24

1.9K 205 30
                                    


Seorang perempuan tengah bercermin. Badannya sesekali menyamping ke kanan dan kiri untuk memastikan gaun hitam yang membalut tubuh rampingnya sudah sempurna.

Wajahnya mendekat pada cermin dan dahinya mengkerut. "Kayaknya ada yang kurang."

Jennie segera mengambil beberapa koleksi liptintnya di tas kecil yang sudah ia siapkan. Lalu memoles liptint tersebut tipis-tipis di bibirnya. Kemudian ia tersenyum. Irisnya melirik jam dinding yang  menunjukkan pukul delapan malam. Dengan segera ia membereskan semua peralatan make upnya ke dalam tas.

Ketika Jennie keluar dari kamar mandi, ia mendekati Ibunya yang masih terbaring semakin lemah semenjak kejadian beberapa waktu lalu. Bahkan kalau saja waktu itu para perawat tidak datang dengan cepat, mungkin saja ia tak akan berdiri di sini saat ini.

Tangannya mengelus lembut punggung tangan Nara. "Bu, Jennie pergi dulu ya, Jennie yakin, Ibu pasti bakalan sembuh sebentar lagi."

"Iya, Jennie yakin." Jennie mengecup kening Nara dengan penuh perasaan.

Jennie merasa sedih yang mendalam karna harus melihat Nara seperti ini. Matanya berkaca-kaca dan dengan langkah yang berat ia harus meninggalkan Nara di ruangan itu dan menitipkannya pada Suster Suzy.

Beberapa kali perasaan tidak enak terus menghampiri dirinya namun segera ditepis agar tidak merusak suasana malam ini.

***

Malam ini seluruh kelas 12 mengadakan promnight di aula sekolah yang cukup besar. Bahkan dari perkarangan sekolah saja, Jennie sudah mendengar suara musik serta melihat beberapa orang menggandeng pasangannya masing-masing. Yap, itu salah satu syarat untuk mengikuti promnight. Sebetulnya, syarat itu tidak wajib namun pihak sekolah memberi kebebasan pada murid hanya untuk malam ini.

Saat masuk ke aula, Jennie disuguhi minuman oleh pengurus osis kelas 10 dan 12.

"Kak, ini minumannya silahkan dinikmati," ucap salah satu pengurus osis laki-laki dengan pakaian kemeja putih.

Jennie mengambil gelas berisi sirup tersebut."Makasih," lalu melirik name tag yang terpasang di dada kiri. "Beomgyu."

Laki-laki itu mengangguk dan tersenyum. "Sama-sama, semoga acaranya menyenangkan."

Jennie membalas senyum lalu pergi. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru aula untuk mencari teman-temannya. Tak butuh waktu lama untuk mendapatinya.

Saat Jennie mendekat tiba-tiba tubuhnya tersenggol seseorang yang lebih tinggi darinya dan untungnya tidak membuat Jennie kehilangan keseimbangannya.

"Eh, maaf-maaf. " Laki-laki itu membungkuk beberapa kali membuat Jennie tak enak hati.

"Iya gakpapa, lagipula gak jatuh kok."

Laki-laki itu diam dan berhenti saat mendongak ia terkejut siapa yang di depannya saat ini. Begitu pula dengan Jennie.

"Taehyung?" Jennie melirik tangan kanan Taehyung memegang piring kertas berisikan kue-kue kecil yang cukup banyak.

Taehyung menyengir, memamerkan deretan giginya.

"Diundang siapa?" tanya Jennie.

"Hm itu..." Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Tiba-tiba punggungnya ditepuk. "Taehyung, kok lama?"

Jennie melihat perempuan cantik di samping Taehyung. Lalu perempuan itu melirik Jennie.

"Eh? Hai Kak Jen," sapa perempuan itu sambil mengulurkan tangan kanan. Tak lupa seutas senyum yang membuat dirinya semakin cantik.

Regret [ yoongi x Jennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang