Part-16

1.9K 295 50
                                    

Faro melirik jam Rolex di pergelangan tangannya. Dia menghembuskan nafas berat menunggu gadisnya tak kunjung datang ke parkiran. Laki-laki itu hendak mencari gadisnya tapi keburu Fiola datang duluan.

"Dari mana hm?" ujar Faro berdehem menyelipkan anak rambut Fiola ke daun telinga.

Fiola menggeleng, "dari toilet. Ganti celana bentar."

Faro mengamati penampilan gadisnya dari atas sampai bawah. Dia manggut-manggut merasa kagum dengan penampilan Fiola. Celana jeans hitam dan jaket kulit hitam menjadi pilihan Fiola.

"Aku baru tau kamu suka style kayak gini."

"Bukan baru tau...tapi emang gak pernah tau. Kan kita LDR hampir dua tahun."

Faro mengangguk singkat, mengambil helm bogo yang ia bawa lalu memakaikannya ke kepala Fiola. Gadis itu diam seraya memandangi wajah Faro.

Buk

Faro menutup kaca helm sedikit keras hingga Fiola tersadar. Refleks Fiola menabok lengan Faro sebagai reaksi atas keterkejutan nya.

"Bercanda babe. I'm sorry." kekeh Faro tersenyum geli

"Kaget tau!"

"Minta maaf sayang. Ululu cantiknya aku ngambek ternyata hm." Faro menarik tubuh Fiola ke dalam dekapannya. Fiola memanyunkan bibirnya membalas pelukan laki-laki itu.

Beberapa menit kemudian mereka sama-sama melepas pelukan. Faro segera memakai helm miliknya. Fiola diam memperhatikan Faro yang sibuk memundurkan motor.

"Waspada La! Ada seseorang mencurigakan di balik pohon deket parkiran."

Fiola mengalihkan pandangan usai mendengar perkataan Alisha dari earpiece. Dia tersenyum smirk melihat orang di balik pohon ketauan mengintipnya. Dari awal, gadis itu sudah tau ada seseorang yang tengah mengintai dirinya. Itulah alasan di balik dia berganti celana.

"Nanti di luar sekolah ada beberapa mobil yang terparkir di pinggir jalan. Feeling gue, orang itu udah mulai menjalankan rencananya."

"Steffi sama Key gimana? Mereka udah  berhasil dapat buktinya?"

"Belum ada kabar soal mereka. Yang terpenting sekarang itu adalah Faro! Ada banyak orang yang menginginkan dia mati sekarang."

"I know. Hubungi bu ketua secepatnya! Beri tau dia kalo Alen dalam bahaya. Gue serahin semua sama lo, Sha!"

"Ok, lo bisa percaya sama gue. Tetep jaga diri dan jangan lengah, La. The Angels gak mau kehilangan leadernya!"

Fiola tersentak kala bahunya di tepuk. Gadis itu memutar tubuhnya lalu tersenyum manis mendapati Faro di belakangnya. Dalam hati, ia sangat takut apakah Faro mendengar semua percakapannya tadi.

"Ayok pulang. Dari tadi di panggil gak nyaut."

"Eh iya, ayok pulang."

Faro menggenggam tangan Fiola menuju motornya. Mereka sama-sama menaiki motor. Fiola melingkarkan tangan di pinggang Faro sembari menumpu dagu nya di bahu laki-laki itu.

"Siap tuan putri?" ujar Faro mengusap tangan Fiola yang berada di pinggang nya.

"Siap pangeran." balas Fiola antusias. Sedetik kemudian Faro menancap gas meninggalkan kawasan sekolah.

Dalam perjalanan, Faro tak henti-hentinya mengusap tangan Fiola. Berbeda dengan Fiola yang terus melirik ke belakang memastikan apa yang di bilang Alisha benar.

Fiola menggeram pelan tanpa sadar mencengkram pinggang kekasihnya. Sontak Faro meringis kecil refleks menghentikan motornya. Laki-laki itu memiringkan tubuhnya agar bisa menatap Fiola.

Faro AlendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang