18. Pengagum Rahasia.

2.4K 156 0
                                    

Langkah khas raja mengalihkan perhatian dari para penghuni lembah hitam mengerikan. Mereka bersujud ketika sang raja melangkah melewatinya, terkecuali tiga orang pria berbalut baju besi sembari menunggangi kuda. Mereka enggan bersujud kepada raja iblis biadab, lebih baik mati dibandingkan melakukan hal itu.

"Inikah orangnya?" tanya Crishtoff bernada mengejek.

"Iya, Rajaku," jawab Azazil.

Crishtoff menyeringai jahat. "Apa yang kalian inginkan?"

"Kami menginginkan nyawa gadis-gadis kami," jawab salah seorang kesatria itu.

"Aku tidak memiliki itu," ucap Crishtoff santai.

"Kami sudah muak denganmu, kesabaran kami habis oleh kekejaman dirimu, kami menginginkan pertanggungjawaban dirimu, kami ingin nyawa tumbalmu kembali," tuntut kesatria yang lain.

Krekkk!

Tiba-tiba leher orang itu dicekik oleh Crishtoff dengan kemampuan telekinesisnya. Ia tersungkur ke tanah sembari memegang lehernya yang terasa panas dan pernapasannya pengap. Kesatria itu meronta-ronta di samping kudanya, ia terbatuk-batuk sembari berusaha melepas cekikan tak terlihat berharap bisa bebas dari itu. Namun, bukannya terbebas, cekikan di lehernya semakin kuat dan semakin membuatnya pengap. Sedangkan kedua rekannya hanya mampu melihat dirinya sekarat karena mereka diikat oleh akar pohon dengan sangat kencang oleh raja iblis kejam itu.

Tak berselang lama orang itu mati mengenaskan. Crishtoff menatap tajam kedua kesatria yang tengah berusaha melepas lilitan pada tubuhnya secara bergantian.

"Azazil, bawa mereka ke istana, aku akan memberi hukuman yang pantas mereka dapatkan," perintah Crishtoff lantas berlalu pergi.

****

Zaheera menggulung kembali daun kering itu setelah membaca isinya. Baiklah! Zaheera akan percaya pada kedua iblis ini untuk sementara waktu, jika belum terselamatkan maka dirinya tidak akan percaya seratus persen pada mereka.

Tampak manik mata indah Zaheera menatap seksama gulungan daun kering itu, Zaheera begitu merindu sang pengirimnya. Meskipun dalam tulisan itu dirinya mendapat kabar bahwa keadaan Daniel baik-baik saja, tetapi rasanya belum puas jika tidak memastikan secara langsung.

"Kapan mereka kemari?" tanya Zaheera setelah terdiam cukup lama.

"Mereka akan datang setelah mempersiapkan semuanya," jawab Astaroth.

"Apa kau bertemu dengan Daniel?"

"Kami sempat bertemu sebentar, kau tenang saja dia dalam keadaan baik, meski ada luka panah."

"Luka panah?" sungut Zaheera.

Astaroth menggaruk tengkuknya karena baru saja keceplosan mengenai keadaan Daniel. Astaroth lupa jika Daniel berpesan jangan memberi tahu mengenai luka panah di kakinya, apalagi luka itu Daniel dapatkan dari iblis bernama Lygon. Itulah kelemahan Astaroth dari dulu, dirinya tidak bisa menutup mulut dan selalu membeberkan sebuah rahasia siapa saja.

"Kenapa kau diam?" tuntut Zaheera sembari menatap tajam Astaroth yang bertingkah laku aneh.

"Kau tenang saja, Putri. Keadaan Daneil baik ...!"

Brakk!

Perkataan Astaroth terhenti oleh pintu yang dibuka secara kasar, suaranya begitu menggema di ruangan mengerikan ini. Astaraoth mengembuskan napas lega karena tidak akan diinterogasi lebih lanjut oleh putri yang ada di hadapannya.

Zaheera menyembunyikan gulungan daun itu ke belakang gaunnya. Putri cantik itu memperhatikan Azazil yang membawa dua orang manusia yang digusur menggunakan akar pohon, kemudian diikat sekuat mungkin.

The King Of Devils(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang