chapter 31

3.1K 372 6
                                    

Happy Reading~!















#


















#




















#























#


















#


























Berbagai jenis bunga tumbuh bebas begitu saja. berwarna warni yang menambah kesan cantik dan indah. Awan biru cerah dan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan, Kumpulan kupu-kupu berterbangan tanpa beban. Sepanjang mata memandang, hanya hamparan bunga-bunga yang terlihat. Tampak seorang gadis bergaun putih selutut menatap bingung sekelilingnya.

“apa ini surga?” gumam Violet seraya menyentuh salah satu bunga mawar merah muda kesukaannya. Ia pun berniat untuk memetiknya, tetapi seseorang menghentikan aksinya.

“jangan merusak nya” ucap seorang gadis yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Cahaya menyertai dirinya, membuat Violet mengerjapkan matanya beberapa kali guna menyesuaikan pencahayaan.

“kau…? Violet…” retina mata Lesya bergetar ketika melihat siapa orang yang kini berdiri di hadapanya.

“ya, itu aku” aku gadis itu, membuat Lesya mengepalkan tanganya kuat. Menahan segala macam emosi yang saat ini bergejelolak di dadanya.

“kembalilah, mereka pasti sedang menunggumu” ucap Violet asli sembari tersenyum tipis, sama sekali tak perduli akan ekspresi tak sedap yang di tunjukkan Lesya padanya.

“kenapa aku yang harus kembali? Itu tubuhmu! Seharusnya kau yang kembali!” ucap Lesya dengan nada yang cukup tinggi. Violet asli menatap sekilas pada wajah marah Lesya sebelum mengalihkan pandanganya ke tempat lain.

“kau terlalu naïf Lesya. bukankah kau menikmati semua ini? berbeda dengamu yang senang dengan kehidupan seperti itu, maka aku tidak. Ku pikir akan lebih baik jika kau yang menjalaninya. Memiliki seorang ayah yang begitu baik, hangat, lembut dan pengertian…bukankah itu impianmu?” ucap Violet asli dengan nada yang begitu tenang, tak menunjukkan ekspresi apapun.

“ya, itu memang impianku. Tetapi aku tak kan sejahat itu untuk merampas kehidupan orang lain demi kebahagiaanku!” ucap Lesya tak terima. Ya, ia akui bahwa ia memang merasa senang. Tetapi di sisi lain ia merasa bahwa ia tak boleh bertindak egois lebih jauh. Mumpung saat ini ia telah bertatap muka dengan pemilik asli raga itu, maka ia berencana untuk mengembalikkan segalanya.

“berhenti mengucapkan omong kosong. Kau tak merampas apapun. Jika telah selesai dengan ucapanmu, silahkan pergi. Pintu nya ada di sebelah sana” ucap Violet asli sembari menunjuk sebuah cahaya yang ia maksud sebagai pintu keluar dari tempat indah ini. Lesya hanya dapat menatap gadis di hadapanya dengan pandangan yang sulit di artikan. Mengapa gadis itu sangat bodoh pikirnya.

🍁🍁🍁

“yang mulia hiks…saya mohon, ampuni kakak saya hiks…ha—hanya dia keluarga yang saya miliki di dunia ini hiks” Greisy bersimpuh di bawah kaki Axton yang kini menatap datar dirinya. ingin menangis darah sekalipun, ia akan tetap menjalankan eksekusi untuk orang yang telah membahayakan Violet pikirnya.

“lebih baik kau pergi, sebelum aku memerintahkan pengawal untuk menendang paksa dirimu” ucap Axton datar, sama sekali tak memperdulikan Greisy yang bersujud di bawah kakinya.

“yang mulia, apa anda tak memiliki hati? Bagaimana bisa anda melakukan ini kepada saya?! Anda tahu bukan hanya Rafael lah keluarga saya satu-satunya?!” tanya Greisy dengan intonasi tinggi, sejenak ia lupa kepada siapa ia berteriak saat ini.  Sementara Axton yang mendengar ucapan Greisy pun reflek tersenyum sinis.

“kau lah yang tak memiliki hati. Selain tak memiliki hati, kau juga tak punya otak. Bukankah kau dan Violet berteman. Karena ulah kakak tercintamu itu, gadisku nyaris mati.  ia pantas mendapatkanya” ucap Axton dengan nada yang begitu sinis. Seketika Greisy membulatkan matanya, ia bahkan lupa jika Violet hampir saja mati karena ulah kakaknya sendiri. dan kini ia meminta ampun untuk kakaknya, ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa sekarang.

“ah...untuk pertanyaan mu tadi, aku memilikinya. Tetapi hatiku tak kan pernah berfungsi untuk kalian yang tak tahu diri” lanjut Axton kembali, kemudian memerintahkan para pengawal untuk membawa pergi Greisy dari hadapanya. Sebenarnya, sangat ingin ia membunuh gadis itu saat ini juga, tetapi ketika memikirkan bagaimana perasaan Violet nantinya, maka ia menahan sekuat tenaga hasrat membunuhnya.

🍁🍁🍁

“tak kusangka Marquiss muda itu begitu jahat”

“untung saja aku tak jadi meminangnya untuk anakku"

“jangan tertipu oleh topeng nya”

" Ck! Ia sangat tampan untuk ukuran criminal”

“gadis itu juga rupawan, tetapi tidak dengan hatinya. Buruk rupa"

“ia sangat busuk, bagaimana bisa ia melakukan itu pada putri mahkota?”

“padahal duke telah berbaik hati menampungnya”

“ha, kelakuannya sangat menjijikkan”

“dasar jalang”

“pria di sebelahnya juga pasti seorang gigolo”

“ya hahaha mereka sangat serasi”

“mereka pasti berjodoh, lihatlah. Mati saja mereka ingin bersama hahaha”

Kira-kira begitulah ucapan demi ucapan yang di lontarkan oleh para bangsawan maupun rakyat biasa yang datang untuk menyaksikan eksekusi mati Rafael dan Belinda.

Pihak kekaisaran, memutuskan untuk memberikan hukuman berupa meminum secangkir racun yang dapat membunuh seseorang dalam waktu setengah jam. Axton berfikir, jika langsung di beri hukuman penggal, maka mereka tak akan menderita. Tetapi lain halnya dengan meminum racun, mereka akan merasakan organ-organ di dalam tubuh mereka hancur secara perlahan, dengan begitu mereka akan merasa sakit yang teramat dalam.

“mulai eksekusinya!” teriak lantang kaisar, memperintahkan kepada dua orang prajurit yang bertugas memberikan racun pada Rafael dan Belinda. Permaisuri Lilyana pun tersenyum puas ketika melihat kedua orang yang menyakiti menantu kesayanganya akan segera mati. itu tandanya Violet akan hidup damai setelah ini pikirnya.

“AKH! LEPASKAN AKU SIALAN! LEPASKAN AKU! VIOLET!! KELUAR KAU! BAJINGAN, LEPASKAN AKU!!” teriak Belinda sembari memberontak, mencoba melepaskan diri. Tetapi nihil, tenaganya sama sekali tak ada apa-apanya di bandingkan dengan kedua prajurit yang memegang lenganya.

Jika Belinda yang berteriak tak jelas sembari memberontak mencoba melepaskan diri, maka lain halnya dengan Rafael yang hanya pasrah menerima apapun itu dengan tawanya yang terdengar gila.

Greisy yang melihat semua itu hanya dapat membekap mulutnya dengan air mata yang mengalir deras. Awalnya ia memang sangat ingin membantu Rafael agar terhindar dari hukuman mati ini, tetapi ketika mendengar ucapan Axton beberapa saat yang lalu ia pun mengurungkanya.

Ia sangat ingin menyelamatkan keluarga satu-satunya yang ia miliki saat ini. tetapi ketika memikirkan keadaan Violet yang bahkan ia tak tau seperti apa, ia tak bisa menutup mata. Ia pikir akan lebih baik Rafael di adili hari ini dari pada akan mengulang kembali perbuatan bodohnya itu dan berakhir dengan Violet yang celaka. Ia tak mau hal seperti ini kembali terulang. Itu hanya akan semakin menjadi beban untuknya di masa depan.

YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang