37

725 57 3
                                    

Yoongi segera menuju ruang editing. Di sana sudah ada Namjoon, Suran dan beberapa rekan kerjanya. Dahinya mengernyit.

"Siapa yang berani nyentuh komputer ini?" tanya Yoongi sambil menatap orang-orang di ruangan tersebut secara bergantian namun tak ada jawaban yang ia dapatkan.

"Yoon, maaf." Terdengar suara dari Suran yang tengah menunduk tak berani menatap laki-laki di depannya. Seketika Yoongi naik darah. Wajahnya yang merah serta ekspresi yang sedang menahan amarah terlihat jelas.

Namjoon menepuk bahu Yoongi. Berusaha menyadarkan Yoongi agar tidak terbawa amarah besar dan meledak-ledak.  Ia tahu bahwa temannya itu pasti akan marah apalagi menyangkut lagu yang akan dirilis dalam beberapa hari lagi. Yoongi menghela nafas kasar. Ditatapnya Suran lalu ia berkata, "Lo kira dengan maaf lo bisa ngembaliin file yang tiba-tiba kehapus?" Yoongi langsung mengambil alih komputer. Suasana ruangan itu terasa panas meski AC dinyalakan.

Suran ingin menangis karena ia tak pernah melihat Yoongi semarah ini. Dirinya merasa lebih baik dibentak daripada harus dimarahi dengan cara seperti ini. Awalnya Suran hanya ingin mendengar lagu yang sudah direkam Yoongi. Tapi entah apa yang ia tekan hingga file lagu yang sudah jadi itu hilang tiba-tiba.

"Sudah, yang lain persiapkan dulu data yang belum siap. Jangan lupa upload trailer mv dan tanggal rilis sore ini, gencarin promosi lagunya." Namjoon dengan sigap ambil alih mengarahkan rekan lainnya untuk pergi dari ruangan itu.

Sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu Suran sempat berbalik menatap punggung Yoongi beberapa saat dan akhirnya keluar dari sana. Ia juga melihat beberapa rekannya seperti sedang membicarakan dirinya.

Belum sampai 30 menit, Yoongi keluar dari ruang editing. Pandangan seisi ruangan langsung tertuju pada Yoongi terutama Namjoon dan Suran.

"Udah aman, ternyata bukan kehapus tapi datanya tersembunyi." Seketika semuanya memasang wajah lega. Bagaimana tidak, lagu yang sebelumnya dikabarkan hilang adalah lagu utama dan paling penting di album ini.

Namjoon benar-benar lega mendengar pernyataan Yoongi. "Syukurlah kalau gitu Yoon."

Suran tiba-tiba datang kemudian berlutut kepada Yoongi. "Maaf Yoon, gue bener-bener minta maaf. Gue gak tau kalo bisa jadi kayak gini."

Lelaki itu terkejut mendapati Suran yang tengah berlutut. Ia segera menarik perempuan tersebut agar kembali berdiri. "Gak perlu sampai berlutut. Untungnya ini bukan hal yang sampai fatal, jangan sentuh komputer itu lagi kalau lo gak tau cara gunainnya."

Suran mengangguk namun membungkuk beberapa kali. "Sebagai permintaan maaf, gue traktirin boleh?"

"Traktirin satu kantor, jangan gue doang. Lo bikin panik semua orang soalnya," ujar Yoongi dingin kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Suran tanpa peduli.

***

Di taman kantor, Yoongi sedang memainkan ponselnya mengabari Jennie mengenai persoalan yang terjadi di kantor. Tadinya ia ingin langsung menuju rumah Jennie menepati perkataannya. Tapi Jennie menolak karena teman-temannya ingin menginap hari itu dan tidak ingin diganggu oleh laki-laki siapapun.

Tiba-tiba bahunya ditepuk oleh seseorang. Yoongi menoleh, ternyata Namjoon. "Jangan terlalu keras, dia hanya kerjasama untuk beberapa waktu. Takutnya dia gak mau kerjasama lagi."

Tanpa diberitahu juga Yoongi tahu siapa 'dia' yang dimaksud oleh Namjoon. "Gue yakin dia masih mau kerjasama apapun yang terjadi. Tenang aja," kata Yoongi santai sambil menggoyangkan kursi putar yang ia duduki.

Namjoon mengernyit.

"Gue nebak doang, haha." Namjoon menyenggol bahu Yoongi. "Susah emang punya temen bisa cenayang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Regret [ yoongi x Jennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang