Fiola menggulung lengan seragam berjalan menuju kelas Airin. Di belakang nya ada Alisha, Steffi dan Key. Mereka berempat berjalan dengan angkuhnya melewati siswa-siswi yang berlalu lalang.
Semua orang menatap bingung Fiola dkk. Di lihat dari wajah Fiola dkk, mereka bisa merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Karena penasaran, mereka mengikuti Fiola dkk dari belakang.
XI IPS 1
Kelas yang Fiola dkk datangi. Ke empatnya berdiri tepat di meja barisan pertama. Siswa-siswi di kelas tersebut langsung menjaga jarak dari posisi Fiola dkk berdiri.
"Silahkan girls."
Perintah dari Fiola membuat semua orang bertanya-tanya. Sedetik kemudian mereka menganga melihat Steffi menumpahkan kantong plastik yang berisi beberapa bagian tubuh tikus. Alhasil meja Airin penuh dengan darah beserta bagian tikus tersebut.
Belum habis sampai di situ, Steffi mengambil salah satu bagian tikus tersebut, menekan nya kuat-kuat hingga membentuk sebuah tulisan. Seketika siswa-siswi mau muntah akan aksi Steffi.
"Giliran gue."
Alisha maju membawa sekantong sampah berisi kotoran. Gadis itu menumpahkan nya ke atas meja Airin lalu mengacak-ngacak nya. Kondisi meja Airin bisa tidak di katakan jauh dari kata bersih.
"STEFFI!"
Semua orang mengalihkan pandangan termasuk Fiola dkk. Dari arah pintu muncul sosok Rafael dengan tangan Airin menghampiri Steffi. Mereka meringis melihat wajah tak bersahabat milik Rafael kecuali Fiola dkk.
Fiola mengode Alisha lewat mata. Alisha mengangguk paham menarik tubuh Airin menjauh dari Rafael di bantu oleh Keyvara. Airin yang tak terima, memberontak keras dengan berteriak memanggil nama Rafael.
"Apa-apaan sih La!" sarkas Rafael geram kala Fiola menghalangi jalannya untuk membantu Airin. Balasan dari Fiola hanya senyuman seringai licik.
Siswa-siswi berteriak histeris saat Alisha dan Key dengan teganya menghapus jejak darah dan kotoran di meja Airin menggunakan wajah Airin. Teriakan mereka semakin histeris kala Alisha membentur berulang kali kepala Airin ke tembok. Belum selesai, Alisha memutar keras kepala Airin hingga terdengar suara patahan tulang.
Rafael menggeram marah menyaksikan sahabatnya di bully. Laki-laki itu ingin membantu tapi lagi-lagi di halangi oleh Fiola. Andai Fiola bukan ibu bos Alaskar sudah Rafael pastikan Fiola abis di tangannya.
Pertunjukkan masih berlanjut. Key menyeret kerah Airin ke depan kelas. Bunyi tamparan keras menggema ke seluruh penjuru kelas kala Key menampar wajah Airin menggunakan penggaris besar. Hal itu membuat siswa-siswi tertunduk lemas melihatnya. Mereka tak menyangka akan melihat adegan yang sepantasnya di liat.
"MENJAUH DARI AIRIN, BITCH!" teriak Rafael marah spontan mendorong tubuh Fiola hingga tersungkur. Laki-laki itu membanting tubuh Key ke lantai dengan sangat keras. Dia sangat marah kala seseorang berani melukai Airin-nya.
Rafael memeluk erat tubuh Airin. Bibirnya bergetar melihat kondisi Airin terlihat mengenaskan. Semua orang beringsut mundur menyadari sorot mata Rafael begitu tajam. Rahang laki-laki itu mengeras dengan pelan melepas pelukan nya.
Fiola bangkit memposisikan dirinya tepat di depan wajah Rafael. Tatapan gadis itu tak kalah tajam. Tangannya terkepal kuat siap menonjok wajah Rafael yang telah berani melukai Steffi.
"Begini sifat asli lo?!" ejek Rafael sinis
Fiola tersenyum smirk, "kalo iya, lo mau apa?" balasnya santai
"Gak nyangka ya, ibu bos Alaskar yang gue pikir polos ternyata munafik!"
"Munafik mana, gue atau sahabat lo itu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Faro Alendra
Ficção AdolescenteFaro Alendra Fernando Seorang bocah yang dulunya julid kini tumbuh menjadi laki-laki tampan bak dewa Yunani. Bibir merah muda, rambut legam, tubuh kekar dan tinggi, serta kulit yang putih menggambarkan bagaimana dirinya sekarang. Tatapan tajam nya a...