22 (With Daddy)

31K 1.1K 109
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...🥀...

Semejak satu jam berlalu pemotretan dilakukan. Yuna terus memancarkan senyum. Tanpa diperintah, Yuna mengetahui harus bagaimana. Walaupun ia sempat mengeluh merasa lelah tetapi hal itu wajar. Bahkan Vincent memperhatikan gelagak Yuna dibuat bingung. Kemana wajah tanpa ekspresinya itu?

Entah, apa yang terus membuat Yuna senyum seperti orang gila.

Pukul 10:01 malam. Yuna menyusuri lorong yang pencahayaannya remang-remang. Beberapa lampu sudah padam dan hanya beberapa karyawan lewat membereskan properti seraya tersenyum menyapa sopan Yuna.

Gadis itu meninggalkan Vincent yang sedang menelepon seseorang di meja resepsionis.

Yuna tersenyum memeluk boneka kelinci di dadanya. Boneka kelinci berwarna putih memegang wortel, pemberian dari Jeff saat pameran malam sekitar lima tahun lalu. Jeff tidak hanya memberikan boneka beruang yang cukup besar tetapi juga boneka kelinci kecil dan Yuna sangat menyukainya hingga sekarang karena mudah di bawa kemana-mana.

"Selamat malam Nona," sapa wanita paru baya sedang membawa baju yang sangat banyak di tangannya sepertinya baru disetrika.

"Selamat malam. Jangan lupakan makan malammu," sapa Yuna ramah. Wanita itupun mengangguk sambari tersenyum.

"Yuna tunggu!" sahut Vincent berlari menghampirinya.

Vincent menghalangi jalan Yuna. Ia membentangkan kedua tangan di hadapan gadis itu. "Yuna, ke rumah aku dulu yuk," ajak Vincent.

Yuna mengerutkan keningnya. "Buat apa?" tanya Yuna bingung.

"Hm, hmmm," Vincent berfikir sembari melihat kebawah mencari ide apa yang akan ia katakan pada Yuna sedangkan Yuna menatapnya bingung tumben sekali Vincent mengajak ke rumahnya. "Makan bareng sama kamu. Kamu belum makan kan?" tebak Vincent menampilkan raut wajah bahagianya menutupi kebingungan dirinya.

"Iya belum, kenapa kamu mau masak untukku?" goda Yuna.

Sepertinya ajakan pria itu berhasil. "Boleh, mau gak?" tanya Vincent tersenyum.

"Hm, boleh, tapi harus enak yaa," kata Yuna.

"Tenang saja." Vincent menggandeng leher Yuna sambil berjalan beriringan, hingga membuat Yuna sulit berjalan.

Sepertinya Yuna lupa akan menghubungi Jeff kalau ia pulang ke rumah pria itu. Padahal Yuna menantikannya. Dan satu lagi Yuna tidak bisa menolak makan gratis dalam apapun bentuknya.

...🥀...

"Silahkan masuk sayang," ucap Vincent membungkukkan badannya menuntun tangan Yuna untuk masuk kedalam rumah mewah miliknya.

Yuna menerima uluran tangannya menatap kagum ruangan itu, memang Yuna sudah dua kali kerumahnya tapi tetap saja Yuna kagum menatap lukisan-lukisan abstrak miliknya. Bentuknya memang aneh tapi artinya mendalam. Vincent sangat menyukai hal-hal abstrak bukan hanya lukisan, guci, baju, dan ikat pinggang hingga dasi banyak ia koleksi yang harganya fantastis.

Married with Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang