajunya. Leo bergeser lalu mulai naik keatas pangkuan Arthur. Memeluknya dan menghirup aroma maskulin yang menguar dari lelaki itu. Kebiasaan baru yang tak pernah terlewatkan setiap harinya.
Pun dengan Arthur, menyesap wangi dari puncuk kepala Leo adalah hal baru yang menjadi momentum terfavoritnya. Seakan berpelukan dengan Leo mampu mengembalikan tenaganya yang terkuras akibat berkutat dengan pekerjaan.
Cukup lama mereka berpelukan hingga Arthur bisa mendengar dengkuran halus dari lelaki yang sedang ia pangku itu. Tak ingin Leo merasa tak nyaman dengan posisi tidurnya itu, Arthur segera membawanya ke kamar. Kamar mereka berdua.
Cup...
Kening itu ia kecup dengan lembut disertai elusan pelan disurai Leo. Arthur begitu lembut bersikap hingga mampu mengantarkan Leo kepada mimpi indah.
Pandangannya terus menelisik Leo, maniknya lalu terhenti kearah perut Leo yang masih terlihat datar namun jika ditelisik lagi sudah nampak sedikit membuncit.
Arthur menyibak pelan kemeja itu, ia perhatikan daerah perut dan dada Leo yang naik turun dengan tempo pelan akibat bernafas. Ia tersenyum ketika melihat perut itu. Sama sekali tak menyangka jika akan ada sosok mungil yang hadir dari sana. Sungguh mendebarkan dan juga...mengerikan.
Cup...cup...
Satu kecupan tentu tak akan cukup. Arthur kelepasan karena sensasi perut mulus Leo. Hingga ketika lelaki itu melenguh pelan dan mengerang akibat terusik, Arthur segera merapihkan kembali pakaian Leo dan menyusulnya menuju ke alam mimpi.
***
"Kumohon biarkan aku masuk."
Bibi Lily nampak ragu ketika dihadapannya kini berdiri seorang tamu yang tak pernah ia sangka kedatangannya.
"Maaf, Tuan besar sedang tidak ada."
"Jangan berbohong. Sebelum ke sini aku sudah mengunjungi kantor Arthur."
Tak bisa mengelak lagi, dengan terpaksa Bibi Lily membukakan pintu. Walaupun dengan setengah hati dan perasaan takut.
Wanita itu masuk lalu tersenyum seraya terus memperhatikan interior mansion.

KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE [Man×Boy]
Romansa[SUDAH TAMAT] Dunia memang sudah gila. Maka saat jalan hidup Leo sudah ditentukan oleh kedua orang tuanya pun ia tak marah. Tak pula sedih ketika ia harus mengorbankan masa mudanya demi uang. Hidup nya sepenuhnya dilepas oleh orang tuanya, menjadika...