༻Chapter 24༺

753 87 25
                                    







[Name] berada di sebuah hutan yang amat menyeramkan dan juga sepi, hutan itu sangat amat sunyi.

Hanya terdapat suara angin yang agak tidak nyaman untuk di dengar pada malam hari.

Sekilas [name] merasa kurang nyaman di sekitarnya, dan entah kenapa merasa ada sesuatu hal buruk bakalan terjadi.

Dan akhirnya [name] berjalan keluar dari hutan itu, dengan langkah tergesa-gesa seperti ada yang memperhatikan [name], akan tetapi tidak ada seorangpun di sana.






Malam yang sunyi sekaligus memakan jiwa korban orang, kobaran api dimana mana dan bangunan bangunan rumah yang hancur.

[Name] entah kenapa bisa tiba di sekitar sini, padahal [name] sedang berlari keluar dari hutan.

Para pilar di sekitar [name] dengan kondisi parah, ada beberapa dari mereka sudah mati, dan juga terdapat juga giyuu dan dan tanjiro berlumuran darah.

Dan hal paling bikin [name] shock adalah, melihat kepalanya nezuko terpisah dari tubuhnya seperti di tarik atau cabut paksa.

Mata pink muda yang berlumuran darah  mengalir keluar, dan salah satu matanya nezuko terlepas dan berguling di sekitar kaki [name].

Keadaan begitu tidak pantas untuk dilihat, akan tetapi hal yang bikin [name] terpaku sekali lagi adalah kanao.

Tubuh kanao yang terpisah kepalanya yang berada di atas perutnya tidak lupa kedua matanya yang bolong di lumuri oleh darah rambutnya yang acak acakan.

Tangan yang terpotong tidak jauh dari tubuh kanao, kaki yang hangus seperti di baru saja selesai di bakar.

[Name] bingung siapa yang melakukan semua ini?, dan kenapa orang tersayang [name] yang harus jadi korban nya, kenapa tidak dia saja yang jadi korbannya?.

Angin bertiupan kencang, meniupkan rambut pirang emas [name] air mata yang terus keluar tanpa henti, bagikan mimpi buruk menjadi kenyataan.

Dan sebuah pedang dengan kecepatan tinggi mengarah ke [name], yang terpaku oleh tubuh kanao yang mengenaskan, dengan reflek [name] menghindar akan tetapi sebagaian rambut [name] terpotong, menyebabkan sebagai rambut terpotong [name] terbang tertiup angin.

"Siapa kamu!!??, keluar lah! Jangan hanya bersembunyi dan menyerang secara diam-diam." ujar [name] yang emosi karena ada seseorang menyerangnya secara tiba-tiba.

"Gimana?, apa kamu suka dengan hadiah ku Kōun no megami san?, atau [name] apa kamu menyukai nya." tanya asuka pada [name] yang membawa kepala shinobu dan kanae melemparkan ke arah [name].

Kepala shinobu dan kanae berguling mengarah ke [name], dan perasaan marah, sedih, terkejut bercampur aduk [name] mengeluarkan pedang nya.

"Apa alasan mu asuka?, kenapa kamu berbuat kekacauan ini?!? Apa kamu sudah terlalu gila karena di cuekin oleh Umi no kami!?." tanya [name] pada asuka dengan cepat berlari ke arah asuka dan mengarahkan pedang nya ke asuka.

Umi no kami : dewa laut

Asuka segera menghindari serangan pedang [name], dan mengambil salah satu katana para pilar yang Bergeletakan, bertarung dengan [name].

Dengan mengeluarkan ekor sembilan nya, mengarahkan ke [name] segera menghindari dengan mengeluarkan kedua sayapnya terbang menghindari serangan dadakan itu.

Asuka pun lompat dan katana itu mengenai sayapnya [name], yang awalnya putih salju menjadi berlumuran darah.

[Name] terjatuh di dari atas, terasa perih bagaikan kulit nya di potong di taburkan oleh garam, Asuka berjalan kearah nya dengan tawa nya layaknya orang kesetanan/ orang SJ yang lari dari RSJ.

The Goddess of Fortune.                      [kimetsu no yaibah X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang