chapter 1

17K 1K 42
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




#






















#


















#




















#












Namaku Lesya Abigail, biasanya di sapa lesya. aku adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, yang artinya aku adalah anak bungsu di keluargaku. Aku bukan dari keluarga kaya raya, tak berlebihan tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Aku? Bukan most wanted di sekolah ku, bukan juga sih jenius yang mendapatkan beasiswa. Aku hanya seorang siswi biasa dengan wajah biasa-biasa saja. aku tak mempunyai satu orang teman pun dan pastinya aku tak pernah keluar dari rumah kecuali itu adalah hal penting yang mendesak.

Kegiatan ku sehari-hari hanya sekolah, makan, tidur, membaca novel, membersihkan rumah dan terus berulang seperti itu. tak tahu harus seperti apa lagi. tentu saja aku tak mempunyai kekasih, aku tak tahu apakah aku ini memiliki kelainan atau apa, tetapi yang jelas aku merasa sangat risih ketika seseorang menyatakan perasaanya padaku.

Tetapi sering kali aku merasa iri ketika melihat pasangan yang saling menuangkan kasih sayang, rasanya aku juga ingin melakukanya tetapi entah kenapa aku selalu tak bisa. Ujung-ujungnya aku hanya akan menyakiti perasaan pasanganku dan berakhir mengakhiri hubungan.

Pasangan ya? ha...tenang saja, aku bukan seorang playgirl. Mantan ku hanya satu dan dia sudah tak ada lagi di dunia ini, menghilang untuk selamanya. Matahari yang telah memberikan cahaya di hidupku yang suram dan gelap.

Tetapi dengan sangat tak tahu dirinya aku selalu menyakiti perasaanya.
Ia selalu menghiburku, memberiku semangat hidup dan selalu menasehatiku. Dia tak pernah berkata atau memperlakukanku kasar seperti pria kebanyakan yang ku kenal.

Silahkan, hujat saja aku. Dahulu, pernah sekali aku berfikir untuk meminta maaf padanya, untuk memperjuangkan cintanya, tetapi aku tak pernah menyangka bahwa takdir berkata lain, Dia meninggalkan ku begitu cepat bahkan hubungan kami baru saja berakhir 2 bulan lalu.

Tentu saja aku masih sangat mencintainya. sekarang aku menyadari, penyesalan terbesar di hidupku adalah melepaskanya hari itu, hanya karena ego bodohku, kini aku hanya dapat mengenang kasih, Tanpa dapat memiliki. Kini ia telah pergi dari hidupku, benar-benar tak memberikan ku kesempatan barang sekali pun.

Kini tak ada lagi yang akan  menghiburku, matahariku telah pergi. Kegelapan kembali menjemputku. Ku pikir aku baik-baik saja, hingga suatu hari aku menyadari, bahwa pemikiran ku salah, ternyata hatiku kosong. Tak lagi memiliki rasa semenjak ia tiada. Tak ada yang benar-benar mengetahui perasaanku, bahkan kedua orang tuaku. 

Terkadang aku berharap aku bisa menghilang dari dunia ini, setiap malam aku menangis dalam diam. Terkadang aku bertanya, apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang? Perlahan aku mulai merasa takut pada orang-orang yang menatapku, aku menutup diri dari dunia luar.

Selama hari yang indah aku menderita, aku membenci diriku sendiri yang tak dapat menerima cinta kala itu. ayah dan ibuku, mereka hanya menatapku seakan tak perduli dengan apapun yang terjadi padaku.
Perasaan ku tak seperti yang mereka pikirkan, tetapi aku berpikir bahwa aku harus tetap melangkah lebih jauh hingga suatu hari aku tak sengaja mendengar percakapan kedua orang tuaku yang mampu membuat hatiku hancur berkeping-keping.

Rasanya sungguh menyakitkan, aku tak membual akan hal ini. orang yang sangat ku sayangi, orang yang selalu ku puja-puja dan orang yang selalu ku dambakan kasih sayangnya ternyata bukan orang tua kandungku.
Aku hanya anak angkat mereka.

Oke, mungkin aku dapat menahan rasa pedih di hatiku ini jika memang hanya itu yang ku dengar, tetapi fakta lainya membuat hatiku semakin sakit dan terasa tercabik-cabik. Mereka mengangkat ku sebagai anaknya hanya karena aku adalah kunci dari sebuah warisan keluarga kaya-raya, dapat di katakan aku adalah anak kandung dari seorang berpengaruh.

Kini semuanya terasa wajar dan masuk akal. Wajar saja mereka tak pernah menyayangiku dan selalu membedakan kasih sayang antara kami. Aku selalu saja di banding-bandingkan dengan kedua saudara ku yang lainya dan aku selalu saja di perbudak oleh mereka. Tak perduli ingin aku sehat ataupun sakit, aku harus selalu mengerjakan pekerjaan rumah yang tak pernah ada habisnya.

Kini aku tahu alasanya dan itu mampu membuatku jatuh ke dasar jurang terdalam.
Angin sore menyejukkan menerpa wajahku. Rasanya menenangkan, tetapi tak dapat mengurangi rasa sakit di hatiku. Sungguh, aku ingin segera mengakhiri semuanya, dunia ini memuakkan. Semuanya penuh akan kepalsuan, hanya matahariku lah yang benar-benar tulus padaku dan sekarang ia telah pergi, tak ada lagi di sini. lantas, apa alasan ku untuk terus bertahan di dunia ini?

Ku lihat pemandangan sore hari ini dari tempat ku berdiri. lantai tertinggi dari aparteman yang ku tempati, Entah kenapa tak ada sedikit pun rasa takut di hatiku, hanya ada dorongan untuk segera mengakhirinya, aku ingin pergi secepatnya.

Hanya itu saja. aku tahu tindakan ku ini bodoh, aku tahu aku pengecut, tapi aku harus bagaimana lagi? aku benar-benar telah sampai pada batasnya.
Ku pejamkan mataku, ku rentangkan kedua tanganku dan tanpa ragu ku terjunkan diriku dari lantai 40 itu.

rasanya menyenangkan, seakan mempunyai sayap tak kasat mata, aku bisa terbang. Tanpa ku sadari seulas senyum manis terbit di wajahku sebelum kegelapan menjemput ku.
Selamat tinggal dunia, Terima kasih atas rasa sakitnya selama ini... aku pergi.


Sorry ye kalo ada typonya hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry ye kalo ada typonya hihi






YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang