Di pagi hari yang cerah, seorang laki-laki berjalan menyusuri pemakaman. Dengan membawa sebuket bunga mawar dia tiba di sebuah makam bertuliskan nama perempuan yang dirinya cintai.
Fiola Andriana
binti
Marvels Julian LLaki-laki itu adalah Faro Alendra. Dia jongkok di sisi makam almarhumah gadisnya menaruh buket bunga yang ia bawa di atas makam. Tangannya terulur mengelus papan kayu bertuliskan nama gadisnya. Helaan nafas berat keluar dari bibirnya. Seolah ada beban berat yang sedang ia alami.
"Hai An. Aku datang lagi untuk kesekian kalinya. Hari ini tepat satu tahun kamu pergi ninggalin aku. "sapa Faro memaksakan untuk tersenyum. Hembusan angin menerpa wajah tampannya yang nampak lesu.
Hening beberapa saat. Faro memejamkan mata merasakan hembusan angin terasa dingin menerpa wajahnya. Tak lama matanya terbuka memandangi makam di hadapannya.
"Dari banyak cara berpisah, kenapa kematian yang jadi pilihan kamu An? Faro mengambil nafas sejenak lalu melanjutkan kalimatnya, "kamu tau...hidup tanpa hadirnya kamu adalah suatu kesialan yang tidak pernah aku bayangkan. Banyak hal yang masih belum aku lakukan bersama kamu An."
"Rayain anniversary kita, jalan-jalan keluar negeri bareng, dan yang paling aku tunggu adalah menikah sama kamu. Sayang, Tuhan mematahkan impianku. Sesayang itu ya Tuhan sama kamu?" kata nya pelan
Satu tahun kepergian Fiola, hidup Faro berantakan. Dia sering mengamuk dan berteriak histeris memanggil nama Fiola. Itu berlangsung sekitar dua bulan lamanya. Sampai dirinya harus di bawa ke psikiater untuk pemulihan mentalnya.
Hubungan Faro dengan Fino dan Freya masih belum membaik. Setelah ikhlas melepas kepergian Fiola, Faro memilih tinggal sendiri di apartemen. Selama itu pula, Freya rutin mengunjungi nya walau dia tidak pernah mengganggap kehadiran mommy nya. Soal Fallona, Tuhan masih baik menyelamatkan nyawa nya walaupun dia harus mengalami trauma cukup berat.
Kabar Xavier hilang bak di telan bumi. Fino tidak ingin mencari Xavier agar keluarga nya hidup tenang. Oh ya, Freya merupakan ketua the angels yang sekarang sudah ia bubarkan. Wanita itu menyesali perbuatannya membuat geng yang melibatkan Fiola. Terakhir, Airin di kabarkan bunuh diri di dalam penjara atas hukuman yang di tetapkan pengadilan.
Faro menghela nafas, "selama setahun ini aku mencoba mengikhlaskan kamu An walau rasanya sangat sulit. Dan ya aku berhasil tanpa mu namun aku gagal melupakan mu. Aku harus gimana An? Untuk mulai lembaran baru aku masih belum yakin."
"Karena sampai detik ini, kamu masih menjadi alasan kenapa hatiku tak menerima siapapun. Kamu gadis istimewa yang tidak bisa di gantikan orang lain. Dan kamu adalah bagian diriku yang selalu aku butuhkan." ujarnya berkaca-kaca. Tidak bisa di cegah lagi air mata nya luruh. Dalam diam laki-laki itu menangis tanpa suara. Hanya beberapa saat, Faro segera mengusap jejak air mata nya agar Fiola dari atas sana tidak mengejeknya lemah.
"Aku melupakan satu hal An. Aku memang belum bisa menerima siapapun tapi ada satu perempuan yang akhir-akhir ini gencar mendekati ku An. Melakukan berbagai cara agar aku luluh padanya. Tanpa menyebut namanya kamu juga tau An siapa orangnya."
"Tapi tetap saja aku masih berharap ada keajaiban datang saat ini juga kamu hadir di depan ku sekarang. Sekali saja An, aku ingin melihatmu tersenyum manis padaku. Memperlihatkan senyuman manismu yang sekarang ini sangat aku rindukan."
"Jangan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi Len!"
Faro spontan menoleh ke belakang. Dia bangkit melihat keberadaan Safa dan Sam tak jauh darinya. Laki-laki itu berjalan mendekati mereka lalu menyalimi tangan keduanya dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faro Alendra
Teen FictionFaro Alendra Fernando Seorang bocah yang dulunya julid kini tumbuh menjadi laki-laki tampan bak dewa Yunani. Bibir merah muda, rambut legam, tubuh kekar dan tinggi, serta kulit yang putih menggambarkan bagaimana dirinya sekarang. Tatapan tajam nya a...