Freya mengerjap-ngerjap matanya menyesuaikan pencahayaan. Bibirnya mendesis saat silau cahaya menghalau matanya. Wanita itu menoleh kesana-kemari mengecek sekitarnya. Sebuah ruangan gelap dan kotor di lengkapi satu lampu kecil.
Freya baru ingin bahwa dirinya habis di culik. Dia berusaha melepas ikatan tali pada tangannya. Namun usahanya terhenti ketika dirinya mendengar derap langkah kaki seseorang. Dan benar seorang laki-laki berdiri tepat di depan nya. Wanita itu mendongak ke atas dan dirinya terkejut melihat laki-laki tampan dengan tatapan bak elang.
"Nice to meet you here, nona Freya Athalia." suara berat nan dingin itu menyapa telinga Freya.
"Damn! How are you Mr. Xavier Eduardo Sebastian?"
Cengkeraman kasar di dagu Freya terima dari Xavier. Freya tersenyum remeh akan tatapan Xavier seperti ingin membunuh nya hidup-hidup. Akibatnya cengkeraman Xavier bertambah kasar hingga dagu Freya terluka.
"Today I have come to avenge my fiancé's death!"
"Really? For my step sister?" ejek Freya sinis. Tak lama sebuah tamparan keras Xavier berikan padanya. Tidak sakit hanya saja dirinya sedikit terkejut.
Xavier membuka jas miliknya lalu membuangnya ke sembarang arah. Sebelum nya dia telah mengambil pistol kesayangan nya yaitu Desert Eagle Mark XIX. Salah satu pistol paling mematikan di dunia. Xavier menodongkan pistol nya ke arah Freya. Mengarahkan pistol tersebut fokus ke dada kiri Freya.
Bukannya takut Freya malah tertawa pelan. Menyebabkan fokus Xavier terganggu dan tembakan peringatan menggema ke seluruh penjuru ruangan itu. Alhasil Freya berhenti tertawa beralih mengamati Xavier yang bersiap menembak nya.
"Kakak saya sudah mati. Kau tidak perlu membunuh saya."
"Why? you scared huh?"
Freya terkekeh sinis, "takut? Tidak mungkin! Saya bukan wanita lemah yang takut pada pistol."
"Is that true?"
Dorrr
Freya menoleh pada bahu kanan nya yang barusan tertembak. Tidak kesakitan sama sekali. Malah tembakan Xavier masih kurang baginya. Sementara Xavier menggeram marah saat Freya tidak bereaksi apa-apa. Dirinya akui Freya memang bukan wanita lemah.
"Interesting. It would be much more interesting if you saw the condition of your daughter!"
"Fuck! What did you do to my daughter, bastard?!!" maki Freya histeris
"Your daughter's body is very seductive. I like seeing it." kekeh Xavier mengusap bibir bawahnya secara sensual.
"I will beat the shit out of you!!" teriak Freya bergerak kasar menjangkau Xavier. Sayang nya sia-sia sebab tubuhnya sedang di ikat di kursi. Sampai dia terjatuh ke lantai.
Xavier tersenyum miring mendengar nya. Membuat Freya marah adalah tujuan utama nya. Memang benar, sulit untuk menyakiti fisik Freya makanya ia memilih Fallona sebagai gantinya. Dengan begitu mental Freya akan terganggu jika menyangkut sang putri.
"Wake up bitch! Your daughter has been calling you ever since."
"You’re such an asshole!" Muka Freya merah padam menandakan dirinya sangat emosi. Hal itu membuat Xavier kesenangan.
"Kau masih belum terlambat. Putrimu masih bisa di selamatkan. Tinggal kau pilih putrimu atau calon menantu mu?"
Jantung Freya berpacu kencang. Amarahnya sirna kala Xavier menunjukkan video sang putri dalam keadaan mengenaskan. Tanpa bisa di cegah air matanya luruh. Naluri nya seorang ibu keluar menyaksikan sang putri terluka parah sedangkan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faro Alendra
Teen FictionFaro Alendra Fernando Seorang bocah yang dulunya julid kini tumbuh menjadi laki-laki tampan bak dewa Yunani. Bibir merah muda, rambut legam, tubuh kekar dan tinggi, serta kulit yang putih menggambarkan bagaimana dirinya sekarang. Tatapan tajam nya a...