chapter 29

2.8K 383 7
                                    

Happy Reading~!














































Author POV on

Di sebuah gubuk tua yang jauh di dalam hutan, tampak seorang gadis cantik memejamkan matanya. siapapun tahu bahwa keadaan gadis itu sedang tak baik-baik saja. tangan dan kaki yang di ikat oleh rantai menjelaskan bahwa seseorang  mengurungnya di tempat ini.

“ck! Kapan gadis ini sadar?” gumam seorang gadis sembari membawa ember berisi air. Berjalan mendekati Violet yang masih setia memejamkan mata. satu hari telah berlalu, tetapi Violet sama sekali tak menujukkan tanda-tanda akan sadarkan diri.

“baiklah-baiklah...karena aku baik hati, maka aku akan membantu membangunkan mu~!” lanjut gadis bertopeng itu sembari menyiram Violet dengan air yang tadi di bawanya. Seperti orang gila, gadis itu melompat-lompat senang ketika mendapati Violet yang bergerak kecil, tanda bahwa gadis itu akan segera sadar.

“hahaha akhirnya kau sadar juga~!  Bagaimana tidurmu? Apakah kau bermimpi indah?” tanya gadis bertopeng itu sembari mengelus pipi Violet. Senyumanya yang lebar tampak mengerikan, tetapi karena terhalang sebuah topeng, Violet tak dapat melihat siapa gadis di hadapanya ini.

“siapa kau?” tanya violet dengan suara yang terdengar parau. Tak memperdulikan pertanyaan dari gadis di hadapanya.

“aku? Ha…aku sangat kecewa~! Ku kira kau akan mengenal suaraku” ucap Gadis bertopeng itu dengan suara sedih yang di buat-buat. Ekspresi Violet seketika berubah datar ketika melihat tingkah gila gadis di hadapanya. Dalam hatinya pun bertanya, mengapa orang gila ini menculiknya, pikinya.

“memangnya kau orang penting sampai aku harus mengenal suaramu?” tanya Violet dengan senyum mengejek, membuat gadis di hadapanya tersulut emosi.

Plak!

Suara tamparan tu menggema kencang di tengah kesunyian. Violet menatap datar gadis yang barus aja menamparnya dengan lancang. Ah…tidak-tidak, dengan menculiknya seperti ini saja sudah sangat keterlaluan pikir Violet. Bahkan ia merasa mungkin mereka tak pernah bertemu, lantas mengapa gadis itu melakukanya?

“lihatlah dirimu. Kau ini masih saja berlagak, padahal sedang berada di wilayahku. Dasar jalang, kau seharusnya tahu tempat!” ucap gadis bertopeng itu kembali menampar pipi Violet berkali-kali. Tak ada ekspresi lain yang di tunjukkan Violet selain ekspresi datarnya. Ia akui, tamparan gadis gila di hadapanya ini lumayan menyakitkan, tetapi ia tak akan pernah membuat gadis di hadapanya ini senang dengan menunjukkan ekspresi kesakitan, sedih atau lebih parahnya memohon ampun. Tidak akan pernah.

“hahaha Aku tahu kini kau sedang menahan tangis bukan? Tentu saja~! Kau adalah anak manja, anak yang sangat di sayangi oleh duke Brenthly” Violet mengigit bawah bibirnya saat gadis di hadapnya itu dengan tak berprikemanusiaan menjambak rambutnya kuat. Violet dapat merasakan beberapa helai rambutnya terlepas akibat jambakan ganas wanita gila di hadapanya.

“ah…apakah kau ingin melihat wajahku? Hehehe pasti kau sangat ingin tahu bukan? Ya ya ya…tentu saja kau harus tahu, karena aku adalah orang yang juga meracuni mu di masa lampau~!” Violet terbelalak kaget ketika mendengar kalimat akhir gadis itu. tetapi lebih terkejut lagi ketika gadis itu melepaskan topengnya. Jika saja tangan dan kakinya tak di rantai, ingin sekali rasanya ia memukul gadis itu sampai tewas.

“ku kira siapa…ternyata kau ya? ha! jika begini aku tak perlu merasa heran kenapa kau melakukanya” ucap Violet setelah lama terdiam. Senyum mengejek yang begitu kentara membuat gadis di hadapanya menatapnya tajam seolah tak terima.

“memangnya apa yang kau ketahui hu?!” tanya gadis itu kembali menjambak surai Violet yang kini sudah sangat berantakan akibat ulah dirinya.

“tentu saja karena kau iri. Ya…ayah sudah memberi tahu diriku, bahwa kau hanya seorang anak haram dari pamanku. Jadi kau berusaha berkali-kali menyingkirkan ku dan berharap ketika aku mati kelak kau dapat merebut posisiku sebagai putri satu-satunya dari seorang Duke Brenthy yang sangat di segani. Bukan begitu…Belinda?” Violet menyeringai ketika mendapati wajah Belinda yang merah padam. Ya, orang itu adalah Belinda. Sepupu jauh yang beberapa waktu lalu tinggal di kediaman duke Brenthly.

“dasar jalang! Harusnya ku habisi kau lebih awal!” teriak marah Belinda, kemudian mengeluarkan sebuah belati dari sakunya. Berniat melukai Violet dengan benda tajam itu. Violet yang tak bisa bergerak pun hanya dapat memejamkan matanya. 3 detik berlalu, tetapi Violet tak merasakan rasa sakit apapun.

“lepaskan bajingan!” teriak marah Belinda sembari memberontak, karena tanganya yang kini tengah di cekal erat oleh seseorang.

“Rafael?” gumam Violet sembari menatap pria di hadapnya dengan padangan yang berkaca-kaca.

Sementara itu di istana

“hiks…kita harus bagaimana? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada putriku hiks” ucap permaisuri di tengah-tengah tangisanya. Kaisar memeluk istrinya erat.

“kalian! segera kembali pergi mencari putri mahkota! Jika belum menemukanya, maka kalian tak boleh kembali!” teriak kaisar kepada para prajurit terbaik kekaisaran.

“aku akan kembali pergi mencari putriku” ucap duke Brenthly dengan ekspresi yang begitu dingin, membuat beberapa orang yang berada di sekitarnya bergidik takut.

“aku akan ikut denganmu duke” ucap Axton yang tak kalah dengan ekspresi datarnya. Duke Brenthly menatap sekilas pada Axton sebelum menganggukkan kepalanya.

Kembali lagi di gubuk tua

“dasar jalang! Bukankah sudah ku katakan untuk tak melukai wanitaku?! Kau bahkan menampar dan menjambaknya! Apa kau mau mati?!” teriak Rafael sembari mendorong Belinda dengan tak berprikemanusian.

“bedebah sialan, seharusnya aku tak berkerja sama dengamu” ucap Belinda seraya berdiri, kemudian menepuk-nepuk bagian bajunya yang kotor akibat terkena debuh di lantai itu.

“kalian, bekerja sama?” tanya Violet dengan suara yang nyaris tak terdengar. matanya menatap tak percaya pada Rafael yang kini menatap dirinya dengan senyuman manis seakan tak terjadi apapun.

“tentu saja sayang, kami bekerja sama untuk membawamu ke sini. dengan begitu aku dapat memilikimu, sementara gadis kurang ajar itu dapat memiliki duke dan putra mahkota~!” ucap Rafael yang tentu saja membuat pupil mata Violet bergetar hebat.

Dalam hati ia bertanya-tanya, ada apa dengan Rafael? mengapa pria itu berubah dalam sekejap mata? Padahal tadinya ia sudah berharap lebih pada pria itu, tetapi semua harapanya lenyap dalam sekejap mata.

YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang