5

19.6K 2.5K 123
                                    

Vote nya please👉👈

.
.
.

Selamat membaca✋

.
.
.



All I know is how to live my life

.
.
.

Keesokan paginya Leo terbangun dengan perut yang keroncongan. Wajar, kemarin malam selepas ia datang ke mansion ini, Leo langsung berbenah diri lalu jatuh tertidur. Saking lelah dan letihnya tubuh ramping itu.

Leo segera duduk diranjangnya, menetralkan penglihatannya yang masih kabur akibat baru bangun tidur. Ia lalu beranjak untuk mandi dan segera bersiap. Tak membutuhkan waktu lama, karena Leo sudah benar benar lapar.

Segera ia turun menuju dapur dan terheran karena rumah begitu terasa sepi. Leo bahkan tak melihat satupun pelayan, tak mempedulikan hal tersebut Leo segera mengambil bahan masakan sederhana. Ia memilih menu nasi goreng untuk sarapannya. Segera iapun berkutat membuat pengganjal lapar itu lalu setelah jadi ia duduk dimeja makan dengan tenang.

Selepas berdoa, Leo segera menyantap sendok demi sendok nasi goreng yang ia buat. Karena ia teramat lapar, jadilah sepiring nasi goreng ini terasa lezat bahkan sudah habis setengahnya. Tiba tiba saat sedang mengunyah dengan khidmatnya, Leo terpikir tentang suatu hal yang selalu mengganjal dihatinya.

Ia kini menjadi suami orang lain, atau mungkin istri. Leo paham sepenuhnya jika tanggung jawabnya kini besar, mengurus rumah, menjaga kehormatan lalu menjalankan kewajibannya terhadap Arthur. Namun ia sungguh bingung, apa langkah awal yang harus ia lakukan? Sementara ia sama sekali tak mengenali Arthur. Leo hanya mengenal luar nya saja, yang ia ingat Arthur adalah sosok pria rupawan pemilik perusahaan terkenal. Tapi ia hanya mengetahui sebatas itu saja, selebihnya leo sungguh tak mengenali pria itu.

Lalu, kini terasa ada sebuah dinding tak kasat mata yang menghalanginya. Leo merasa tak bebas, ia tak yakin jika dirinya bisa meraih cita cita yang begitu ia dambakan. Membuatnya gundah dan juga sedih.

Kini kening nya berkerut, mulai merasakan pening ketika ia ingin menyusun kembali jalan hidupnya.

Terlalu rumit! Leo bingung harus memulai dari hal apa.

Tanggung jawabnya ataukah cita cita?

Tak!

"Akh!"

Tiba tiba, sebuah jitakan meluncur begitu saja didahinya. Membekas menjadi tanda kemerahan samar lalu meninggalkan pekikan sakit pada si empunya.

"Apa yang kamu pikirkan hingga membuat ekspresi seperti itu."

Arthur, duduk disampingnya lalu dengan santai mulai menyantap nasi goreng milik Leo yang tersisa setengahnya itu. Begitu santai dan juga ringan, pria itu bahkan mengabaikan Leo yang terkaget akan kehadiran dirinya. Juga masih merasakan sakit akibat jitakan barusan.

"Berhenti memikirkan hal yang berat."

Arthur meminum segelas air putih hangat, sekali lagi jika semua itu milik Leo. Ia tatap Leo yang masih membatu seraya memegang dahinya yang kini menampakan warna merah yang kontras.

INSANE [Man×Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang