Raja iblis itu mendudukan tubuh Zaheera di singgasananya, kemudian melangkah ke tempat pembakaran setelah mengelus putri berambut cokelat itu. Semua orang berteriak kesenangan saat Crishtoff menyuruh perdana menterinya membawa pengkhianat itu. Mereka menari-nari saat musik dimainkan.
Seketika suasana menjadi hening saat raja iblis itu menyuruh mereka diam dengan mengangkat tangannya. Crishtoff berjalan ke arah Lygon yang tengah digantung di atas bara api yang menyala. Iblis itu sudah siuman beberapa menit yang lalu. Lygon kepanasan dan sesekali berteriak. Matanya tak lepas menatap Zaheera yang tengah menatapnya balik. Lygon dapat melihat tetes demi tetes air keluar dari mata indah putri cantik itu.
"Siapa saja yang berani mengkhianati aku maka dia bernasib sama seperti iblis satu ini," ucap Crishtoff sembari memotong tali yang mengikat tangan Lygon dengan perlahan.
Semua orang berteriak mengejek Lygon dan melemparinya dengan batu. Iblis itu berlumuran darah hingga membuat badannya lemas. Lygon menitikkan air mata saat melihat Zaheera menangis tersedu-sedu. Rasanya lebih sakit melihatnya menangis daripada dilempari batu.
"Arghhh." Lygon berteriak saat dirinya jatuh ke dalam pembakaran itu. Seketika dirinya hangus terbakar dan bau khas mayat iblis tercium oleh semua orang termasuk Zaheera.
Semua orang berpesta atas kematian Lygon. Crihstoff menyediakan ribuan gelas darah manusia untuk disajikan pada pengikutnya.
Raja iblis itu melangkah mendekati Zaheera yang tengah menangis atas kematian Lygon. Crishtoff duduk di samping Zaheera dan menangkup kedua pipinya.
"Pengkhianat kerajaan memang harus dibunuh, kan?" tanya Crishtoff sembari mengusap air mata putri di hadapannya. " Aku tidak pernah membunuh seseorang tanpa suatu alasan," lanjutnya.
"Bagaimana dengan manusia yang dijadikan tumbal, Crishtoff?"
"Mereka adalah orang kotor yang harus lenyap dari muka bumi."
"Bagaimana dengan keluargaku?"
Raja berwajah tampan itu menyeringai jahat sembari mendekatkan bibirnya ke telinga Zaheera.
"Apa kau yakin ingin mendengar penjelasannya?" bisik Crishtoff diakhiri dengan gigitan pada telinga putri cantik ini.
"Maksudmu?" Zaheera bertanya sembari menjauhkan bibir Crishtoff dari telinganya.
"Mereka adalah pendosa," jawab Crishtoff sembari menatap tajam Zaheera. "Karena mereka memiliki anak pembunuh sepertimu," lanjutnya.
"Aku bukan pembunuh, Crishtoff," sanggah Zaheera tegas.
"Sekeras apa pun kau menyanggah, tetapi itulah kenyataannya." Crishtoff berucap tak kalah tegas. Kemudian raja iblis itu menyuruh pelayan untuk mengambil dua gelas minuman.
"Minumlah!" perintah Crishtoff setelah mendapat minuman itu.
Zaheera menatap jijik minuman berwarna merah yang diyakininya adalah darah. Ia tidak akan meminum darah meski dalam keadaan apa pun. Lebih baik membuangnya di hadapan Crishtoff, tak apa jika mendapat siksa dari raja iblis ini sekalipun.
"Ini bukan darah, ini minuman manusia," ucap Crishtoff setelah melihat ekspresi wajah jijik Zaheera.
"Aku tidak mempercayaimu."
"Aku tidak pernah berbohong, Zaheera," ucap Crishtoff penuh penekanan pada setiap katanya.
Tangan mungil Zaheera meraih minuman itu, rasanya manis seperti jus buah naga di kerajaannya. Raja iblis ini ternyata tidak berbohong. Entah kenapa timbul rasa sesuatu di hati putri cantik ini. Hatinya tiba-tiba berat dan entah rasa apakah ini. Kenapa Crishtoff tidak memberikan darah padanya? Kenapa raja iblis ini malah memberi minuman manusia? Zaheera mengangkat bahunya tak peduli dan meminumnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Of Devils(End)
Fantasy19+ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!! Mengisahkan seorang putri yang terus dimangsa oleh raja iblis kejam karena terikat dendam di masa lalu. Putri tak berdosa ini terus disiksa dan disekap oleh iblis tekutuk ini. Bagaimanakah nasib putri malang ini...