39. Bulan Menjadi Saksi.

2.6K 117 7
                                    

Suasana istana menjadi sepi. Para raja dan ratu kembali ke kerajaannya setelah sebulan menginap di istana Crishtoff. Mereka membawa banyak tawanan gadis, masing-masing dari mereka mendapat sebotol darah rusa putih suci juga darah manusia.

Crishtoff dan Zaheera berdiri di ambang gerbang sembari mengantar kepulangan para raja dan ratu itu.

"Aneh sekali, kenapa tempat ini disinari bulan? Biasanya bulan susah menembus dedaunan," ucap Zaheera sembari mengamati bulan total di langit sana.

Crishtoff tersenyum."Aku akan menunjukkan sesuatu padamu."

"Apa?"

"Ikut saja."

Crishtoff membawa Zaheera ke hutan yang lumayan jauh dari istananya. Rupanya raja iblis itu membawa Zaheera ke danau yang terdapat air terjun. Di sekitar danau tersebut terdapat bunga-bunga liar dari berbagai bentuk, warna, dan jenis.

Crishtoff menangkup kepala Zaheera dan mendongakkan ke atas, tampak bulan bersinar begitu indah. Zaheera tak berkedip melihat pemandangan ini. Senyuman terukir di bibirnya.

"Kau mau berenang malam-malam begini?" tanya Zaheera saat melihat Crishtoff membuka baju bagian atasnya.

Crishtoff tersenyum sembari beralih membuka pakaian luar Zaheera.

"Dingin, Crishtoff," ungkap Zaheera. Ia mengembuskan napas gugup, jantung berpacu cepat karena tahu Crishtoff akan melakukan apa.

"Patuhlah!"

Crishtoff memangku Zaheera dan memasuki danau. Zaheera sedikit meringis dingin. Dirinya menggigil karena airnya sedingin es. Setelah Crishtoff menurunkan Zaheera, ia buka tali kain yang menutupi bagian dada putri cantik itu. Kemudian membuangnya ke tepi danau.

"Aku mencintaimu," ungkap Crishtoff, matanya sendu menahan nafus birahinya.

Zaheera tersenyum."Aku pun begitu."

Raja iblis tampan itu pun ikut tersenyum. Crishtoff mengacak rambut cokelat Zaheera, kemudian mencubit gemas pipi putri cantik itu.

"Kau pendek sekali." Crishtoff melayangkan ejekan.

"Aku termasuk wanita tertinggi di sekolah, Crishtoff, kau saja yang terlalu tinggi," balas Zaheera ketus.

"Berapa tinggi badanmu?"

"Seratus tujuh puluh dua," jawab Zaheera bangga.

Crishtoff tersenyum mengejek. "Aku seratus sembilan puluh."

"Wajar, kau seorang pria," balas putri berkulit putih itu.

"Berbaliklah!"

Zaheera menurut. Ia menggigit bibir saat Crishtoff meremas lembut kedua dadanya, juga menjilati lehernya. Rasa panas menjalar ke seluruh tubuh, napas memburu.

"Ah!" Zaheera mendesah saat tangan kekar Crishtoff bermain di area sensitifnya. Badan lemas tak berdaya. Napas semakin memburu.

Setelah beberapa menit, Crishtoff membalikkan badan Zaheera. Kemudian melumat bibir indah Zaheera, tangannya sibuk meremas dada bagian kiri putri berambut cokelat itu.

"Ah!" Lagi-lagi Zaheera mendesah di sela ciuman.

"Aku sudah membuat tempat untuk kita bercinta yang nyaman, Zaheera," ucap Crishtoff seraya melepas pangutan bibirnya tanpa melepas remasannya.

"Mphhh! Di mana?" tanya Zaheera sembari menahan rasa geli.

Kemudian Crishtoff memangku Zaheera ke atas pohon yang besar dan rindang. Raja iblis itu sudah menyiapkan rumah pohon yang begitu nyaman. Terdapat satu ranjang, meja, dan dua buah kursi.

The King Of Devils(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang