19

10.6K 1.2K 27
                                    

Sepulangnya dari taman sungai itu, Ibu yang menyambut kami terlihat sangat panik ketika melihatku di gendong oleh Arthur. Sebisa mungkin aku yakini beliau bahwa tak terjadi hal yang perlu di risaukan dengan raut yang berusaha keras ku usahakan terlihat biasa saja. Padahal dalam hati tentu saja aku sudah malu setengah mati.

Arthur membaringkan ku diatas ranjang, dia mengucapkan banyak terima kasih dan tak lepas menciumi ku. Padahal sebelum sebelumnya ia tak pernah bersikap sampai selembut itu. Membuatku heran dan hendak saja bertanya, namun sebelum itu Arthur sudah memulai pembicaraan.

"Leo, dengar baik baik. Latar belakang keluarga ku tak sebagus berita di luar sana. Bahkan tak sedikit dari mereka yang selalu memakai cara kotor untuk memenuhi target nya sendiri."

Aku mendengarkan dengan baik, jika soal itu seperti nya bukan hal yang mengejutkan bukan? Mengingat bagaimana Ayah terjerat hutang dengan nya, lalu bagaimana caranya keluarga kami harus menebus hutang itu.. bukan kah Arthur sama saja?

"Jangan sama kan aku dengan mereka, sayang. Hal kotor apapun akan aku lakukan hanya untuk mendapatkan mu, itu merupakan bagian diri ku yang terobsesi dengan mu Leo."

Lihat itu! Mengucapkan hal mengerikan yang biasanya di ucapkan oleh psikopat gila dengan raut wajah yang santai sekali. Arthur... pria itu mengerikan sekali.

"Tapi berbeda dengan ku. Mereka tak akan segan membayar orang seperti gadis kemarin untuk menyerang orang lain. Hanya untuk kekuasaan mereka."

"Arthur.. apa aku mengganggu bagi keluarga mu?"

Arthur terdiam, bagaimana pun jawabannya terlihat jelas sekali di matanya yang nampak gelisah. Setelah itu kami terdiam cukup lama, tepat nya aku yang sedang menyiapkan hati untuk mendengar perkataan Arthur lagi.

"Leo.. aku ingin kamu mengerti bahwa saat ini ada hal yang harus aku bereskan. Tanpa melibatkan mu, tanpa membuat mu terluka lagi."

"Hah, bukannya kamu suka melihatku terluka Arthur?"

Perkataan itu muncul begitu saja, aku bahkan tak berani melihat wajah Arthur. Mimik seperti apa yang pria itu berikan saat mendengar perkataan ku barusan, sungguh tak terbayang.

"Luka yang ku torehkan langsung, itu yang ku suka. Bukan karena tangan kotor orang lain, Leo."

Pria itu bebal sekali! Bukan kah sama saja? Seketika berdiam diri bersama Arthur menjadi sangat menyebalkan sekarang.

"Aku ingin kamu tinggal disini sampai situasi nya sudah membaik, Leo ku mohon percayalah."

Sepertinya memang tak ada pilihan lain, Arthur nampak putus asa sekali. Membuatku tak tega, jika memang kehadiranku cukup menghambat baginya, akan lebih baik jika aku diam saja disini... seperti orang bodoh yang tak bisa melakukan apa apa.

"Jika memang begini yang terbaik, ya sudahlah."

Ah.. kenapa ya seketika jadi rindu dengan Bibi Lily.. kenapa tiba tiba jadi ingin sekali melihat Matheo yang patuh di suruh ini itu. Tiba tiba saja terbayang saat terbangun di pagi hari, Arthur tak ada di sampingku.

"Tapi Arthur, setidaknya ada yang harus ku lakukan untuk mu. Aku ingin berguna."

Ku coba sekali lagi membujuk Arthur. Tapi pria itu hanya tersenyum lalu mencium kedua pipi ku.

"Jaga saja yang ada disini, itu sudah cukup untuk ku." Arthur menjawab sembari mengusap perut ku. Lama sekali tangan itu bertengger disana menyalurkan kehangatan.

Yah.. setidak nya, Arthur bukan membuang kami. Dia hanya berusaha melindungi ku.

#Leo Pov End, Author Pov Started#

INSANE [Man×Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang