Part-22

1.6K 253 71
                                    

Siswa-siswi membuka mata tatkala sadar bahwa tidak ada tanda-tanda Steffi terjatuh. Alangkah terkejutnya mereka melihat pemandangan romantis bak drama Korea. Di pinggir lapangan, ketua OSIS SMA Garuda berhasil menangkap tubuh Steffi. Dengan tatapan tajam sang ketua OSIS tertuju pada wajah Steffi.

Tak merasakan sakit, Steffi perlahan membuka matanya. Pandangan gadis itu jatuh pada bola mata sang ketua OSIS. Jadi keduanya terlibat adegan tatap-tatapan. Hanya beberapa detik, setelahnya sang ketua OSIS segera menurunkan tubuh Steffi.

"M-makasih kak." ujar Steffi gugup menundukkan kepalanya

"Hm." balasan dari ketua OSIS itu hanya deheman singkat. Dia mendongak ke atas mengamati Rafael yang tengah berdebat dengan Airin. Bibirnya menyungging senyuman sinis.

Sadar lawan bicaranya diam, Steffi berniat pergi. Namun tangannya keburu di tarik oleh ketua OSIS itu. Lagi-lagi keduanya melakukan eye contact.

"Lo gapapa?" tanya sang ketua OSIS dingin langsung melepas cekalan tangannya

"Gapapa kak. Makasih udah nolong gue tadi." balas Steffi memalingkan muka.

"UKS."

"Hah?!"

"Ke UKS."

"Ak--gue kak?"

"Iya."

"Enggak perlu kak. Gue baik-baik aja kok." kata Steffi salah tingkah akan tatapan ketua OSIS padanya.

Ketua OSIS itu bernama Giorgino Alghero Darius. Laki-laki tampan dengan tatapan mata setajam pisau. Cuek, dingin sekaligus galak adalah sifatnya. Masih single alias belum punya pacar.

"Siapa nama lo?" tanya Gio tanpa ekspresi

"S-steffi kak."

Gio memajukan wajahnya ke wajah Steffi. Di tatap nya mata Steffi membuat gadis itu menahan nafas seraya memejamkan nata. Sedetik kemudian, dia menyentil kening Steffi hingga gadis itu membuka mata.

"Ke UKS sendiri atau gue gendong hm?" tawar Gio menaik-turunkan satu alisnya.

Sontak Steffi melotot, secepat kilat berlari menuju UKS. Melihat itu, Gio tanpa sadar tersenyum tipis. Di matanya Steffi terlihat menggemaskan.

"Cieee." sorak semua murid menyadarkan Gio. Dia langsung pergi tanpa sepatah kata. Dan semua murid pada bubar satu per satu.

Alisha dan Key yang menonton di koridor geleng-geleng kepala. Keduanya tidak jadi khawatir pada Steffi setelah melihat adegan tadi.

"Di liat-liat Steffi cocok sama kak Gio. Kita comblangin yok!" ujar Key melirik Alisha

"Boleh aja sih. Tapi masalahnya gue juga mau." balas Alisha

"Di kira lo doang. Gue juga kali." kekeh Key

Keduanya kompak tertawa pelan. Percakapan mereka tadi hanya sebatas candaan belaka. Karena mereka berdua akan membantu Steffi jadian sama Gio agar terlepas dari Rafael.

Di sisi lain, Rafael berlarian mengejar langkah Steffi. Usai berdebat dengan Airin, dia sangat khawatir pada kondisi Steffi. Tak terpikir oleh nya Airin bisa melakukan hal nekat seperti tadi.

"STEFFI."

Gadis itu semakin menambah kecepatan jalannya kala Rafael memanggil namanya. Dia tidak ingin bertemu Rafael untuk sekarang. Lebih baik menghindari laki-laki itu daripada berurusan dengan Airin lagi nantinya.

Dalam sekali hentakan, Rafael berhasil menarik tangan Steffi. Hingga gadis itu menabrak dada bidang nya. Di pelukannya tubuh Steffi begitu erat sembari membisikkan kata maaf berulang kali.

Faro AlendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang