[Revisi]
21+⚠️🔞
Gadis berusia 17 tahun yang ditemukan oleh seorang pria bernama Jefferson akrab disapa Jeff. Yuna pergi dari rumah ayah kandungnya menyusuri jalan di tengah malam. Namun, tiba-tiba mobil Jeff hampir menabrak dirinya.
Yuna ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...🥀...
Sinar mentari pagi mengintip sela kamar. Hembusan angin kencang menampar rimbunan daun di pepohonan. Kicauan burung terdengar ricuh berterbangan di langit cerah. Hingga mengusik seorang putri tidur.
Menggeliat kecil dalam dekapan hangat pria. Hawa dingin menembus tulang. Yuna memiringkan posisi tidur kemudian mata hitamnya mulai terbuka. Seketika matanya memuja berbinar-binar dan muncul dibenaknya jika yang dikatakan pria itu benar adanya. Jeff memanglah tampan. Rambut-rambut kasar tidak berjarak tumbuh di dagu. Rahangnya begitu tegap disusul sedikit ke atas dengan alis tebal. Wajah Jeff juga terlihat simetris. Dan jangan lupakan ikonik tubuh Jeff yaitu bahunya yang lebar.
Wajah Jeff benar-benar kini dekat dengan Yuna bahkan hembusan nafas terasa menyapu seluruh permukaan wajah.
Tanpa menunjukkan pergerakan. Suara berat khas bangun tidur tiba-tiba menyapa telinga. "Sayang, berhenti memandangiku." Namun kedua netra masih tertutup. Dengan secepat kilat Yuna mengambil kesempatan untuk berbalik badan, memunggungi. Ia menggerutu dalam hati.
Jeff tersenyum simpul, karena dapat merasakan tempat tidur bergoyang karena gerakan Yuna. Tanpa izin Jeff memeluk pinggang rampingnya dan sedikit menarik hingga mentok dalam dekapan.
"Yuna?" panggil Jeff lembut.
"Hmm?" jawab Yuna datar, memunggungi. Ia ingin memukul keras kepalanya karena refleks menjawab panggilan Jeff.
Pipi bersemu kemerahan disusul hawa panas menembus relung jiwa. Ia malu sekaligus gelisah. Hal ini di luar dugaan. Yuna pikir Jeff tidak akan menyadarinya.
Jeff beralih meletakkan kepalanya di bahu Yuna yang sedang membelakangi. Tiba-tiba ia menempelkan pipi keduanya. Hingga Jeff dapat merasakan pipi Yuna memanas akibat ulahnya barusan.
"Minggir!" desak Yuna kesal. Namun Jeff semakin mempererat pelukannya seakan tidak mau melepaskan mangsanya.
"Ada apa dengan pipimu, hm?"
"Apa? Kenapa dengan pipiku? Daddy jangan sok tahu!" celetuk Yuna seraya meraba-raba pipinya sendiri.
Cup!
Satu kecupan singkat, bibir tipis berhasil mendarat di pipi secara tiba-tiba. Detik itu juga Yuna merasakan getaran hebat bergejolak di dalam tubuh. Napasnya cekatan. Yuna berdoa agar Jeff tidak mendengar debaran berkecamuk di jantung. Ia baru pertama kali merasakan hal seperti ini, ketika berada di dekat pria yang ia anggap ayah sambungnya.
Yuna menelan saliva susah payah. Sekujur tubuh memanas dan pipinya memerah seperti kacang rebus. Belum lagi jantung konser di dada. Kondisi macam apa ini? Ayah dan anak? Sulit dipercaya.