chapter 26

2.8K 363 4
                                    

Happy Reading~!















#



















#





















#























#






























"kelihatanya hari ini semua orang sangat sibuk” ucapku sembari menatap keadaan sekitar. Kini aku sedang berjalan di lorong istana. Tak henti-hentinya kami berpapasan dengan para pelayan atau prajurit yang nampak begitu sibuk membawa barang-barang. Di ballroom istana pun telah di hias sedemikian rupa.

“tentu saja tuan putri, semua orang pasti sibuk untuk menyiapkan acara ulang tahun permaisuri Lilyana” ucap Serry yang tentu saja membuatku berhenti melangkah. Oh…ternyata hanya aku yang tak tahu berita ini. ha! salahkan saja Axton yang begitu kejam padaku. Bayangkan, pria itu mengurungku di kamar selama 3 hari berturut-turut hanya karena aku pergi meninggalkan istana selama 1 minggu. Aku bahkan sudah meminta izin pada permaisuri. Kenapa pria itu sangat mempersulit keadaan? Ha…menjengkelkan.

“kapan acaranya di selenggarakan?” tanyaku pada Serry yang berjalan tepat satu langkah di belakangku, begitu juga dengan Vivian yang sedari tadi hanya diam menyimak percakapan kami.

“acara akan di selenggarakan 1 minggu lagi tuan putri” jawab Serry. Aku hanya ber o riah saja sebagai tanggapanya.

“salam kepada yang mulia putra mahkota” ucap Serry dan Vivian bersamaan sembari membungkuk hormat. Langkah kami terpaksa terhenti karena berpapasan dengan pria gila yang mengurungku di kamar selama 3 hari ini. ha...aku bahkan sama sekali tak ingin repot-repot memberinya salam karena terlampau kesal ketika mengingat kejadian 3 hari lalu.

“tak memberi salam…dari mana sikap tak sopanmu itu hmm?” tanya Axton sembari mengelus pipiku lembut. Ha! drama norak apalagi ini?

“dasar gila hormat! Kau pikir setelah mengurungku 3 hari di kamar aku akan bersikap baik?! Ha! jangan harap!” ucapku dengan nada yang tak bersahabat. Aku bahkan menepis tanganya yang berada di pipiku. Haha aku pasti sudah gila. Tanpa menunggu respon pria itu, langsung saja aku berlari meninggalkanya. Mengabaikan teriakan cemas dari Serry yang takut aku terjatuh karena berlari. Persetanlah, yang penting kabur dulu.

🍁🍁🍁

“sayang, gaun mana yang cocok untuk ibu di acara nanti?” tanya permaisuri Lilyana sembari menggandeng lembut lenganku. Ya, saat ini kami tengah berada di salah satu toko butik ternama kekaisaran ini. aku tak mengerti kenapa permaisuri harus bersusah payah pergi, padahal beliau bisa saja menyuruh pemilik toko untuk datang ke istana.

Ha…jujur aku terbebani dengan ini. kami pergi dengan menggunakan kereta kuda terbaik berlapis emas. Puluhan atau bahkan ratusan prajurit dan pelayan yang ikut mengawal kami. Tentu saja hal itu sangat mencolok, seluruh perhatian berpusat pada kami sepanjang jalan. Setelah tiba di butik pun seluruh pegawai menyambut kedatangan kami. Wah…pergi bersama seorang permaisuri memang berbeda.

“ku rasa warna merah itu sangat cocok dengan mu bu” ucapku sembari menunjuk sebuah gaun indah berwarna merah delima.

“oh, benarkah? Karena itu adalah pilihan putriku, maka aku akan memilihnya” ucap permaisuri Lilyana sembari memberi kode pada salah satu pelayan pribadinya untuk membungkus gaun yang ku tunjuk. Ck, padahal tadi aku hanya asal-asal saja, tetapi permaisuri benar-benar memilihnya.

“sayang, apa kau juga ingin membeli gaun?” tanya permaisuri sembari tersenyum hangat. Aku menggeleng pelan sebelum menjawab pertanyaanya.

“tidak ibu. Gaun yang di hadiahkan oleh yang mulia putra mahkota bahkan sangat banyak. Aku belum mencoba semuanya. Beliau memberikan 2 lemari besar berisi gaun-gaun cantik” ucapku sembari tersenyum tipis.

“sungguh? Wah…ibu sempat terkejut mendengarnya. Tetapi ketika mengingat bahwa itu adalah kau maka ibu tak heran lagi” ucap permaisuri sembari tersenyum jahil. Aku hanya dapat tersenyum canggung menanggapi ucapanya.

“ibu dengar anak itu mengurungmu di kamar selama 3 hari?” tanya permaisuri setelah terdiam cukup lama.

“itu benar bu. Ia marah karena aku pergi keluar istana selama 1 minggu tanpa izin padanya” jawabku sembari mengipasi wajahku menggunakan tangan. Hawanya tiba-tiba terasa panas ketika membahas hal ini.

“hahaha lihatlah wajahmu itu. pipimu sangat merah. Ha…maafkan ibu karena tak datang membantumu waktu itu. Axton bahkan tak memperbolehkan siapapun untuk masuk ke paviliun naganya. Ck! Aku tak menyangka anak itu begitu posesif padamu” ucap permaisuri sembari menepuk pundakku. Mendengar ucapan di akhir kalimatnya, aku tak kuasa menahan ekspresi masam ku.

“salam kepada yang mulia permaisuri dan putri mahkota kekaisaran Mosha” ucap seorang gadis yang sangat ku kenali suaranya. Aku bahkan belum sempat membalas ucapan permaisuri dan dia tiba-tiba muncul? Ck! Mengapa rasanya dunia ini begitu sempit? Setiap aku pergi keluar, pasti selalu bertemu denganya. Ha! jangankan di luar, di istana saja aku sering bertemu denganya. Ya, dia adalah Iris. Tokoh yang kini tak jelas perannya apa.

“oh..lady Iris. Apa kabar?” tanyaku yang memang ku lakukan dengan sengaja karena merasa aura tak bersahabat yang berasal dari wanita paruh baya di sampingku. Siapa lagi jika bukan permaisuri Lilyana. ha! jika bukan karena itu, aku juga tak ingin bersikap ramah pada Iris. Ck, menyapa seseorang lebih dulu bukanlah gayaku.

“baik putri, bagaimana dengan anda sendiri?” tanya Iris sembari tersenyum ceria. Ekspresi sedih nya yang tadi timbul karena permaisuri bersikap dingin padanya entah hilang kemana.

“ba----“ ucapanku terhenti karena permaisuri memotong ucapanku dengan cepat.

“Violet, ayo kita pulang. Tiba-tiba ibu merasa tak enak badan” ucap permaisuri sembari menggandeng lenganku.

“yang mulia, apa anda baik-baik saja?” tanya Iris seraya berusaha menyentuh lengan permaisuri, tetapi dengan cepat wanita paruh baya ini menepisnya dengan ekspresi dingin.

“jangan menyentuhku. Menantuku bisa melakukanya, lady” ucap permaisuri sembari menarik lenganku pergi meninggalkan toko butik itu. entah mengapa aku sama sekali tak dapat bersikap simpati atau kasihan pada Iris. Padahal sudah tahu permaisuri tak menyukainya, tetapi masih saja datang mendekat. Ha…

“kembali ke istana” perintah permaisuri pada paman kusir ketika kami telah sampai di kereta kuda. Ekspresinya sangat tak bersahabat. Entah apa salah Iris, tetapi permaisuri sangat tak menyukainya.

Violet POV off

🍁🍁🍁

Author POV on

Sementara di tempat lain,

“kapan kau akan melakukanya?” tanya seorang gadis sembari menyesap tehnya anggun. Menatap lurus pada seorang pria tampan di hadapanya.

“saat pesta ulang tahun permaisuri di adakan” jawab pria itu sembari tersenyum devil.

“ha…aku sungguh tak sabar menantikanya” ucap sang gadis sembari tersenyum miring.

“bukan hanya kau, aku pun begitu” ucap pria tampan itu sembari menyugar rambutnya ke belakang.

YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang