Part-33

1.3K 199 6
                                    

Mendengar kabar berita tentang Key, Faro bergegas mencari keberadaan gadisnya. Hampir lima belas menit dirinya mencari Fiola namun nihil. Tak ingin menyerah dia ke tempat terakhir yaitu taman belakang sekolah. Semoga saja gadisnya ada di sana.

"Wow." Decakan kasar keluar dari mulut Faro. Di depannya ada sebuah pemandangan tidak mengenakan. Dimana Fiola sedang berpelukan mesra dengan Gio.

Laki-laki itu diam mengamati interaksi keduanya. Ingin melihat sejauh mana Gio berani menyentuh gadisnya. Rahangnya mengeras seketika saat Gio lancang menghapus air mata dan mengusap pucuk kepala Fiola. Belum lagi gadisnya hanya diam seolah menerima perlakuan Gio.

"Damn, he touched my girl!" umpat Faro kasar mendekati keduanya. Tanpa aba-aba dia langsung menghajar Gio secara membabi buta. Fiola memekik kaget atas tindakan kekasihnya yang tiba-tiba.

"BERHENTI LEN! KAMU MAU BUNUH ORANG HAH?!"

Faro mengabaikan bentakan gadisnya sibuk menghajar Gio. Dia tidak memberikan Gio celah sedikitpun untuk membalasnya. Fiola panik melihat Gio sudah babak belur. Gadis itu refleks memeluk Faro dari belakang. Alhasil niat Faro membogem wajah Gio terhenti.

"Udah, cukup Len." lirih Fiola mengeratkan pelukannya.

Faro mendorong tubuh Gio lalu melepas lingkaran tangan Fiola di pinggangnya. Tatapan Faro menghunus tajam menatap manik gadisnya. Terlihat jelas bahwa amarah laki-laki itu belum reda. Fiola menunduk takut akan tatapan kekasihnya. Baru kali ini dirinya melihat Faro bersikap begitu padanya.

"Kamu melanggar aturan ku An! Kenapa hm?" tanya Faro penuh penekanan. Fiola menggeleng, "maafin aku." cicit nya

"Maaf kamu bilang?! Kamu kan tau aku gak suka saat laki-laki lain nyentuh kamu! Sesulit itu kamu nurut sama perintah aku hah?!!"

"Aku cuma--"

"CUMA APA HAH?! PELUKAN? MESRA-MESRAAN GITU?!"

Fiola tersentak kaget sekaligus tak percaya Faro berani membentaknya. Badan nya sampai bergetar efek dari bentakan kekasihnya. Dia trauma pada bentakan karena itu mengingatkan nya pada kejadian masa lalu. Saat Dewa berteriak marah tepat di depan wajahnya serta kekerasan yang di lakukan sang papa. Semua kenangan buruk itu membekas dalam ingatan nya.

"Kenapa diam hm? Takut sama aku?" Faro merapikan anak rambut Fiola yang sedikit berantakan. Sikap laki-laki itu membuat Fiola siaga satu. Fiola refleks memejamkan mata kala Faro menyatukan kening mereka. Badan Fiola tambah bergetar ketika kekasihnya beralih pada telinganya.

"You are mine babe. Only I can touch you!" bisik Faro sensual bernafas di telinga gadisnya. Sontak Fiola merinding di buatnya. Gadis itu meremas ujung rok nya. Dirinya ketakutan apa yang akan di lakukan oleh Faro.

Gio yang setengah sadar berusaha sekuat tenaga untuk membantu Fiola. Tapi gagalkan oleh Haidar, Kenan dan Arka yang telah mengamati sejak tadi. Ketiganya segera membawa Gio pergi dari sana.

"Ini kan yang kamu mau? Membiarkan laki-laki lain menyentuh kamu seenaknya!" Faro menarik pinggang Fiola hingga tubuh mereka menempel. Fiola geleng-geleng kepala tanda dirinya benar-benar ketakutan, "Enggak Len. J-jangan kayak gini aku takut."

"Relax babe. I want you for just a moment." Fiola mengangguk singkat mengkondisikan tubuhnya untuk santai. Faro mulai memiringkan kepalanya menatap bibir ranum milik gadisnya. Bibir ranum yang sedari dulu ingin ia rasakan.

Jantung Fiola berpacu kencang. Tangannya di tuntun Faro melingkar di leher laki-laki itu. Faro membasahi bibir bawahnya bersiap merasakan bibir ranum milik gadisnya. Sedetik kemudian bibir keduanya bertemu. Fiola hanya diam membiarkan Faro merasakan bibir nya.

Faro AlendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang