1

4.6K 383 26
                                    

21 Maret 2017

"Yoon? Yoongi, bangun." Ucap seorang gadis berambut panjang, Jennie Kim. Gadis itu sudah hampir setengah jam membangunkan laki-laki yang sedang berbaring di atas kursi yang telah disusun panjang. Sementara yang dibangunkan tidak mengindahkan ucapannya.

"Udahlah Jen, biarin aja dia tidur lagipula semua guru udah maklumin kelakuan dia." Rose berjalan mendekati dua insan tersebut. "Kita juga bentar lagi luluskan? Cuma tinggal ngitung hari doang UN terus udah deh bye sekolah."

Jennie menghela nafas dalam-dalam. "Justru itu, karna bentar lagi UN kita harus mempersiapkan semuanya kan?" Jennie menatap Yoongi yang terlihat pulas tidurnya.

Rose memutar bola matanya lalu melipat tangannya di dada. "Heran gue sama lo yang gak ada capek-capeknya ngadepin dia, gue yang ngeliatnya aja capek."

Jennie tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. Memang, kalau membangunkan seorang Min Yoongi itu harus nahan batin. Tapi, Jennie sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu karna dia tidak peduli. Dia hanya melakukan hal yang diperintahkan oleh hatinya. Itu saja.

Gadis itu sedikit berjongkok agar mensejajarkan posisinya dengan Yoongi. "Yoongi sayang, bangun ya?"

Rose yang melihatnya langsung memasang ekspresi ingin muntah. "Merinding gue liatnya, gue ke kantin aja deh bareng yang lain."

Jennie mengangguk lalu Rose meninggalkan mereka.

Jennie menatap lekat-lekat laki-laki kesayangannya yang sedang tidur. Matanya yang terpejam rapat, kulitnya putih bersih, bibirnya yang tipis juga hidungnya yang lucu.

Bagaimana sih rasanya tidur di tempat seramai ini? Bukannya gak nyaman ya?

Jennie dan Yoongi adalah sepasang kekasih. Mereka memang dikenal sebagai pasangan yang membuat semua orang iri melihatnya. Tapi yang sebenarnya terjadi, mereka tidak benar-benar menjadi sepasang kekasih seperti pada umumnya. Mungkin bisa dibilang, ini hanya hubungan 'keterpaksaan'.

Yap, dalam hubungan ini hanya Jennie yang memiliki perasaan seorang diri. Sementara Yoongi? Ah, boro-boro dia memiliki perasaan. Tidak, jauh sebelum hari ini Yoongi adalah laki-laki manis nan romantis tapi semenjak kejadian yang hampir membuat hubungan mereka putus, Yoongi berubah menjadi kasar-- kecuali saat di depan umum.

Yoongi membuka matanya membuat Jennie sedikit terkejut. Laki-laki itu menoleh ke kiri menatap tajam ke arahnya. Jennie tersenyum manis. "Mau makan?"

Yoongi diam melihat plafon kelas seakan tidak ada yang berbicara.

"Yoon?"

"Berisik!"

Yoongi mengubah posisi memunggungi Jennie.

"Yoongi sa-"

Laki-laki itu bangun lalu berdiri kemudian Jennie mengikutinya. Yoongi menatap tajam Jennie. "Lo lupa peraturan yang dibuat? Jangan pernah manggil gue sayang! Gue gak akan pernah sudi, najis tau gak? Cuih!"

Yoongi berjalan menabrak pundak Jennie kasar hingga perempuan itu mengaduh. Kemudian ia pergi keluar kelas entah kemana. Untungnya kelas sedang sepi sehingga tak akan ada yang menonton mereka.

Mata Jennie sudah tergenang oleh air yang siap tumpah. Lalu Jennie mendongak dan mengipas-ngipas wajahnya dengan dengan tangan.

Tahan, tinggal sebulan lagi kok! Lo pasti bisa ngadepinnya, ucap Jennie dalam hati. Kemudian dirinya menghirup udara lalu mencoba untuk tersenyum.

Jennie mengejar Yoongi yang sudah jauh. Ia berteriak,"Yoon! Tunggu aku!"

"Yoongi tungguin!"

"Astaga jalannya cepet banget."

"Yoongi-ya!"

"Kamu mau kemana sih?"

"Yoon jangan tinggalin aku."

"Yoon, tau gak sih dari tadi aku nungguin kamu bangun terus sekarang malah aku yang ditinggal."

Yoongi merasa risi karna terus diikuti oleh Jennie apalagi gadis itu terus-terusan mengoceh membuat telinganya sakit. Meskipun, Jennie hanya kekasih 'sementara' tapi tetap saja hal itu tidak akan memengaruhi pikiran Yoongi.

Jennie berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Yoongi."Kamu cepet banget jalannya, aku capek."

Yoongi mendengus sebal lalu ia berkata,"Beri--"

"Oi, Yonnie!" Keduanya menoleh ke sumber suara. Di sana ada Rose, Lisa, Jisoo, Rm, Jhope dan Jin yang sedang melambaikan tangan.

Kalau saja bukan mereka yang memanggil, Yoongi baru saja ingin mencarut. Yoongi melihat ke arah Jennie yang entah sejak kapan sudah memegang tangannya dan tersenyum. "Ayo kesana!"

Yoongi hanya bisa pasrah. Kemudian mereka berjalan menuju kantin.

**

Jisoo, dan Rose tak henti-hentinya tertawa mendengar cerita Lisa sementara Jennie hanya tersenyum mendengarnya, ah gadis itu emang terkenal kalemnya dalam hal seperti ini.

Sementara para laki-laki terutama Jhope ikutan heboh mendengar cerita yang menurut Yoongi membosankan. Yoongi pun memilih untuk mencuri-curi waktu tidur.

Ketika pulang sekolah, Yoongi tetap dikejar-kejar Jennie. Meskipun ia tahu hal yang harus dilakukannya saat pulang sekolah adalah mengantar pulang gadis itu. Yoongi berharap agar waktu berjalan lebih cepat. Ia tidak ingin harus terus membagi waktunya untuk seorang perempuan yang tidak dia cintai.

"Yoon tunggu!"

Yoongi berhenti melangkahkan kakinya. Ia memerhatikan Jennie membungkuk memegangi kaki, nafasnya tak teratur, keringat terus bercucuran di pelipisnya. Tapi, Yoongi tak peduli. Siapa suruh mengejarnya?

Jennie sadar bahwa Yoongi memerhatikannya kemudian ia segera berdiri dan tersenyum semangat. "Makasih udah nungguin."

Yoongi mendecak sebal. "Najis nungguin lo." Lalu ia kembali berjalan menuju parkiran.

***

Setelah mengantar pulang Jennie tanpa ba-bi-bu ia langsung pergi begitu saja menuju sebuah rumah sakit. Yoongi memerhatikan lingkungan yang baginya sudah menjadi rumah kedua. Di taman rumah sakit tersebut, Yoongi mendapati adiknya, Jungkook yang sedang duduk menikmati hari sembari menggoreskan pensil di buku.

Yoongi langsung duduk di sebelahnya. Jungkook tersenyum sumringah. "Hai, bang!"
Yoongi menjawab dengan berdehem.

"Gimana sama Kak Jennie? Udah punya perasaan?" Jungkook bertanya karena melihat Yoongi yang terus menekuk wajahnya kesal.

"Gak usah bahas itu, gak penting." Jungkook tertawa kecil melihat Yoongi.

"Kenapa ketawa?"

Jungkook kembali menggambar di kertas. "Lo lucu bang, waktu awal awal lo berusaha banget jadi cowok romantis tapi semenjak ada orang itu lo langsung gak peduli gini."

Yoongi menatap adiknya sebentar kemudian menghela nafas kasar.

"Gue udah berapa kali bilang, kalo itu cuma pura-pura! Hubungan ini juga sementara, Kook, Lo gak akan ngerti." Jungkook mengangguk-angguk mendengar Yoongi.

"Lagipula, tinggal sebulan lagi semuanya bakal berakhir dan gue bakalan pergi."

Jungkook melihat Yoongi tak percaya tapi segera memasang wajah biasa. "Lo beneran mau pergi?"

Yoongi mengangguk.

"Tega banget lo bang sama Kak Jennie."

"Gak peduli gue."

Regret [ yoongi x Jennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang