Part-21

1.7K 248 39
                                    

Ketegangan melanda keluarga Fino dan Sam serta Safa. Mereka terkejut dengan kedatangan laki-laki berwibawa yang merupakan papa kandung dari Fiola Andriana. Kehadiran laki-laki itu membuat mereka siaga. Terutama Sam dan Fino langsung menghadang papa kandung Fiola yang ingin masuk ke ruang ICU.

"Hey, saya hanya ingin bertemu Ola. Tidak perlu berlebihan seperti ini." kekeh Dewa ringan

"Mempertemukan anda dengan Ana sama saja mempertemukan putri saya dengan iblis!" desis Sam tersulut emosi

Paham akan keadaan, Freya membawa Fallona pergi. Safa juga ikut atas perintah dari Sam. Menyisakan Dewa,Sam,Fino serta Faro.

"Adik ipar...tidak pantas berbicara seperti itu. Hormati saya sebagai kakak ipar mu."

Sam berdecih pelan, "anda lebih pantas di sebut iblis!"

Dewa terpancing emosi spontan memukul rahang Sam hingga tersungkur di lantai. Papa kandung dari Fiola itu mengeluarkan pistol dari saku jasnya lalu menodongkan nya ke arah Sam. Fino tak tinggal diam. Dia melakukan hal sama pada Dewa.

"Jangan coba-coba memancing amarahku, sialan!" ujar Dewa penuh penekanan

Sam bangkit seraya mengusap rahangnya yang terluka. Dia mendekatkan tubuhnya ke arah pistol milik Dewa. Pistol tersebut tepat berada di dada kiri Sam.

"Mau membunuh ku? Silahkan." Sam mendekatkan wajahnya ke telinga Dewa dan berbisik pelan, "lakukan lah seperti kau membunuh saudara kandung putri mu sendiri!"

Tubuh Dewa membeku sepersekian detik. Dia langsung menurunkan pistol miliknya. Alhasil Fino dan Faro bingung melihatnya. Sementara Sam tersenyum kemenangan.

"Kau..."

"Terkejut kakak ipar?" tanya Sam puas

Dewa berdehem pelan, "tidak sama sekali. Itu bukan masalah besar lagi jika kau tau."

"Namun itu akan jadi masalah besar jika kakek tau, bukan?" balas Sam meremehkan. Sontak Dewa terkekeh sinis, "kau mengancamku adik ipar?'

"Tidak. Hanya ingin tau reaksi kakek nantinya."

"Hoe durf je die ouwe lul te vertellen dat ik je familie zal vermoorden!!"  bentak Dewa emosi membuat Fino dan Faro kaget. Tapi Sam justru tertawa renyah.

Fino dan Faro tentu paham apa yang Dewa ucapkan. Mengingat mereka sedikit belajar bahasa Belanda waktu liburan ke sana.

"Santai lah Dewa Grahadi. Itu tidak akan pernah terjadi selama kau berhenti menyakiti putriku!"

Bugh

Dewa melempar pistol di tangannya tepat mengenai kening Sam. Dia mencengkram kuat-kuat dagu Sam lalu membisikkan sesuatu di telinga Sam.

"Akan saya pastikan rahasia itu tidak pernah bocor ke papa saya. Camkan itu, brengsek!" setelah berkata demikian, Dewa melenggang pergi.

Sam memandangi punggung Dewa yang semakin menghilang. Di usap nya kening nya yang tadi di lempar pistol oleh Dewa. Sedetik kemudian, dia menggeram marah. Tanpa sadar memukul tembok di belakangnya.

Fino segera menyusul kepergian Dewa. Ada masalah yang perlu dia selesaikan dengan Dewa. Sementara Faro diam mencerna percakapan yang barusan ia dengar. Ternyata banyak hal tentang hidup Fiola yang belum dirinya ketahui.

"Yah..." panggil Faro lirih

"Jaga Ana bentar. Ayah mau nyusul daddy kamu."

Faro menghela nafas sejenak. Kini tinggal dia seorang diri di depan ruang ICU. Dia memilih masuk menemui gadisnya. Usai memakai pakaian steril, laki-laki itu berdiri di samping gadisnya. Duduk di kursi lalu menggenggam erat tangan gadisnya.

Faro AlendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang