Leo tak tahu seberapa lama perjalanan mereka karena yang jelas hari sudah gelap namun ia tak kunjung sampai ke tempat tujuan. Ia bahkan sudah tertidur dua kali di dalam mobil ini. Leo jengah dan juga bosan. Hanya deru mobil yang ia dengar, sementara para pengawal hanya berdiam diri dengan wajah serius mereka.
Arthur? Pria itu sedari tadi hanya fokus dengan tabletnya seperti sedang membaca sesuatu terkadang juga seperti mengetik.
Leo benar benar bosan. Ia alihkan pandangannya menuju pemandangan diluar jendela sana, kebetulan mereka terhenti karena lampu merah. Leo tak mengenali jalan ini, artinya ia sudah dibawa jauh oleh Arthur. Meskipun penasaran, ia tak berani untuk bertanya.
Tak lama mobil pun melaju kembali. Membuat Leo segera membenarkan posisi duduknya. Karena jenuh, ia pun mengeluarkan ponselnya lalu mendengarkan musik melalui earphone. Tak lama dari itu Leo merasakan kantuk nya lagi. Ia benarkan posisi duduknya sehingga lebih nyaman untuk tidur lalu iapun terlelap dengan sendirinya.
...
Hal pertama yang Leo lihat saat terbangun dari tidurnya adalah kamar yang sangat luas. Leo melihat seluruh penjuru kamar dengan seksama, begitu bersih dan nyaman dengan nuansa cat berwarna putih.
Leo beranjak dari ranjang empuk yang entah sudah berapa lama ia tiduri. Langkahnya kini menuju tas berisi barang pribadinya. Ia bermaksud untuk mengambil pakaian miliknya karena demi apapun Leo masih memakai baju saat terakhir kali ia keluar dari rumahnya. Ia sungguh tidak nyaman, apalagi setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Leo menatap sekeliling, tanpa diberitahu pun ia sangat yakin bahwa kamar ini akan menjadi miliknya, terbukti dari lemari pakaian yang masih kosong dan juga tak ada barang pribadi milik siapapun disini.
Leo beranjak menuju satu satunya ruangan yang ia yakini adalah kamar mandi, dan benar saja disamping balkon kamarnya terdapat kamar mandi dengan pasilitas yang lengkap. Tak menunggu lebih lama lagi, Leo segera menanggalkan pakaiannya lalu mandi dengan air hangat.
Setelah selesai, Leo segera memakai baju dan juga merapihkan rambutnya. Kini ia hanya duduk termenung disamping ranjangnya. Leo sungguh bingung dengan langkah apa yang harus ia ambil untuk kedepannya. Leo segera merogoh handphone nya bermaksud untuk mengabari kedua orangtuanya. Namun benda pipih persegi itu tak ada dimanapun. Leo dengan panik segera merogoh saku celana yang tadi ia pakai namun juga nihil, bahkan setelah ia membongkar seluruh isi tas yang ia bawa tetap saja tidak ketemu.
Leo fokus mencari handphone nya sampai tak menyadari jika Arthur sudah berada di depan pintu kamarnya.
"Mencari ini?"
Leo terkejut bukan main saat mendengar suara Arthur. Lalu hal yang paling mengejutkan adalah handphone miliknya ada pada genggaman pria itu.
'dia mencurinya?!'
Leo menatap tajam Arthur yang kini sedang terkekeh lucu entah karena apa.
"Easy boy. Kau meninggalkannya di mobil. Jadi Aku kembalikan."
Segera Leo ambil handphone nya dari tangan Arthur secara kasar. Ia cek layar dan juga keadaan handphone nya. Tak ada yang aneh sampai ia membuka aplikasi kontak untuk menghubungi orangtua nya.
"Apa ini?! Kau menghapus kontak orang tua dan teman temanku?!"
Seingat Leo kemarin malam kontak di handphone nya normal normal saja. Ia bahkan sempat bertelephone ria dengan sahabatnya untuk mengucapkan salam perpisahan. Namun kini, semuanya hilang. Hanya ada satu kontak yang sumpah Leo sendiri tak akan pernah menghubungi. Disana hanya ada kontak bernama Arthur.

KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE [Man×Boy]
Romance[SUDAH TAMAT] Dunia memang sudah gila. Maka saat jalan hidup Leo sudah ditentukan oleh kedua orang tuanya pun ia tak marah. Tak pula sedih ketika ia harus mengorbankan masa mudanya demi uang. Hidup nya sepenuhnya dilepas oleh orang tuanya, menjadika...