chapter 6

5.8K 578 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#






















#























#























#


















Tak tahu telah berapa banyak air yang keluar dari mata ini. sebenarnya aku juga lelah menangis, tapi entah mengapa aku tak bisa berhenti. Ini sebenarnya adalah kebiasaan ku di kehidupan sebelumnya. Jika aku menangis, maka aku akan sangat sulit untuk menyudahinya kalau tak ada seseorang yang menenangkan ku. Tapi sekarang aku Menangis dalam diam di dalam kamar mewah ini, tak kan ada orang yang bersedia memelukku, menyalurkan ketenangan.

Pernah sekali, aku menangis karena ibu memukul ku atas apa yang tak pernah aku lakukan, tentu saja aku yang kalah itu masih kecil tak kuasa menahan tangis. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku lelah, aku ingin berhenti menangis, aku berharap ibu ku itu akan datang menenangkan ku sembari memberikan pelukan hangat nya. Tetapi semua itu hanyalah angan-angan ku saja...jangankan memeluk, bahkan menatapku saja beliau tak sudi.

Aku yang kelelahan menangis akhirnya jatuh pingsan. Tak ada yang perduli, dan kebiasaan itu terus berlanjut hingga aku tumbuh dewasa.  Sial, aku ingin berhenti menangis, tapi entah mengapa hati ku menolak untuk berhenti, sementara tubuhku sudah tak tahan lagi. aku tahu, sebentar lagi kesadaran ku akan hilang. Aku berharap tak akan ada yang menyadari bahwa aku pingsan nantinya, karena itu hanya akan membuatku semakin kesulitan.

🍁🍁🍁

Suasana canggung memenuhi ruangan ini. aku yang tak tahu harus melakukan apa alhasil hanya dapat terduduk manis sembari menikmati berbagai camilan yang di berikan oleh kepala koki mansion. Wah...rasanya memang tiada tara.  Di kehidupan sebelumnya aku memang sangat jarang menikmati makanan lezat seperti ini.

“ekhem!” suara deheman duke. Aku yang mendengarnya tentu saja langsung menghentikan kegiatan ku itu dengan tak rela. Dengan ekspresi tanpa minat andalanku, ku tatap duke yang juga sedang menatapku dengan hangat. Aku lupa…bukan padaku, melainkan pada tubuh yang ku tempati ini. putri kesayanganya.

“Violet...ayah tak tahu sebenarnya masalah berat apa yang kau hadapi. Maafkan ayah…ayah tak becus merawatmu, hingga kau mencoba untuk bunuh diri” ucap duke sembari menatapku senduh. Baru saja aku ingin membuka mulutku, menjawab ucapanya yang tentu saja tak benar.  Menurut ingatan yang ku dapatkan, duke sangat menyayangi pemilik tubuh ini dengan sepenuh hati. Selalu memenuhi keinginan serta kebutuhanya. Lagi pula, yang ingin bunuh diri itu adalah aku, bukan Violet anaknya.

“Violet…ayah mohon…jangan tinggalkan ayah. Sungguh, jika kau menghilang dari dunia ini, maka ayah akan menyusul mu. Ayah benar-benar tak bisa hidup tanpa putri kesayangan ayah. Untung saja putra sulung dari Marquiss Dorothy menyelamatkanmu…jika tidak, ayah mungkin telah gila sekarang” lanjut duke panjang lebar. Ohh...jangan lupakan mata nya yang memerah itu dan sial nya mata ku ikut memanas. Sungguh, bertapa beruntungnya dirimu Violet...Memiliki ayah yang sangat menyayangi dan mencintaimu.
Tanpa sadar aku menitikkan air mata.

Ya, ini juga memang salah satu kelemahan ku. Sedari dulu, aku paling tak bisa melihat orang lain menangis, apalagi itu adalah orang yang lebih tua. Dan ku rasa ini juga merupakan perasaan yang di timbulkan oleh sang pemilik tubuh. Walau begitu, bukan itu saja yang menjadi alasan ku menangis. Mendengar ucapan terakhir dari duke, membuat ingatan itu kembali terputar di kepalaku. sial, aku ingin melupakanya, tetapi kini semuanya berakhir sia-sia.

Fakta mengejutkan yang membuat ku kaget setengah mati, tetapi tak dapat di pungkiri bahwa aku merasa senang. Aku merasa bahagia karena di berikan kesempatan untuk kembali bertemu denganya. Menebus kesalahanku di masa lalu. aku tak akan memberitahu nya bahwa aku adalah Lesya, sih gadis egois yang selalu menyakitinya di masa lalu, aku takut…aku takut dia akan pergi dan membenciku. Aku tak ingin semua itu terjadi.
Air mata terus menetes dari pelupuk mataku. Tanganku bergetar. Perasaan ku bercampur aduk antara senang dan sedih. Aku bahkan mengabaikan keadaan di sekitarku.

“Violet?” panggil duke membuat ku sedikit tersentak kaget. Segera ku hapus air mata ku, terlihat duke menatap ku khawatir.

“a—ayah…percayalah, semua yang ku lakukan kemarin bukanlah kesalahan ayah. Selama ini ayah telah menjadi sosok ayah terbaik di dunia ini. Dan maaf…aku berjanji tak akan mengulangi hal bodoh itu lagi” ucapku sembari menatap lantai marmer mengkilap itu dengan gugup. Aku belum terbiasa memanggil duke dengan embel-embel ‘ayah’. Selain itu, aku tak berani menatap wajah duke. Tetapi sebuah pelukan hangat berhasil membuat ku menegang untuk beberapa saat. Ternyata duke memelukku erat.

“ayah sangat menyayangimu…jadi ayah mohon, jangan pernah pergi” gumam duke sembari mengecup puncak kepalaku lembut, sarat akan kasih sayang. Sungguh...aku benar-benar terharu, walau aku tahu sebenarnya itu bukan di tujukan untukku. karena itu aku hanya diam, tak membalas ucapanya. Cukup lama duke memelukku.

“ayah telah mengirim surat ke kediaman Marquiss Dorothy. Ayah harap besok kau bersedia untuk berkunjung ke kediaman mereka. Mengucapkan terima kasih secara langsung kepada putra sulung Marquiss, Rafael Dorothy” ucap duke dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajah rupawan nya. meski telah termakan umur, ketampanan nya tak ikut memudar.

“tentu saja ayah” ucap ku berusaha sekuat tenaga untuk membalas senyuman nya. tentu saja aku menyetujuinya, karena mulai sekarang aku akan mengubah semuanya. Tak kan ku biarkan dia kembali merasakan kesengsaraan. Aku telah memutuskan, aku akan mengalamatkan antagonis wania. Mencegah kehancuran yang akan menimpa keluarga mereka.

Tentu saja mulai sekarang aku tak akan melakukan hal-hal bodoh dengan berusaha mengakhiri hidupku sendiri, karena kini aku telah memiliki tujuan.

Tandain ya kalo ada typonya~!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tandain ya kalo ada typonya~!

YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang