7

2.2K 233 14
                                    

4 Maret 2017

"Bang, sepatu, baju, sama tas lu udah gue siapin di kamar pokoknya lu tinggal mandi aja deh," kata Jungkook sambil membuka gorden kamar Yoongi.

Laki-laki itu membuka matanya perlahan lalu menoleh ke dinding kamarnya yang di sana tertera kalender. Intinya tanggal 4 Maret sudah dilingkari oleh spidol merah dari jauh hari.

Ya. Hari ini adalah hari yang Yoongi tunggu-tunggu, dimana dirinya akan tampil di depan juri internasional. Dan lihatlah ia sekarang, masih bermalasan di atas kasur dengan alasan mengumpulkan tenaga.

Jungkook menggelengkan kepala melihat abangnya yang super santai itu. "Bang, lo mandi deh mending ntar telat."

"Gue udah mandi," jawab Yoongi dengan posisi membelakangi Jungkook. Tangannya diapitkan di antara kedua paha lantaran suhu dingin yang menusuk kulit putihnya.

"Kapan?"

"Dalam mimpi."

Laki-laki bergigi kelinci itu menghela nafas. Mau tak mau ia harus menarik Yoongi dari sana.

"Buruan bang, gue udah siapin segala macem sampe celana dalam lo gue siapin lo tinggal pake terus pergi nampil doang astaga." Jungkook menarik lengan Yoongi sampai bergeser ke pinggir kasur lalu dengan mendorongnya hingga terjatuh.

Bugh!

Sebelumnya ia menaruh bantal besar di lantai, mengantisipasi agar ketika Yoongi jatuh, tidak sakit dan tidak menimbulkan perkelahian.

"Ini masih pagi Kook, gue tampil malem urutan terakhir, mager gue," kata Yoongi dengan kepala yang menelungkup pada bantal-bantal besar.

"Gue mau beresin kamar lu makanya bangun!"

Pasrah, akhirnya Yoongi menggelinding ke arah pintu kamar kemudian berdiri dengan malas menuju ruang tengah.

Bukannya marah justru Jungkook menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah abangnya. Entahlah, meskipun Yoongi memiliki sifat malas yang luar biasa. Baginya, melihat Yoongi ada saja sudah sangat cukup.

Jungkook merapikan seprai yang berantakan, menyusun bantal, lalu melipat selimut. Dilanjutkan dengan merapikan meja juga tak lupa menyapu lantai.

Terakhir, laki-laki itu membuang sampah di tong sampah depan rumahnya. Spontan ia mengelap keringat yang bercucuran dengan punggung tangannya.

"Duh, si Jungkook ... Udahlah masih muda, rajin bersih-bersih, ganteng pula!" Kata ibu-ibu di depan rumahnya yang sedang membeli sayuran di gerobak keliling.

"Oh ini yang namanya Jungkook? ganteng ya."

Jungkook menoleh ke sumber suara. Lalu tersenyum.

Lalu disahuti oleh ibu-ibu lainnya. "Coba aja kalau saya masih muda pasti saya bakal suka sama kamu, Kook."

Jungkook bingung harus bagaimana, ia hanya bisa cengengesan.

"Kamu tuh mantu idaman banget sih, Kook. Sayang, anak tante cowok," ujar salah satu perempuan sambil memilih-milih sayuran.

"Oh tante udah nikah ya?" tanya Jungkook.

"Wih udah lama banget Kook, anak tante malah udah kelas 2 SMA namanya Dirga, kalau mau kenal mampir aja ke cerita sebelah."

"Ngomong-ngomong jangan panggil tante lah, panggil aja Ibu Dira." jelas tante tersebut.

Jungkook mengangguk-ngangguk. Lalu ia pamit untuk masuk ke dalam rumah. Ketika sampai di rumah ia di sambut dengan kata,

"Lo emang suami idaman, Kook."

Laki-laki itu menoleh ke kiri, "Apaan sih."

Di sana ada Jimin yang menyender pada pintu dengan tangan yang terlipat di dada. Jungkook hampir lupa kalau Jimin kemarin menginap di rumahnya untuk bermain game bersama. Seharusnya ada Taehyung juga, tapi temannya yang satu itu lagi kedatangan ponakannya dari kampung sehingga memilih untuk bermain dengan ponakannya yang masih kecil.

Regret [ yoongi x Jennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang