05. Manusia Bersifat Iblis

4.8K 294 0
                                    

Manusia adalah makhluk Tuhan paling sempurna dibandingkan makhluk yang lain. Manusia diberi akal dan pikiran sehingga mampu membedakan benar dan salah. Kesempurnaan manusia tidak sampai di situ, manusia juga diberi hati sehingga mampu merasakan kesenangan dan kesengsaraan makhluk yang lain.

Salah satu sifat manusia adalah baik hati. Ia tidak akan mampu membuat sesama makhluk Tuhan sengsara, ia akan melakukan berbagai cara untuk menolongnya.

"Mohon maaf, Yang Mulia Putri, hamba mengganggu aktivitasnya, hamba ingin memberi tahu kalau sarapan telah siap," ucap Annalisa di ambang pintu.

Zaheera menyimpan buku artikel tentang manusia ke tempat semula. Ia merapikan rambut dan penampilan sebelum melangkah menuju ruang makan istana. Ia tidak menggunakan baju berwarna, melainkan memakai baju yang paling dibencinya. Ini juga adalah hukuman dari sang kakak.

Zaheera sudah sampai di ruang makan. Di sana terdapat Alexander, Anastasya, dan Daniel yang tengah duduk manis sambil menyantap menu sarapan.

"Pagi semua!" sapa Zaheera setelah duduk di tempat biasa.

"Pagi juga," balas Daniel sambil menoleh ke arah Zaheera.

"Daniel, bagaimana keadaan kampung budak di negeri Sagoer?" tanya Alexander di tengah makan.

"Syukurlah, Ayah, kampung budak maju lebih cepat dari yang kita prediksikan. Mereka sekarang sudah pandai bercocok tanam sehingga bisa menjual hasil panennya ke negara-negara kecil di negeri Sagoer. Mereka juga sudah sedikit demi sedikit bisa menjahit pakaian sehingga bisa membuat baju untuk dirinya sendiri," jelas Daniel panjang lebar.

"Bagaimana dengan mafia-mafia di sana?"

"Aku sudah mengerahkan beberapa prajurit handal untuk menangkap para mafia itu. Satu persatu mereka tertangkap, dan tinggal satu mafia lagi yang menjadi buronan." 

"Aku ingin berkunjung ke kampung budak itu," timpal Zaheera.

Alexander dan Anastasya saling tatap tak mengizinkan keinginan putrinya ini. Mereka takut terjadi sesuatu padanya, apalagi satu mafia belum tertangkap. Mereka tidak sanggup membayangkan jika putrinya celaka. Anastasya menggeleng sebagai isyarat pada Alexander untuk jangan mengizinkan putrinya pergi berkunjung ke kampung budak.

"Ayah tidak mengizinkan, Zaheera," ucap Alexander membuat hati Zaheera kecewa.

"Jika Ayah takut terjadi sesuatu padaku, maka aku bisa berkunjung ke sana ditemani Daniel. Jadi aku aman."

"Jika ayah berkata tidak, maka tidak!" Tegas Alexander.

"Ayah egois," ucap Zaheera emosi sambil melangkah pergi.

"Zaheera!" panggil Alexander.

"Sudahlah! Izinkan dia. Dia bisa ke sana asal ditemani oleh Daniel," ucap Anastasya meredakan emosi suaminya.

"Iya, Ayah, aku tidak keberatan jika harus ke kampung budak menemani Zaheera."

"Baiklah."

****

Ck! Zaheera mendecak kesal sambil melempar beberapa batu ke kolam di belakang istana. Apa keinginannya salah? Kenapa ayahnya begitu egois tidak mengizinkan berkunjung ke kampung budak? Ia hanya ingin bermain dan berkenalan dengan anak-anak di sana.

Tiba-tiba semilir angin menyentuh punggung Zaheera membuat bulu kuduk berdiri. Kicauan burung tiba-tiba berhenti, ikan di kolam menenggelamkan diri ke dasar kolam, langit yang semula cerah seketika berubah menjadi mendung. Suasana kini berubah menjadi sepi

Zaheera bangkit dari duduk karena merasa tidak nyaman berada di kolam sendirian. Hatinya merasa tidak tenang, ketakutan menyelimuti hati. Cuaca tiba-tiba berubah dingin hingga menusuk ke tulang.

The King Of Devils(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang