Part-20

1.8K 254 14
                                    

Keesokannya.

Setelah operasi selama dua jam, kondisi Faro sudah membaik. Tinggal menunggu Faro sadar. Fino, Freya serta Fallona berdiri di sisi ranjang. Ketiganya cemas dengan Faro yang tak kunjung sadar.

Untuk Fiola sendiri di jaga oleh Sam dan Safa. Mereka selalu di sisi gadis itu sejak semalam. Sebab Sam tidak ingin kakak iparnya mendekati sang putri.

"Eughh" lenguh Faro perlahan-lahan membuka matanya. Dia memperhatikan langit-langit ruangan yang bernuasa serba putih. Dengan memegang kepalanya yang sedikit sakit, dia berusaha untuk duduk. Refleks Freya membantu putranya.

"Gimana kondisi Alen?"

Faro mendesis pelan, "pusing mom dan...dada Alen rasanya sakit banget."

"Wajar begitu karena Alen baru selesai operasi."

Fino diam memandangi wajah Faro. Laki-laki itu menunggu sang putra sadar apa yang telah terjadi kemarin. Dia ingin melihat reaksi Faro saat tau kondisi Fiola sekarang.

"Ana mana mom?" tanya Faro pada mommy nya

"Mati." jawab Fino spontan mendapat cubitan maut dari Fallona. Sementara Freya melotot mendengarnya.

Faro langsung mengingat kejadian kemarin. Ingatan nya berputar pada saat Fiola berusaha melindunginya dari ledakan bom. Tubuh mereka saat itu sama-sama terluka parah. Tapi luka Fiola jauh lebih parah dari nya.

"Alen mau ketemu Ana." Faro turun dari ranjang seraya melepas infus dengan susah payah. Hingga tubuhnya yang belum sembuh total tersungkur ke lantai.

"Jangan buru-buru Alen!! Kamu belum sembuh total!"

"Alen mau Ana, mom." lirih Faro berusaha berdiri di bantu Freya dan Fallona.

"Kalo mau ketemu gadismu, jangan lemah seperti pengecut!" ujar Fino tegas

Faro,Fallona dan Freya menoleh pada Fino. Dilihatnya wajah Fino yang tidak beban mengatakan hal itu.

"Alen masih lemah kak! Gak perlu di paksakan." kata Freya tajam

"Baru gitu saja dia sudah lemah Tha! Bagaimana dengan pengorbanan Ana melindungi Alen?! Jika memang Alen laki-laki sejati, dia akan berusaha sebisa mungkin menemui gadisnya walau kondisinya belum sembuh." ujar Fino panjang lebar mampu menyadarkan Faro.

Di detik juga, Faro melepas rangkulan  Freya. Sekuat tenaga berjalan tanpa bantuan dari mereka. Fino yang melihatnya tersenyum tipis.

"Apa sih mau kakak?" tanya Freya kesal

Fino merangkul bahu sang istri, "niat aku baik sayang. Udah yok kita susul dia sama Ayya!"

Freya memutar bola matanya mengikuti langkah Fino. Keduanya berjalan beriringan menuju kamar Fiola.

Di sisi lain, Faro baru tiba di depan ruang ICU. Bibir nya bergetar melihat Fiola terbaring koma di dalam sana dengan alat-alat medis. Sejenak rasa bersalah menghantui dirinya.

"Dia gadis kuat, Ro!"

Pandangan Faro teralih pada sosok Sam yang baru saja datang entah darimana. Sosok Sam berbeda dari dua tahun belakangan. Dia telah menjadi figur ayah dan suami yang baik bagi keluarganya.

"Yah, aku...."

Sam manggut-manggut, "ayah tau. Semuanya. Ana rela berkorban demi kamu bukan?"

"Maaf gara-gara Alen, Ana harus koma." lirih Faro tanpa sadar menitikkan air matanya lalu segera menghapusnya.

"Kau merasa bersalah?"

"Sangat. Demi apapun melihat Ana koma rasanya sakit yah. Alen...gagal menjaganya."

Faro AlendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang