༻Chapter 9༺

1.5K 210 23
                                    

"[Name], apa kamu yakin bahwa akan pergi, tapi kamu tidak akan melupakan aku kan?." Ujar Yushiro pada [name] yang sekarang sudah setinggi dada [name].

"Tidak Yushiro, mana mungkin aku akan melupakan wajah imut mu itu." ujar [name] menahan tawanya melihat muka Yushiro memerah.

"S-siapa yang imut Hah?!?, kamu pokoknya bila bertemu kembali jangan terluka!." Ujar Yushiro gugup pada [name] sambil berpelukan dengan kencang.

"Heheheh iya Yushiro, tapi kamu bila bertemu seorang wanita yang rambutnya disangul ,mengenakan kimono ungu ,dan namanya tamayo, kamu harus ikut dengan nya ok?." ujar [name] pada Yushiro sambil mengusap kepala Yushiro dengan lembut.

"Tapi kenapa aku harus ikut dengannya [name]?. " tanya Yushiro penasaran sambil mengarahkan kepalanya tepat memandang mata biru [name].

"Karena aku bertemu dengan nya Yushiro, bila kau bertemu dengan dia kamu harus bersikap dengan sopan dengannya, kamu harus menghormati wanita." Ujar [name] pada Yushiro sambil tersenyum dan mengencup dahi Yushiro.

"A-aku bakalan bersifat sopan padanya [name] tenang saja!, aku tidak akan melanggar nasihat mu." ujar Yushiro semangat dengan berani mengencup pipi [name].

"Ara~, lihat Yushiro kita sudah besar sekali." ujar [name] dengan nada jailnya hingga membuat Yushiro membalikkan wajahnya ke arah yang lain.

"A-apa maksud mu [name]!, aku memang sudah besar dari dulu." ujar Yushiro pada [name] dengan nada kasarnya.

"Iya iya ,Yushiro aku  pergi dulunya, semoga di masa depan kita bertemu lagi." Ujar [name] pada Yushiro sambil mengusap kepalanya sebelum [name] pergi.

"Iya [name] ingat!,jangan sampai terluka aku akan marah pada mu!, aku tidak peduli pada mu ya!." ujar Yushiro pada [name]  yang sudah pergi belum jauh.

"Iya Yushiro." ujar [name] pada Yushiro menuju hutan.















Setelah [name] merasa tidak ada keberadaan seseorang di sekitar sini, dan mengeluarkan sayap putih nya yang lembut itu, mengepakkan sayapnya terbang keatas melihat dari atas.
































"Nii san, disini sangat dingin." ujar anak kecil yang imut dan cantik pada kakak laki-lakinya.

"Tahan sebentar imotou, nii san akan mencari kain lagi untuk mu." ujar sang kakak pada adik perempuannya yang ia sayangi.

Dan [name] pun melihat semuanya dari atas, akhirnya [name] memutuskan untuk mendarat di tempat yang agak jauh, kebetulan cuaca sedang salju kebanyakan
warga warga disini pada sedang menghangatkan diri dirumah.

[Name] mengeluarkan dua haori dari tempat penyimpanan nya, dan berjalan menuju kakak beradik itu yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat.

"Hai anak manis ini nee san, ada haori untuk kalian berdua tolong di pakai ya." ujar [name] menyerahkan kedua haori pada kakak beradik itu yang sedang menantanp diri [name] kebingungan.

"Nee san kenapa memberikan haori ini kepada ku?, bukannya aku pembawa sial." tanya sang kakak pada [name] yang ragu ragu menerima haori itu.

"Nee san memberikan ini untuk mu, karena kamu bukan pembawa sial anak imut." ujar [name] pada sang kakak sambil mengusap kepala sang kakak dan juga mengusap pipi putih sang adik.

"Terima kasih nee san cantik, nama nee san cantik siapa?, nama ku gyutaro." ujar gyutaro pada [name] dengan nada malu malu.

"Hahah nama mu bagus gyutaro, perkenalkan nama nee san ini [name], panggil saja [name] nee kalo boleh." ujar [name] pada gyutaro mengacak-acak rambut gyutaro.

•pov gyutaro

Aku merasa baru pertama kali ini ada, orang yang menganggap diriku ini di perlakuan dengan lembut, dan tidak melempari dirinya dengan batu atau mengucapkan diriku sebagai anak pembawa sial, karena wajah ku yang buruk rupa.

Melihat [name] nee seperti mengambil sesuatu, memberikan sebuah kantong kecil kepada ku.

"Ini apa [name] nee?." tanya ku penasaran pada [name] nee yang hanya tersenyum lembut.

"Kamu akan mengetahuinya nanti gyutaro." ujar [name] nee pada ku, sambil memeberikan 4 onigiri pada ku.

"[Name] nee ini semua?." tanya ku kebingungan apa semacam berkah yang diberikan dari atas.

"Anggap saja kamu sedang beruntung hari ini gyutaro,jagalah imotou mu ini dengan baik kamu nii san yang sangat hebat yang pernah aku temui." ujar [name] nee pada ku dengan pelukan hangatnnya bersama dengan ume, ume yang terlihat senang karena dia sepertinya merasa [name] nee orang baik yang pernah ku temui.

"[Name] nee pergi dulu ya, semoga kantong yang aku berikan bermanfaat, jangan lah serakah gyutaro ingat." ujar [name] nee menasihatiku, sepertinya ini sesuatu yang berharga, dan dia pergi sambil melambaikan tangannya pada kami berdua.

Aku pun membuka isi, kantong kecil itu dan terdapat uang kertas bernilai tinggi, dan banyak dengan Dilipat, aku memandang ume tersenyum dan pergi melihat ternyata [name] nee sudah tidak ada, dia sepertinya sudah pergi jauh.

'Aku akan membalas kebaikan mu [name] nee, suatu hari nanti.' batin ku melihat ke atas langit entah kenapa bulu burung putih yang cantik tiba-tiba mendarat di muka ku.

pov gyutaro end•














Hai para readers maaf nih kalo lama, karena baru ada waktu luang melanjutkan ke chapter ini, author benar benar minta maaf kalo update nya lama banget.

Author akan berusaha sebisa mungkin tidak lama kayak gini heheh, sekali lagi Terima kasih sudah menunggu.

The Goddess of Fortune.                      [kimetsu no yaibah X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang