28. Menyadari Sesuatu.

2.4K 151 4
                                    

"Kalian jalan terlebih dahulu, kita berhenti di tempat biasa. Siapkan juga api dan air hangat untuk Zaheera," ucap Crishtoff pada perdana menteri dan penasihatnya. Crishtoff tengah memangku tubuh Zaheera yang tertidur lelap.

Acara pertemuan sudah usai hingga larut malam. Di tengah acara tersebut Zaheera tertidur di bahu Crishtoff, kemudian dengan perlahan raja iblis itu memindahkan kepala Zaheera ke pangkuannya.

"Kalau begitu kami pamit, Rajaku," ucap Azazil setelah menyiapkan kudanya dan kuda Crishtoff.

Mereka pun memacu kudanya perlahan setelah Crishtoff mengangguk.

Tampak raja iblis itu memandang wajah polos Zaheera. Senyuman tiba-tiba terukir di bibir ketika mengingat betapa cerdasnya Zaheera dalam menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dilontarkan raja dan ratu iblis. Tak banyak dari raja iblis menyatakan kekagumannya terhadap putri cantik ini.

****

"Tidakkah kalian lihat kalau raja begitu perhatian pada Calon Ratu Zaheera?" tanya seorang penasihat bernama Dekula di tengah perjalanan.

"Dia sudah menjadi ratu meski raja tidak menikahinya. Jangan panggil dia calon ratu lagi, nanti raja akan murka," sahut Azazil.

"Mungkinkah raja mulai menyukai Ratu Zaheera?" tanya penasihat yang lain bernama Guzo.

"Bisa jadi, karena akhir-akhir ini raja sering bersama dengannya." Balasan Dekula mendapat anggukan dari Guzo dan satu penasihat lagi bernama Desaya.

"Ratu Zaheera memang memiliki pesona yang luar biasa," timpal Desaya.

"Apakah kalian beralih profesi menjadi iblis penggosip." Azazil bertanya.

"Hahaha, bukan begitu, Perdana Menteri. Kami hanya heran saja," balas Guzo.

"Kuadukan kalian pada raja," ancam Azazil sembari terkekeh.

Ketiga penasihat pun ikut terkekeh seraya meneruskan perjalanan.

****

"Crishtoff!"

Raja iblis itu menoleh ke sumber suara itu ternyata Veela yang tengah berjalan ke arahnya.

"Kenapa terburu-buru? Apa kau tidak akan mampir ke kerajaanku?" tanya Veela setelah berada di dekat Crishtoff. "Biasanya setelah pertemuan kau selalu mampir."

"Tak ada waktu," jawab Crishtoff sembari menaikkan tubuh Zaheera ke kuda dengan perlahan takut Zaheera terbangun.

Veela menatap cemburu ketika Crishtoff bersikap lembut pada Zaheera. Raja iblis tampan ini tidak pernah bersikap lembut pada wanita manapun setelah kematian Lamia dan Dandelion. Seharusnya Crishtoff bersikap kasar pada manusia cantik ini karena dulunya seorang pembunuh.

"Apa aku boleh mampir ke kerajaanmu?"

"Terserah." Crishtoff menjawab acuh tak acuh seraya menaiki kuda lantas memacunya dengan sangat pelan.

Ratu berkulit kuning langsat itu mengepalkan tangan. Ia sudah lama menginginkan Crishtoff dan mencoba mendekatinya, tetapi Crishtoff seperti air yang sulit diambil dengan tangan. Veela kenal betul bahwa sulit membuat Crishtoff bosan pada satu hal. Bahkan raja iblis tampan itu tidak pernah merasa bosan pada hal apa pun.

****

Crishtoff berhenti di bawah pohon besar dan rindang, kemudian membuka jubahnya dan dijadikan bantal untuk Zaheera. Tubuh putri ini panas dan menggigil di sepanjang jalan. Awalnya Crishtoff akan terus melakukan perjalanan, tetapi tempat istirahatnya masih jauh. Akhirnya raja iblis kejam itu memutuskan untuk berhenti karena hatinya merasa tidak tega melihat Zaheera demam seperti ini.

The King Of Devils(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang