21 (With Daddy)

35.3K 1.3K 98
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...🥀...

Sinar matahari menembus sela ruang kamar yang diisi dua insan sedang tertidur lelap setelah kejadian panas menguras keringat. Pakaian berserakan dimana-mana. Bercak darah mengering di kasur dan bau tak sedap mengisi penjuru ruangan.

Sang gadis mulai terusik perlahan membuka mata menetralkan pengelihatan berharap semalam hanyalah sebuah mimpi. Namun, Yuna merasakan sepasang tangan melingkar tepat di pinggang rampingnya. Pupus sudah harapan kejadian semalam bukanlah mimpi. Lebih tepatnya mimpi buruk selama hidupnya.

Yuna menyingkirkan tangan kekar itu perlahan menarik selimut putih yang terkena bercak darah melilitkan di tubuh polosnya. Berjalan terombang-ambing melangkahkan kaki, perlahan ke kamar mandi sembari memegangi tembok, sebagai pertahanan tubuh yang lunglai dalam satu malam.

Menahan rasa teramat sakit bagian pinggang hingga ujung kaki.

Cklek!

Menjatuhkan selimut ke lantai. Menatap diri sendiri di pantulan cermin begitu banyak bekas kemerahan di sekujur tubuh.
Yuna kembali meneteskan air mata. Merasa jijik pada dirinya sendiri. Beralih memegang bibir, sedikit membengkak dan merah alami.

"Kau sungguh bodoh Yuna," gumam Yuna terdengar putus asa.

Memasukkan diri ke bak mandi yang dipenuhi busa sabun. Menyenderkan punggung di bathtub. Menutup mata. Menghirup aroma sabun Cherry Blossom merambah ke seluruh rongga hidung, perlahan-lahan pikiran berkelana entah kemana menghilang, walaupun belum sepenuhnya.

"Yuna?"

Panggil seorang pria yang baru menghujam diri dalam semalam terdengar menyakitkan di hati Yuna. Yuna diam, tak menyahuti.  

Perlahan menenggelamkan kepala di antara busa-busa menumpuk. Rasa ingin kembali pada sang pencipta tapi tidak mungkin.

Cklekk!

Selang beberapa menit Yuna telah selesai membersihkan tubuh dan sudah lengkap dengan pakaian, baju polos berwarna putih lengkap dengan sweater rajut berwarna abu-abu dan pelengkap celana pendek sebatas lutut berwarna cream.

Membersihkan tubuh tidak menghilangkan rasa jijik pada  tubuhnya sendiri. Ia sangat kotor dan merasa tidak pantas untuk siapapun.

Melirik Jeff duduk di tepi ranjang lengkap dengan pakaian kantor. Ia pasti mandi di lantai satu pikir Yuna sesaat.

"Maaf," lirih Jeff pelan memegangi pergelangan tangan gadis itu namun dengan cepat Yuna menghempaskan tangan Jeff dengan kasar kemudian meninggalkan pria itu sendirian.

Yuna mengembuskan nafas lelah. Air matanya kembali mengalir sambil mengisi sereal di mangkok. Menatap pria itu saja tidak mampu apalagi mendengar namanya disebut. Rasanya benar-benar menyakitkan hati.

Rasa begitu sakit ketimbang kepergiannya dulu. Yuna telah berharap pria itu tidak pernah kembali namun kembalinya Jeff membuat malapetaka bagi dirinya.

Yuna mengangkat mangkok berwarna putih. Airnya begitu panas membuat mangkok di tangan Yuna hampir jatuh ke lantai namun dengan cepat Jeff menghampiri dan mengambil alih  mangkok tersebut dan meletakkan di atas meja.

Married with Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang