Faro belum beranjak dari lantai dua. Diam dan mengamati Fiola di bawah adalah kegiatannya dari tadi. Setelah tiga puluh menit berdiri, laki-laki itu turun ke bawah menghampiri Fiola yang baru selesai melaksanakan hukuman.
Fiola terkejut saat tangannya tiba-tiba di tarik oleh Faro, "mau kemana?!"
"Ikut aku bentar. Aku mau ngomong sama kamu."
Fiola refleks menyentak tangan Faro. Dia tidak suka cara Faro menarik tangannya sedikit kasar. Bukan seperti Faro yang biasanya.
"Kamu kenapa? Gak biasanya kek gini? Aku ada salah sama kamu, Len?"
Faro langsung menggendong tubuh Fiola bak karung beras. Fiola memberontak kasar dengan memukul-mukul punggung Faro. Sebagian siswa yang melihat itu di landa rasa penasaran.
Di taman belakang Faro membawa tubuh Fiola. Laki-laki itu mendudukkan badan Fiola di bangku taman. Fiola berdecak kesal sigap berdiri di depan Faro. Dagunya terangkat seolah bertanya 'kenapa' pada Faro.
"Jawab jujur...kamu menyembunyikan sesuatu dari aku kan?"
Satu alis Fiola terangkat, "iya?!"
Faro tergelak sepersekian detik. Dia menatap dalam manik mata Fiola mencari kebohongan di dalam sana. Fiola yang di tatap tersenyum sinis, menjauhkan diri dari Faro.
"Apa An? Apa yang kamu sembunyikan dari aku?" tanya Faro pelan dengan matanya terpancar rasa kecewa
"Banyak." jawab Fiola singkat duduk di bangku taman seraya bersedekap dada
"Kalo banyak...kenapa kamu gak pernah cerita sama aku? Kamu anggap aku apa selama ini?"
"Pacar lah!" sentak Fiola tanpa sadar, "kamu nanya gini apa karena video aku tadi pagi?!"
Faro manggut-manggut, "iya, aku ngerasa kamu--"
"Aku apa? Kelewatan,iya?!"
"Bukan gitu. Kamu berbeda,An. Kamu bukan Ana yang aku kenal."
"Cuma karena video itu kamu anggap aku berbeda? C'mon Len, bukankah setiap orang punya sifat yang tidak di ketahui orang banyak?" ujar Fiola tertawa renyah memandang kekasihnya, "Kamu hanya tidak tau soal sikap aku tadi. Yang kamu tau, aku adalah Ana si gadis lemah lembut."
"Apa yang aku gak tau tentang kamu? Kita udah bareng dari kecil, An. Tidak ada yang mengenal kamu lebih baik dari aku!"
"Really?"
"Apapun tentang kamu, aku tau semuanya." balas Faro mantap. Sontak Fiola tertawa keras membuat laki-laki itu kebingungan.
"Lucu ya,Len haha. Kamu berpikir mengenal aku lebih baik hanya karena kita udah bareng dari kecil. Tapi kenyataannya...kamu gak tau apa-apa tentang aku,Len. Percayalah hal yang kamu tau tentang aku itu hanya berkisar 10%." kata Fiola sedikit memberitahu tentangnya.
"Maksudnya kamu--"
"Ya. Karena aku gak sebaik yang kamu kira tapi aku juga gak sejahat yang kamu pikirkan."
Faro tersenyum tak percaya. Dia memandangi Fiola dari atas sampai bawah. Berkat video pembullyan tadi pagi, ia sedikit mengetahui sisi lain dari Fiola. Pantas saja ia merasa akhir-akhir banyak hal yang Fiola tutupi darinya.
"Kenapa? Kamu kecewa sekarang? Kalo iya, gapapa. Kamu berhak bersikap begitu. Tapi satu hal Len...setiap hal yang aku lakuin ada alasannya. Entah itu hal baik atau jahat."
"Seiring berjalan waktunya, cepat atau lambat semua akan berubah. Termasuk hubungan kita. Itu semua tergantung sikap kamu. Jika kamu gak bisa percaya sepenuhnya sama aku, semua akan hancur sebagaimana mestinya begitupun sebaliknya." jelas Fiola mengulum senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faro Alendra
Teen FictionFaro Alendra Fernando Seorang bocah yang dulunya julid kini tumbuh menjadi laki-laki tampan bak dewa Yunani. Bibir merah muda, rambut legam, tubuh kekar dan tinggi, serta kulit yang putih menggambarkan bagaimana dirinya sekarang. Tatapan tajam nya a...