2

3.3K 336 30
                                    

Yoongi melihat Jungkook sedang menikmati acara televisi di kamar inap sambil memakan cemilan yang dan masih ada beberapa cemilan lagi yang menganggur di depannya. 

Jungkook, satu-satunya keluarga kandung yang Yoongi punya. Orang tua mereka bercerai dan selalu ribut memilih siapa yang harus mengasuh mereka berdua waktu kecil. Setiap malam Yoongi harus menyaksikan orang tua mereka berkelahi, dua-duanya saling melempar seakan tak ada yang mau dengan anak-anaknya. Apa mereka tak sadar? Bahwa mereka adalah hasil yang mereka ciptakan sendiri?

Yoongi gak tega harus terus melihat Jungkook terus-terusan bersedih meski ia tidak pernah menunjukkan kesedihannya di depan Yoongi. 

Terkadang Yoongi berpikir, untuk apa dirinya dan Jungkook lahir di dunia ini jika orang tuanya sendiri tak mau mengasuh mereka? 

Apa manfaatnya mereka di dunia ini jika tidak ada satu pun yang peduli? 

Meski begitu, Yoongi tidak pernah kepikiran untuk mengakhiri hidupnya dengan cara-cara bodoh. Yoongi berjuang keras untuk menyekolahkan Jungkook entah dengan berbagai macam cara apapun karna ia hanya ’tau diri saja’, dia tidak mau merepotkan orang tuanya terus-terusan. 

Sampai akhirnya, datanglah sepasang suami-istri yang kebetulan mereka mempunyai rumah sakit sendiri. Pasutri tersebut meminta mereka untuk menjadi anak angkatnya. Dan hebatnya, orang tua mereka tanpa basa basi menerima dengan senang hati. 

Sial, orang tua macam apa mereka, pikir Yoongi waktu masih duduk di kelas 3 SD. Tapi Yoongi tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, dia terus menerima apa yang terjadi karena hanya satu penyemangat dalam hidupnya yaitu, Jungkook. 

Setiap pulang sekolah mereka pasti selalu pulang ke rumah sakit untuk menunggu orang tua mereka bekerja, padahal orang tua angkat mereka sudah menyuruh untuk pulang langsung saja ke rumah tapi mereka tidak mau. Mereka lebih nyaman berada di rumah sakit yang ramai dibandingkan harus ke rumah besar yang sepi dan justru membuat mereka terus teringat pada orang tua kandungnya.

"Bang, gue mau nanya boleh gak?" tanya Jungkook dengan matra masih terfokus pada tv.

Yoongi hanya menjawab, "Hm." 

"Kira-kira, apa ya yang buat betah Kak Jennie sama lu?"

Laki-laki berkulit putih itu mengedikkan bahu. Ia malas menjawab pertanyaan itu.

"Lo gak ngerasa apa-apa gitu sama Kak Jennie?"

Yoongi menggeleng. 

"Kalo gitu ... Kak Jennie biar sama gue aja ya?" 

Seketika Yoongi langsung mengubah posisi dan menghadap ke Jungkook begitu pun Jungkook, iris mereka saling menumbuk. "Gak."

Jungkook tertawa renyah."Sampe kapan sih lo terus-terusan bohongin perasaan lo bang? Gue suka sama Kak Jennie, gue pengen jagain dia, gue--"

"Berisik."

Jungkook tersenyum melihat Yoongi sementara Yoongi membuang pandangannya lalu berjalan menuju sofa untuk tidur.

Yoongi memunggungi Jungkook, entah kenapa dadanya terasa sesak ketika mendengar pernyataan adiknya yang begitu terang-terangan. Meski, Yoongi sendiri tidak mengerti apa yang ia rasa sebenarnya pada Jennie. 

Kenapa gue harus bilang enggak?, Yoongi berusaha untuk memejamkan matanya agar tidur. Tapi entah kenapa otaknya terus memutar kenangan yang membuatnya muak untuk mengingatnya.

10 Januari 2017

Suasana kelas begitu sepi karena para siswa mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional. Kecuali kelas yang Yoongi tempati, kelas itu emang tak ada capeknya untuk bermain.

Regret [ yoongi x Jennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang