14. Mimpi atau Petunjuk

2.5K 176 1
                                    

Terlihat seorang wanita cantik tengah berbicara dengan seorang pria seperti bangsawan sambil sesekali menengok kanan kiri, ia takut pembicaraannya diketahui oleh orang. Pembicaraan mereka sangat serius, itu terlihat dari gestur tubuh mereka.

Setelah selesai, mereka pergi ke arah yang berlawanan. Wanita cantik itu pergi ke kamar dengan senyuman yang sulit diartikan. Apa yang selama ini dirinya rencanakan akan berhasil dengan hitungan jam saja. Ia akan meraih sesuatu yang diinginkannya. Tinggal menghitung jam maka semuanya akan ada di genggaman tangan.

"Kau terlihat bahagia sekali, Lamia!" seru seseorang yang langsung membuat senyum di bibir Lamia lenyap.

"Jangan menggangguku, jangan ikut campur urusanku!" balas Lamia tidak suka

"Suatu saat semua ini akan terbongkar, entah kau masih hidup atau tak bernyawa lagi,"

"Aku tidak butuh nasehatmu, Astaroth," ucap Lamia kemudian berlalu pergi. Ia tidak suka dengan iblis itu, selalu saja ikut campur urusannya. Jika kekuatannya sebanding dengan kekuatan Astaroth, Lamia tak akan segan-segan membunuhnya.

Lamia masuk ke dalam kamar dengan perasaan yang berbinar ketika mendapati Crishtoff berada di kamarnya. Ia mendekat dengan seulas senyum bahagia.

"Kau di sini?" tanya Lamia, iblis cantik itu membuat jarak yang sangat dekat dengan Crishtoff.

"Aku akan menikah dengannya," ucap Crishtoff tiba-tiba. Senyum di Lamia perlahan pudar, tetapi sesegera mungkin ia angkat kedua sudut bibirnya.

"Bagaimana jika kalian mendapatkan anak? Apa identitas dirinya nanti?" tanya Lamia setelah menetralisir perasaan.

"Itu menjadi urusanku. Yang terpenting aku ingin kau menyiapkan semua keperluan pesta pernikahan. Kau temanku dan aku ingin kau ikut andil dalam hal ini, ya?" Crishtoff berucap sebelum pergi.

Lamia tersenyum miring diikuti dengan tawa jahatnya. Dirinya akan menyiapkan semuanya, termasuk pesta pernikahan.

"Aku akan menyiapkan semuanya dengan baik, Crishtoff. Bukan orang lain yang bersanding denganmu, tapi aku," ucap Lamia.

****

Semua persiapan pernikahan pun selesai. Tinggal menunggu satu jam lagi, maka pernikahan Crishtoff akan digelar. Semua penghuni istana sedang bersuka ria atas pernikahanya, tak terkecuali Lamia. Ia bahagia karena hanya dirinya yang akan bersanding dengan Crishtoff nanti.

"Ibu!" seru seseorang dari belakang, mengagetkan wanita paruh baya yang tengah menikmati indahnya kolam istana.

"Dandelion, sedang apa kau di sini? Seharusnya kau mempersiapkan diri," ucap wanita itu.

"Aku gugup," aku Dandelion sembari memeluk wanita bernama Ruttana.

"Semua orang yang akan menikah pasti merasakan gugup, tapi semua itu akan sirna setelahnya," ucap Ruttana menenangkan calon menantunya.

"Terima kasih, Ibu," Dandelion mengecup pipi Ruttana.

Srettt

Ah!

Tiba-tiba sebuah pisau menancap tepat di jantung Ruttana. Ia menatap tak percaya pada orang yang telah menusuknya. Seorang manusia yang dirinya anggap baik ternyata tega melakukan hal itu. Kini Ruttana tahu bahwa semua manusia memiliki hati yang busuk. Awalnya iblis itu sangat mempercayai kebaikan hati manusia di hadapannya, Ruttana kira bahwa manusia ini berbeda dengan manusia yang lain. Namun, dirinya salah besar, manusia di hadapannya ternyata sama saja busuknya dengan manusia yang lain.

"Maafkan aku, Ibu, aku tidak rela jika Crishtoff mencintai siapa pun termasuk Ibu, aku ingin cintanya hanya untukku," ucap Dandelion sembari menyeringai jahat kemudian pergi untuk menyelesaikan misinya.

Ruttana terbatuk-batuk karena dadanya mulai sesak. Darah hitam segar khas iblis mengalir dari jantungnya. Dengan susah payah tangan iblis itu mengambil selembar daun dan mulai menuliskan sesuatu di sana menggunakan darahnya.

****

Beelzebub, ayah Crishtoff tengah berdiri di depan cermin sembari bersiap untuk pernikahan anaknya. Ia adalah makhluk paling beruntung karena memiliki calon menantu yang baik, meskipun dari kalangan manusia.

Harus diakui bahwa dirinya adalah raja iblis yang cukup jahat. Ia selalu menindas iblis tak berdosa jika keinginannya tidak di turuti, Belzeebub juga selalu menghukum iblis yang melakukan kesalahan kecil dengan sangat kejam. Bahkan dirinya tak segan-segan mengisap darah manusia yang tak sengaja masuk ke negerinya. Namun, ini baru pertama kali Belzeebub menyayangi seorang manusia, bahkan membuatnya terluka pun tidak bisa. Manusia sekaligus orang pertama yang membuatnya percaya akan adanya hati yang baik akan menjadi menantunya, sungguh dirinya sangat beruntung.

"Ayah!" panggil seseorang yang sudah dirinya kenali. Ia tersenyum ketika mendapati Dandelion di ambang pintu.

"Ya, Dandelion?" tanya Beelzebub, manik matanya menatap Dandelion yang berjalan ke arahnya.

"Apa aku mengganggu aktivitas Ayah?" tanya Dandelion takut mengganggu calon Ayahnya.

Beelzebub mendekat sambil tersenyum "Jika itu untukmu tak ada masalah," ucapnya.

Dandelion tersenyum lebar sembari memeluk bebas Beelzebub.

"Aku beruntung, aku manusia paling beruntung karena memiliki Ayah di dunia ini, semoga di kehidupan yang selanjutnya aku dipertemukan dengan sosok Ayah sepertimu," tutur Dandelion.

Beelzebub mengelus rambut indah Dandelion. Dirinya tersenyum senang dengan penuturan manusia baik ini. Belzeebub tidak ingin Dandelion mati, ia ingin Dandelion hidup abadi. Raja iblis itu takut reinkarnasi Dandelion takkan menerimanya sebagai seorang raja iblis.

"Aku mencintaimu, Ayah," ungkap Dandelion semakin membuat Beelzebub memperlebar senyumannya.

"Aku juga ...!"

Sretttt

Srettt

Srettt

Akkhhhh!

Beelzebub mengerang sakit ketika sebuah pisau menancap di jantungnya, sumber kelemahannya. Badan raja iblis itu ambruk seketika, ia batuk-batuk dengan diikuti percikan darah hitam segar, pernapasan mulai sesak, badannya lemas karena kekuatan yang dirinya miliki perlahan menghilang.

"Maaf, Ayah, kau selalu membunuh manusia dengan mengisap darahnya, kau pun selalu menindas para pengukutmu dengan kejam, kau benar-benar tak punya hati, Ayah. Makhluk seperti dirimu harus lenyap dari dunia ini. Aku tarik kembali ucapanku, aku tidak mencintaimu." Dandelion pergi dengan perasaan puas.

****

Zaheera terperanjat ketika kembali ke alam nyata. Putri berambut cokelat itu mengedarkan pandangan ke setiap sudut tempat menyeramkan ini. Ternyata dirinya tertidur setelah puas menangis seharian. Badannya terasa remuk karena terus di siksa oleh raja iblis terkutuk bernama Crishtoff.

Keadaan Zaheera sangat memprihatikan.  Wajah cantiknya penuh dengan luka akibat benturan yang selalu dirinya dapati. Paha berlumuran darah, belum lagi luka-luka kecil lainnya.

Zaheera ingin terbebas dari penderitaan ini, juga ingin kabur dari tempat mengerikan ini. Namun, semua itu hanya keinginan yang satu berbanding seribu akan terkabulkan, raja iblis terkutuk itu takkan pernah menutup matanya, Zaheera akan selalu diawasi olehnya. Jika pun bisa, dirinya akan pulang dalam keadaan tak bernyawa karena dimangsa oleh hewan buas atau yang lainnya, tapi sepertinya itu lebih baik daripada terus disiksa di tempat ini.

Zaheera mengingat-ingat mimpinya barusan. Apa itu hanya mimpi atau sebuah petunjuk kebenaran untuknya? Zaheera yakin bahwa di kehidupan masa lalunya dirinya tidak pernah membunuh siapa pun. Putri berkulit putih itu yakin jika Lamia dalang di balik semua ini. Zaheera tidak mungkin membunuh calon ibu dan ayahnya.

Bagaimana cara menguak kebenaran ini? Zaheera tidak tahu setiap sudut tempat ini untuk mencari sebuah bukti, bahkan durung tidak mengenal satu orangpun disini sebagai sumber informasinya. Apa yang yang harus Zaheera lakukan?

"Daniel, kau di mana?" tanya Zaheera. Manik matanya mengeluarkan setetes air.

****

Selamat membaca.
Jangan lupa tersenyum ☺️

The King Of Devils(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang