chapter 32

5.9K 421 15
                                    

Happy Reading~!


















#



















#




















#





















#



















* 6 tahun kemudian...

Langit yang terlihat cerah dengan warna biru indahnya, semilir angin yang menyejukkan jiwa, burung dan kupu-kupu berterbangan sana sini dengan gembira, gelak tawa terdengar bahagia. Tampak sepasang pengantin baru yang begitu mempesona.

“ahh sekarang waktunya melempar bunga”

“ku harap aku yang mendapatkanya”

“tentu saja aku yang akan mendapatkanya”

“huwaaa aku juga ingin menikah”

“ku mohon, datanglah padaku wahai bunga”

Kira-kira begitulah ucapan demi ucapan yang di lontarkan oleh para lady yang datang ke acara pernikahan ini. mereka terlihat amat antusias, tak sabar dengan acara berikutnya yaitu melempar bunga. Ya, maksudnya mempelai wanita yang membalikkan tubuhnya kemudian melempar bunga. Ini adalah acara yang sangat di nanti-nantikan oleh para gadis kekaisaran Mosha.

“ahh bunganya datang! Bunganya datang!”

“hei, menyingkirlah! Bunga itu milikku!”

“huwaaa aku akan mendapatkanya!”

“berisik! Akulah yang akan mendapatkanya!”

Suasana kembali ramai ketika mempelai wanita melemparkan bunga mawar indahnya. Tidak ada satupun di antara para lady yang tak ikut memperebutkan bunga itu. tetapi sayang sekali, mereka tak berjodoh dengan bunga itu, karena kini bunga mawar merah itu telah jatuh ke tangan seorang gadis yang terlihat begitu cantik dengan balutan gaun  biru muda kesukaanya. Seketika semua orang menyingkir dari hadapanya.

“hahaha lihatlah, tampaknya kau memang harus segera menyusulku” ucap Greisy dengan gaun pengantinya yang tampak begitu mewah. Di sampingnya berdiri seorang pria tampan yang kini menjabat sebagai suaminya.

“sayang sekali aku tak berhasil menikahimu 6 yang tahun lalu” ucap Rafael yang tiba-tiba saja muncul sembari mengelus puncak kepala Violet.

“ah~! Kakak! Ku kira kau tak datang” ucap Greisy sembari bergelayut manja di lengan kekar milik Rafael.

“dasar bodoh, bagaimana mungkin aku tak datang di pernikahan adik semata wayangku hm? Ha…di pikir-pikir kau sangat jahat, kau  menikah lebih dulu dari pada diriku” ucap Rafael sembari menatap sinis adiknya yang kini tersenyum bak orang gila.

“hei, menjaulah dari tunangan ku!” ucap Axton yang baru saja tiba dengan beberapa prajurit yang ikut mengawal di belakang kanan dan kirinya. Tanpa banyak basa-basi, pria itu sontak membawa Violet ke dekapanya, memeluk gadis itu posesif sembari menatap Rafael sinis.

“kau seharusnya segera menikahi Violet, atau aku akan kembali menculiknya” ucap Rafael dengan senyuman jahilnya. walaupun Rafael mengatakan itu dengan nada menggoda yang kentara, tetapi tetap saja Axton merasa waspada. Ia menatap bengis Rafael yang kini tersenyum lebar sembari menaik turunkan alis tebalnya.

“cobalah, maka kepala jelekmu itu akan segera melayang” ucap Axton tajam, semakin mengeratkan pelukannya pada Violet yang sedari tadi hanya diam menyimak perbincangna mereka.

“lepaskan! Kau membuatku sesak!” ucap Violet sembari menepuk-nepuk dada bidang pria yang sedari tadi memeluknya. Ia menatap tajam pria itu sebelum berkata,

“jangan pernah berusaha membunuhnya, tak mudah untuk menyelamatkan mereka kau tahu?” tanya Violet dengan nada sinisnya. Mereka yang mendengar ucapanya seketika mengerutkan dahi masing bingung. tak mengerti akan maksud gadis itu.

Lain halnya dengan Rafael sontak tersenyum menang, kemudian menjulurkan lidahnya bermaksud mengejek Axton yang kini tampak jengkel, tetapi tak dapat melakukan apapun karena Violet sedari tadi menatap dirinya tajam.

Ya, 6 tahun yang lalu tepat sebelum Rafael dan Belinda meneguk semangkuk racun itu, Violet datang dan mencegah semuanya. Ia yang tiba-tiba saja datang dengan gaun tidurnya, tak lupa wajah yang terlihat begitu pucat membuat semua orang menatap khawatir padanya. Gadis itu meminta kepada kaisar untuk mengganti hukuman mereka berdua, yaitu dengan pengasingan di salah satu pulau berbahaya tak berpenghuni selama 5 tahun.

Ia tahu tindakan nya bodoh, tetapi ia tak ingin siapapun mati. ia tak ingin itu terjadi, selain memikirkan bagaimana nasib Greisy jika Rafael mati. Violet juga tak ingin perjuanganya menyelamatkan keluarga Dorothy dari kehancuran sia-sia.

ia bahkan menjadi tunangan atau mungkin sebentar lagi menjadi istri dari Axton, pria gila yang sangat ia hindari dulunya. Karena itu, ia tak ingin Rafael mati. lagi pula ia tahu, bahwa saat kejadian itu, pria yang menjabat sebagai mantan kekasihnya itu sama sekali tak berniat melukainya.

Maka dari itu kini Rafael masih dapat berdiri tegak di pernikahan sang adik. Karena Violet kembali menyelamatkanya. Violet juga tahu, bahwa kejadian 6 tahun silam adalah tindakan bodoh terakhir yang akan Rafael lakukan padanya. Ia dapat melihat mata pria itu yang kini menatapnya normal, tidak seperti dulu yang penuh akan obsesi belaka.

Bicara tentang Belinda, setelah hukuman pengasingan itu berakhir, kaisar kembali mengasingkan gadis itu ke sebuah kerajaan yang terletak jauh dari kekaisaran Mosha itu sendiri. Tetapi tak ada yang tahu, bahwa gadis bernama Belinda itu kini hanya tinggal nama akibat ulah kejam Axton.

Saat di perjalanan, Axton datang dengan topeng serta pakaian serba hitamnya. Tanpa basa-basi, pria itu langsung mengakhiri nyawa korbannya dengan menusukkan sebuah pedang tajam tepat pada kepala gadis itu. pria itu sangat hebat karena tak ada yang mengetahui bahwa Belinda telah mati di tanganya. Semua orang mengira gadis itu tengah hidup damai di sebuah desa yang tak di ketahui di mana letaknya.

“em…Iris, aku ingin meminta maaf karena dulu sempat mencurigaimu” ucap Violet sembari tersenyum hangat. Gadis itu benar-benar berharap Iris dapat memaafkannya.

“mencurigaiku?” tanya Iris bingung, gadis itu baru saja tiba di pernikahan megah yang di selenggarakan Greisy dan suaminya. Ia bahkan datang terlambat, kemudian setelah tiba Violet mendatanginya kemudian meminta maaf. Ia bahkan tak tahu apa kesalahan gadis itu padanya.

“baiklah, aku memaafkanmu. Walau aku tak tahu apa kesalahanmu. Tetapi ku harap kita dapat menjadi teman baik di masa depan” ucap Iris setelah lama terdiam. Violet tak dapat menahan senyum manis nya ketika mendengar ucapan yang di lontarkan oleh gadis di hadapannya. Jawaban yang sangat ia harapkan.

“tentu saja” ucap Violet, kemudian memeluk lembut Iris yang tampak linglung akan perlakuan tiba-tiba nya, tetapi sedetik kemudian gadis itu ikut membalas pelukanya. Membuat senyumanya semakin melebar. Orang-orang yang melihat mereka pun ikut tersenyum senang, walau tak tahu apa yang baru saja kedua gadis itu perbincangkan.
















-end-

YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang